Kamis, 24 Januari 2008

Kurangnya Ketersediaan Air Bersih Akibat Pencemaran Teluk Kendari

Ketersediaan Sumber Air Baku

Air baku yang mensuplai kebutuhan manusia terdiri dari air tanah dalam atau Artesis dan air tanah permukaan atau Preatis. Artesis diperoleh hasil pemboran dari sumber lapisan tanah kedap air sedangkan air permukaan diperoleh dari peresapan atau evaporasi pada lapisan tanah seperti laut, sungai, danau, waduk dan sumur. Persedian air di bumi tidak terbatas karena terjadi pada daur atau sirkulasi tetap mulai penguapan karena penyinaran membentuk kondensasi atau awan kemudian turun hujan didaratan bahkan sampai pegunungan. Air hujan sebagian mengalir kepermukaan menjadi banjir, dan meresap menjadi mata air sungai atau danau kemudian mengalir menuju kelaut akhirnya menguap kembali dan seterusnya(Daur Hidrology).

Air baku dapat dimanfaatkan langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan manusia sehari-hari seperti sumber pengairan, sumber energi, sumber air minum dan sebagainya. Kondisi air baku setiap daerah/ wilayah berbeda-beda, hal tersebut dipengaruhi kondisi lingkungan setempat yaitu pada daerah orsinil dan tingkat kepadatan penduduk rendah akan mendapatkan air bersih sedangkan untuk wilayah tingkat kepadatnnya tinggi seperti diperkotaan kadar air sudah terkontaminasi dengan lingkungan tercemar sehingga sulit untuk mendapatkan air bersih. Ketersediaan air baku perlu dipertahankan sehingga tidak sulit mendapatkannya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mempertahankan fungsi hidrologis hutan sebagai penampung air sehingga debit air tidak berkurang dan menjaga air permukaan agar tidak tercemar.

Kebutuhan air untuk konsumsi dari air baku dilakukan secara manual dan sistim perpipaan langsung dinikmati oleh masyarakat atau pompanisasi. Kebutuhan air besih dan sehat dari air baku dilakukan dengan cara pemanasan, filterisasi dan ultra violet menggunakan teknologi. Air bersih belum tentu sehat dan dapat dikonsumsi sebagaimana mestinya, namun air yang dikonsumsi haruslah air bersih.

Timbulnya Pencemaran Air

Sejak dahulu kala orang cenderung kurang peduli terhadap timbulnya pencemaran air khususnya pada daerah dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Faktor utama penyebab pencemaran air adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk melestarikan lingkungan perairan seperti membuang sampah atau kotoran, limbah pabrik dan bahan kimia lainnya ke sungai, danau dan laut, dengan tidak terkendali kendatipun telah ada dengan aturan undang-undang, Peraturan Pemeritah dan Peraturan daerah.

Air merupakan kebutuhan pokok masyarakat atau rumah tangga baik untuk penyangga unsur produksi pabrikan, irigasi atau pengairan, usaha perikanan laut dan darat maupun dikonsumsi langsung seperti kebutuhan makanan dan minuman.

Sampah dan bahan kimia meresap dalam tanah kemudian merembes ke sungai atau danau menghanyutkan bahan material yang tercemar dan bakteri sehingga mengurangi kandungan oksigen disedap langsung oleh biota seperti ikan dan tumbuhan air sehingga menjadi mati. Ada pula air yang tercemar merembes ke dalam sumur galian sehingga air dikandungnya turut tercemar.

Air yang telah tercemar dijadikan sumber konsumsi masyarakat setiap hari dan anjuran memperbanyak minum air merasut kedalam tubuh berkontaminasi dengan organ tubuh vital, darah dan sebagainya mengakibatkan akumulasi zat-zat yang tidak terpakai menjadi salah satu penyebab timbulnya penyakit.

Sistem pembuangan air riol ke sungai dapat meningkatkan jumlah bahan-bahan yang tidak dapat diurai oleh bakteri (jenis tak membusuk atau non bio degradable) diantaranya racun khususnya senyawa sianid atau mineral seperti air rasa dan timah hitam. Sampah organis yang membusuk atau biodegradable dapat mengurangi persediaan oksigen yang larut disungai-sungai.

Kadar oksigen berkurang bahkan habis untuk keperlukan biota air sehingga sungai atau laut kehilangan fungsinya sebagai salah satu sumber kehidupan manusia okehnya perlu dilestarikan.

Proses pembusukkan sampah oleh bakteri masih terdapat residu dapat membentuk molekul-molekul sederhana yang mengandung unsur kalium, fosfor, nitrogen, dan lain-lain. Jika masuk ke dalam air, kehidupan air ekwivalen menyebabkan bakteri dan ganggang berkembang cepat. Hal tersebut dapat menghabiskan persediaan oksigen sehingga bakteri lain seperti anaerob menggarap sisa sampah tersebut akibatnya menimbulkan gas busuk seperti hydrogen sulfida.

Pengembangan industri perkotaan diperhadapkan dengan penanganan masalah pencemaran air baku yang lebih serius sehingga perlunya dibarengi usaha untuk mendapatkan air bersih dan sehat sebagai bahan konsumsi masyarakat. Dengan fenomena tersebut timbul upaya dari pemerintah atau lembaga lain melestarikan sumber-sumber persediaan air dengan pendidikan kesadaran lingkungan untuk menanamkan sikap peduli lingkungan, reboisasi atau penghijauan, dan pola hidup sehat sehingga air konsumsi kebutuhan manusia tersedia optimal.

Penyediaan Air Bersih dan Sehat

Air bersih untuk konsumsi langsung masyarakat bersumber dari air permukaan dan air tanah dalam adalah tidak tercemar dari bahan kimia dan biota sehingga layak untuk kesehatan. Air yang telah tercemar terlebih dahulu dimurnikan baik secara manual maupun menggunkan tehnologi.

Menurut Prof. Dr. Ir. Otto Soemarwoto ada tiga cara pemurnian air yang dapat mengurangi tingkat pencemaran yaitu :

- Pemurnian primer caranya sangat sederhana, mudah dan murah biayanya yaitu sampah yang terbawa air disaring untuk memisahkan kresiknya dan membuang busanya. Residunya dibiarkan masuk ke dalam tangki endapan menjadi lumpur. Proses tersebut menghasilkan sekurang-kurangnya 50 % sampah yang mempunyai potensi menyaring oksigen.

- Pemurnian sekunder yaitu menggunakan bantuan oksigen dan bakteri di dalam lumpur riol yaitu menyaring sampah organic dan mengisap oksigen dalam air sehingga membiaknya ganggang dan bakteri. Kekurangan pemurnian sekunder adalah meninggalkan unsur kimia tidak produktif di dalam air, unsur nitrogen dan fosfor makin meningkat. Lewat instalansi pemurnian sekunder, zat-zat kimia itu cenderung muncul kembali dalam bentuk yang lebih lezat dan lebih mudah dicerna oleh ganggang dan bakteri.

- Pemurnian tertier telah menerapkan teknologi canggih yang dapat menyaring pencemaran lebih dari 95 % sehingga kemurnian airnya memenuhi standar air bersih. Dengan pemurnian melalui tehnologi tersebut sangat efektif, namum biaya sangat mahal salah satu tehnologi yang diterapkan adalah Sistim Reverse Osmosis (RO).

Proses RO melelui Elektrolisis metoda FDA (Food and Drug Administration) dari Biro Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat yang paling efektif untuk menguji kualitas air dan hasilnya menunjukkan adanya hubungan antara air yang tercemar terhadap kesehatan tubuh. Sistim RO mempunyai filter sediment ukuran 5 micron untuk menyaring (karet, pasir, lumut, Lumpur, kapur dan kotoran-kotoran), filter karbon menyaring (bahan-bahan organic bau, rasa, klorin, detergen dan baja kimia), filter sediment ukuran 1 micron, filter membran RO untuk menyaring (karbon, bakteri, virus, racun, logam berat dan ion logam) dan post karbon menyerap (bau, mengembalikan rasa dan menjamin rasa air).

Air baku dapat bersumber dari air permukaan (preatis) dan tanah dalam (artesis) yang sebelumnya diukur dengan PPM atau tingkat pencemaran sampai 1.000. Proses RO menghasilkan air jadi dengan PPM dari 003 – 015 untuk penyembuhan penyakit, 015-030 untuk layak dikonsumsi dan lebih dari 030 sudah kurang layak dan telah dapat memicu timbulnya keluhan. Mekanisme Sistim RO terlampir.

Usaha pengelolaan air bersih dan sehat telah banyak berkembang dalam masyarakat adalah proses UV (Ultra Violet) dengan tingkat PPM bervariasi mulai dari 100-300 pada kondisi tidak layak sehat sehingga apabila dikonsumsi harian bukan menjadi sehat alan tetapi segala gangguan tubuh atau keluhan timbul.

Pemerintah Rebulik Indonesia mengeluarkan Kepmenkes No 907/Menkes /SK/VII/2002 tentang Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Syarat air minum adalah bebas dari bahan-bahan anorganik dan organik. Dengan kata lain kualitas air minum harus bebas bakteri, zat kimia, racun, limbah berbahaya dan lain sebagainya, parameter kualitas air minum yang berhubungan langsung dengan kesehatan sesuai Permenkes tersebut adalah berhubungan dengan mikrobiologi, seperti bakteri E.Coli dan total koliform. Yang berhubungan dengan kimia organik berupa arsenik, flourida, kromium, kadmium, nitrit, sianida dan selenium. Sedangkan parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan, antara lain berupa bau, warna, jumlah zat padat terlarut (TDS), kekeruhan, rasa, dan suhu. Untuk parameter kimiawi berupa aluminium, besi, khlorida, mangan, pH, seng, sulfat, tembaga, sisa khlor dan amonia. Pencemaran air di kawasan kota-kota besar di Indonesia sangat besar dengan standar nilai yg telah di tentukan.

Dalam upaya menuju Indonesia sehat kebijaksanaan pemerintah tersebut perlu disosialisasi kepada kesuruh lapisan masyarakat melalui peran insitusi yang peduli terhadap kesehatan masyarakat dan mendorong setiap usaha pengelolaan air minum lebih serius dan bertanggung jawab mempertahankan kualitas air minum. Dengan terwujudnya koordinasi dan kerjasama yang baik pada semua pihak untuk menanamkam kepedulian terhadap pencemaran air merupakan akses yang besar pada gerakan menuju Indonesia sehat tahun 2010.

Konsepsi Kesehatan menurut WHO adalah suatu keadaan dimana kondisi fisik, mental dan social adalah baik, dan tidak hanya tergantung pada kebebasan penyakit dan kelemahan tubuh. Sehat merupakan kondisi adalah berfungsi optimalnya dari seluruh system jaringan tubuh yaitu pikiran, organ, kelenjar dan jaringan. tergantung dari kualitas makanan dan minuman yang kita konsumsi. Apabila kosentrasi makanan dan minuman tidak berimbang dengan kondisi tubuh, maka timbullah penyimpangan yaitu kurang optimalnya metabolisme sel, infeksi yang menyebabkan kondisi abnormal itulah yang disebut penyakit.

Pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia seiring dengan tidak keseimbangan konsentrasi dalam tubuh dan bertambahnya usia, bekerja tanpa istirahat akan terakumulasi menjadi keletihan dan akan kehilangan kandungan air sehingga keseimbangan cairan tubuh akan terganggu. Selain itu stress mental akibat beban kerja berlebih, dosis obat berlebih, radiasi, kontaminasi bahan-bahan kimia, alkohol, kurang beraktifitas dan gaya hidup moderen akan mempengaruhi dan merusak air dalam cairan sel tubuh merupakan proses penuaan dan pemicu timbulnya penyakit.

Upaya perbaikan sarana dan prasarana air bersih dan sanitasi tak lepas dari kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dalam lingkungan pemukiman yang sehat, kiranya dapat menjadi salah satu faktor penggerak dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Pembangunan pemukiman harus dibarengi dengan mantapnya pembangunan prasarana lingkungan pemukiman untuk menjamin terciptanya lingkungan pemukiman yang sehat. Dalam hal pembangunan prasarana air bersih, pencapaian cakupan pelayanan air bersih masih dikatakan jauh dari target nasional.

Demikian pula dengan penyediaan air bersih pedesaan, cakupan pelayanannya masih belum dapat menjangkau pedesaan miskin dan rawan air. Permasalahan kesehatan lingkungan yang diakibatkan kurangnya cakupan air bersih, terutama di desa-desa miskin dan rawan air, semakin memburuk.

Terkadang, penyediaan air bersih relatif susah didapatkan, baik ditinjau dari struktur geografisnya, maupun morfologinya. Kondisi tersebut diperparah dengan semakin tingginya tingkat pencemaran air tanah dan air permukaan. Sehingga secara fisik, kimiawi, maupun bakteriologis, kandungan air tanah dan air permukaan harus diolah terlebih dahulu agar layak minum.

Upaya untuk membuka akses terhadap ketersediaan air bersih bagi wilayah yang tak terjangkau, perlu dilakukan dengan memanfaatkan semua potensi yang ada pada pemerintahan dan masyarakat. Namun demikian, pembangunan system air bersih melalui system perpipaan sangatlah mahal, terutama dalam investasi jaringan perpipaan.

Salah satu konsep yang sedang dirintis adalah membangun prasarana air bersih nonperpipaan skala regional yang dapat meningkatkan akses pelayanan yang lebih luas, dengan melibatkan masyarakat dan LSM dalam pendistribusiannya.

Diharapkan dengan konsep ini, mengupayakan membangun Instalansi Pengolahan Air/Water Treatment Plant (IPA/WTP) dan reservoir-reservoir air bersih yang penempatannya dapat menjangkau sasaran masyarakat miskin dan rawan air. Air bersih kemudian didistribusikan melalui kerjasama dengan kelompok usaha masyarakat kepada konsumen yang membutuhkan melalui kemasan jerigen atau galon dengan harga yang diupayakan terjangkau.

Kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan masih rendah, sehingga sungai salah satu sumber daya alam rentan tercemar. Di daerah pedesaan pun masyarakat mengalami krisis air layak untuk minum. Penggunaan pestisida berlebihan mencemari air di persawahan yang kemudian mengalir ke sungai dan dimanfaatkan masyarakat untuk kehidupan sehari-hari. Tidak sedikit masyarakat desa mencuci dengan deterjen di pinggir kali. Demikian juga masyarakat pesisir kesulitan mencari air tawar. Akibatnya, mereka menggunakan air laut dengan kadar garam tinggi. Sementara itu, teknologi pengolahan air minum yang digunakan PDAM masih tertinggal. Dalam mengolah air baku menjadi air layak minum teknologi yang digunakan PDAM hanya menghilangkan bakteri E. Coli dan besi. Sedangkan kandungan karsinogen tidak pernah dilakukan.

Karena banyaknya zat organik dan nonorganik di dalam air baku, maka PDAM akan memberikan khlor ke dalam air sebagai disinfektan. Jumlah yang diberikan cukup banyak karena disesuaikan dengan jumlah zat organik yang terkandung di air. Dosis khlor cukup besar itu, bisa bereaksi dengan senyawa lain menjadi khloroform, khlorofenol, dan sebagainya. Selama ini PDAM tidak pernah menganalisa senyawa-senyawa baru akibat pemberian khlor secara berlebihan itu. Padahal, efeknya bisa memunculkan radikal bebas. Jadi, munculnya penyakit-penyakit itu sebetulnya disebabkan oleh buruknya kualitas air minum. Bahkan lanjutnya, unsur besi, deterjen, dan polutan lainnya masih dijumpai pada air meskipun penampakannya bening dan bersih.

Kontaminasi air minum yang dipasok untuk keperluan masyarakat umum dapat terjadi akibat limbah industri, limbah domestik, limbah bahan berbahaya dan beracun, korosi dari pemipaan dan juga akibat hasil samping dari proses disinfeksi dengan senyawa khlor. Proses kontaminasi dapat terjadi mulai dari sumber air baku, selama proses pengolahan ataupun pada pipa distribusinya. Oleh sebab itu, penduduk Indonesia sampai sekarang pun masih sulit terbebas dari penyakit diare, kolera, disentri hingga tifus. Sebab, penyakit tersebut berhubungan dengan air (waterborne deseases).

Hubungan antara kualitas kesehatan masyarakat dengan air bersih yang dikonsumsi saling terkait. Selain diare, tifus, kolera maupun disentri, penyakit lain yang banyak dijumpai adalah hepatitis A dan poliomelistis anterior akut.

Oleh karenanya perlu di tekankan pentingnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya zat kimia di dalam air minum. Banyak dijumpai masyarakat mengalami keracunan air minum karena adanya senyawa kimia dalam air minum melebihi ambang batas konsentrasi yang diizinkan. Sebetulnya senyawa kimia bisa secara alamiah maupun akibat kegiatan manusia mencemari air minum. Beberapa zat kimia yang bersifat racun terhadap tubuh manusia adalah logam berat, pestisida, senyawa polutan hidrokarbon, zat-zat radio aktif alami atau buatan dan sebagainya. Sebagai contoh adalah nitrat yang biasa ditemukan dalam kegiatan pertanian. Pencemaran nitrat disebabkan air limbah pertanian mengandung senyawa nitrat akibat penggunaan pupuk nitrogen (urea). Senyawa nitrat dalam air minum dalam jumlah besar menyebabkan methaemoglobinameia. Penyakit ini adalah kondisi hemoglobin di dalam darah berubah menjadi methaemoglobin, sehingga darah kekurangan oksigen. Flourida (F) adalah senyawa kimia yang alami pada air di berbagai konsentrasi. Pada konsentrasi kecil sekitar 1,5 mg/l akan bermanfaat pada kesehatan gigi. Apabila konsentrasi tinggi (lebih dari 2 mg/l) menyebabkan kerusakan gigi (gigi bercak-bercak). ''Bila lebih besar lagi 3-6 mg/l menyebabkan kerusakan pada tulang. Dosis flourida di dalam air minum maksimal 0,8 mg/l.'' Unsur berbahaya lainnya adalah air raksa (merkurium, Hg) adalah logam berat berunsur racun terhadap tubuh. Limbah merkurium akibat industri pernah menimbulkan korban jiwa pada kasus Minamata Jepang, 1950. Air minum pun tidak boleh tercemar kadmium (Cd). Air minum biasanya mengandung Cd dengan konsentrasi 1 ug atau kadang-kadang mencapai 5 ug. WHO telah mengeluarkan rekomendasi kadar Cd dalam air minum sebesar 0,01 mg/l sedangkan Peraturan Pemerintah No 20/1990 kadar maksimum Cd dalam air minum sebesar 0,005 mg/l. Zat racun lainnya dalam Selenium yang biasa ditemukan di daerah seleniferous (tadah hujan). Di daerah semacam itu kandungan selenium dalam air tanah (sumur) ataupun permukaan bisa tinggi. WHO menetapkan kadar selenium pada air minum sebesar 0,01 mg/l sedangkan Peraturan Pemerintah No 20/1990 merekomendasikan kadar selenium yang diperbolehkan 0,01 mg/l. (Nda/V-Sumber: Media Indonesia Online (22/3/05).



Cowok Tukang Gosip

Assalamu ‘alaikum wr.wb….

Wah..wah…wah.. ada yang mo complain dengan judul di atas? Tenang dulu, ini tak sejelek dugaan kamu-kamu kok!!.... Pernah melihat ada kumpulan cowok yang sedang gossip? Hehehe….

Gimana siy kalo cowok lagi gossip Alias ngerumpi? Apa serunya seperti yang di gosipkan kaum hawa? Ato mungkin lebih parah lagi?

Apa mereka juga punya teman curhat? Apaan aja siy yang mereka gosipkan?

Nah... kalo cewek yang ngerumpi siy.. itu mah biasa, tapi kalau cowok ngerumpi? Kayaknya kudu di telususrin tuh!! Bukannya apa-apa choy!!! Kegiatan ngerumpi tuh selalu di identikkan dengan kaum hawa. Kesannya, cewek tuh bawel, sok-sok manja gitu..deh!!!! trus doyan ngegrup bin ngegosip. Sedangkan kaum adam tuh identik banget ama yang namanya aktifitas yang menantang, ya.. seperti berorganisasi, dsb. Padahal sang adam tuh mempunyai potensi dan kebiasaan ngerumpi. Cowok juga suka ama yang namanya ngegrup bin ngegosip.

Jangan dikira cowok ga’ anti curhat. Di balik jenggotnya yang lebat, ato badannya yang tegap, cowok butuh juga kaleee teman berbagi cerita, dalam suka ataupun dalam duka.. ceileeeeehhhhh......

Sebenarnya siy... kebiasaan para cowok ngerumpi udah ada dari zaman louis pasteus. Biasanya neeh.. kalo kaum cowok lagi ngumpul di warkop + makan pisgor (red pisang goreng), dah mulai saling cerita. Hanya saja, kebiasaan ngobrol memang lebih sering dilakukan oleh kaum adam. Eh... salah, kaum hawa maksudnya!!..

Tau ga’? Kata bu dokter tetangga saya!!!!

Kenapa cewek lebih dominan sering ngegrup PLUS ngerumpi di banding cowok? Karena di sebabkan kerja otak cewek dan cowok tuh emang beda. Buktinya!! Berkat teknologi yang canggih, kini manusia udah bisa ngelakuin yang namanya ”brain maping” alias pemetaan otak. Nah.. dari situ-lah di ketahui, kalo otak kanan dan kiri manusia tersambung dengan sekumpulan saraf kecil yang disebut corpus colossum.

Nachhh.... usut demi usut.... ternyata ukuran corpus colossumnya si cowok 25% lebih kecil di bandingkan punyanya si cewek, AND kaum cowok mengolah bahasa hanya di otak sebelah kirinya saja, sedangkan para cewek they used 6-7 daerah korteks di kedua belahan otaknya untuk ngolah bahasa. Menurut pakar otak, inilah yang menyebabkan cowok lebih sedikit memainkan perasaan ato pikiran yang berhubungan dengan kata-kata. Bukan berarti cowok buta hati-kan??? Hehehehe....

So, meskipun hobi ngerumpi, tapi kegiatan itu tidak sebanyak yang di lakukan oleh para cewek. Ada neeh yang bilang....... kalo cowok berdua pastinya main catur, bertiga main remi, berempat main joker. Tapi kalo cewek, mau berdua kek, bertiga atau berempat, pastinya........... NGERUMPI..

Hayo!!!!!!!!!!!............ Ngaku????????????????

By the way, anyway, on the way, busway, sehat ga siy kalau punya hobi ngerumpi?

Sehat aja lagi kalau di lakukan sambil lari pagi ato fitness,,,eheheheheehe...

Menurut penelitian modern!! Ngerumpi adalah obat stress yang ampuh. Saat ngobrol, manusia bisa saling berbagi cerita dan meminta dukungan dari temen-temennya. Bahkan bisa jadi kalo obrolan itu merupakan solusi buat masalah yang lagi tenar di otaknya kamu dan friends kamu. Ciehhhhhh....... Pahlawan bertopeng /\_/\......

Walaupun salah satu hobi dari umat manusia itu tuh ”ngerumpi”, tapi sebagai umat beragama kita mesti ingat bahwasanya ngerumpi ato curhat tuh asalnya MUBAH. Ingat!!!! Tetapi ia juga bisa menjadi amal yang baik kalau dari rumpian tersebut menjadi ajang ngasih solusi bwt sodara kita yang lagi di rundung derita. Trus Our prophet Muhammad saw sayd ”bahwa salah satu hak muslim atas muslim ada enam, di antaranya adalah memberikan nasehat jika saudaranya membutuhkan”...

Bukannya itu salah satu manfaat persaudaraan seiman? Benar-kan?????

By the way neeeehhhh...... Ngerumpi tuh boleh aja lageee bagi kamu-kamu yang sexnya cowok, ga usah ngerasa tabu untuk berbagi cerita dengan orang lain dehhh.. apalagi JAIM. Boleh jadi loh dari rumpian itu berkembang ide-ide jitu buat kuliah ato kerja. Bukannya ga menutup kemungkinan juga, dari rumpian sederhana ada solusi bwt problematika hidup.

So............................

SELAMAT NGERUMPI !!!!!!!!!!

wAssalam...

Minggu, 20 Januari 2008

Kerang Rebus dan Sebutir Mutiara



Sebutir pasir masuk ke dalam tubuh kerang yang masih belia. Kerang nan belia itu mengerang, merasakan sakit yang luar biasa. Rintihan dan linangan air mata kerang tak mampu menghentikan rasa sakit itu. Butiran pasir bagaikan sembilu yang menusuk dan melukai tubuh kerang, terasa pedih, perih, dan ngilu tiada terperi. Dia berteriak “bunda,,,,, sakit,,,,,”.
Sang ibu kerang hanya mampu berharap, “sabar anakku… sabar…., kuatkan hatimu…kita tidak di karuniai oleh Yang Maha Kuasa untuk menolak rasa sakit itu…”.
Si kerang muda hampir putus asa menghadapi sakit yang luar biasa itu. Namun dengan penuh kesabaran dia menahan rasa sakit itu. Air mata, dteriakan dan rengekan kerang belia tak juga mengeluarkan pasir dari tubuh sang kerang.
Waktu terus berlalu, dan lama kelamaan sang kerang sudah tidak merasakan sakit karena butiran pasir itu. Subhanallah, butiran pasir itu telah berubah bentuk menjadi sebutir mutiara nan indah.


Dengan segala jerih payah dan kesabaran yang luar biasa kerang itu telah mampu mengubah sebutir mutiara. Begitulah proses terjadinya mutiara di belantara lautan.
Kesabaran seekor kerang menghadapi rasa sakit itu telah menghasilkan sebuah mutiara yang nilainya ribuan kali di bandingkan dengan kerang yang di jual di bawah tenda yang berlukiskan ”SEDIA KERANG REBUS”. Bila mutiara yang di jual mahal dan di kenakan oleh orang-orang yang status sosialnya tinggi maka kerang biasa yang tidak dimasukki butiran pasir di jual dengan murah di empeeran jalan.


Jika kita ingin menjadi mutiara di masa yang akan datang, seyogyanya harus sabar dan terbiasa menghadapi beribu macam cobaan. Bagi kita selaku generasi muda bangsa yang enggan menerima cobaan dan menerima rasa sakit, maka di masa yang akan datang kita akan menjadi seperti kerang rebus yang nilainya sungguh sangat murah.

Coba simak perjalanan hidup orang-orang besar dan sukses dunia. Dari zamannya nabi Adam mpe abad milennium pasti kamu menemukan sejarah kehidupan yang penuh dengan cobaan dan rasa sakit sebagaimana sebutir pasir yang masuk ke dalam tubuh kerang.
Rasa sakit, perih, sakit hati, kekecewaan dan kesedihan bukanlah sesuatu yang kita cari. Jalan terbaik yang harus kita pilih bila suatu saat hak itu menimpa kita adalah seperti halnya sikap sang kerang belia, hadapi kenyataan dan tahan rasa sakit itu dengan penuh kesabaran. Pilihan ada pada diri kita, apakah kita bisa menjadi sebutir mutiara yang harganya bisa mencapai jutaan rupiah atau hanya sekedar menjadi kerang rebus yang di jual dengan harga enam ribuan per porsinya. Bila kita bercermin saat ini, sebutan apa yang pantas buat kita ; Kerang srebus atau sebutir mutiara?

Jumat, 18 Januari 2008

Pagere-gere's syndrom



Syndrom pagere-gere lagi mewabah di kota Kendari. Entahlah apa yang mempelopori hingga berkembangnya berita itu. Apakah hanya berita burung? Ato memang faktanya ada?

Taukah anda apa itu pagere-gere? Siapa siy dia? Bagaimna wujudnya? Dan mengapa sampai di katakan sebagai pagere-gere? Kontribusi yang di berikan pagere-gere ke masyarakat itu seperti apa? Sampai begitu tenarnya dia di Kendari.

Pagere-gere berasal dari kata “gere” yang artinya potong, di tambahkan imbuhan ‘pa’ yang artinya tukang. Jadi “pagere-gere” artinya tukang potong-potong. Siapa yang di potong?

Simakyuk!!!!!!!!!

Berdasarkan analisis epidemiologinya.. pagere-gere adalah tukang potong-potong. Masalahnya siapa yang di potong?

Santer berita yang meluas di kalangan masyarakat kota Kendari, pagere-gere makin menggila. Pagere-gere menggere kepala korbannya berdalih untuk tumbal lumpur lapindo. Hmmmmm........ apa hubungannya coba? Antara kepala manusia dengan lumpur lapindo? Emangnya dengan kepala manusia, lumpur lapindo bisa teratasi? Sementara lumpur lapindo itu berasal dari magma dalam perut bumi yang keluar lewat adanya pembocoran pipa dari dalam tanah. Dan penanggulangannya ga bisa hanya dengan menutup saluran yg bocor tersebut. Sidoarjo bener2 harus tenggelam dengan lumpur itu. Karena lumpur itu datangnya silih berganti.

Pagere-gere adalah sindikat manusia jadi-jadian (antara manusia-binatang). Semua manusia ciptaanNYA di bekali otak dan akal. Kalau pagere-gerenya itu manusia, tentunya dia ga bakal nyari “kepala” sebagai tumbal lumpur lapindo. Karena di pahaminya, bahwa nyawa lebih mulia ketimbang lumpur lapindo case. Kecuali kalau dia binatang yang menjelma ke tubuh manusia. Baru dehhhhhhhhhh............ secara-duacara-tigacara, binatang-kan ga di bekali akal dan otak.

Pagere-gere tidak memandang siapa korbannya. Orang tua kek, remaja kek, balita kek, anak-anak, yang penting mendapatkan ”kepala”.

Per”kepala” di hargai 200 juta. Jadi, kalo si pagere-gere itu telah mendapatkan “kepala”, di selipkan uang sebesar 200 juta ke kantong korbannya. Biaya administrasi pemakaman kalii yeeee... hehehehe.....

Gue ngerasa aneh ama berita fenomenal itu. Siapa siy dalangnya??? Sukses deh!!!!!! Kalaupun berita itu ada? Kenapa coba ga di tayangkan di stasiun televisi? Ato paling tidak, korban dari pagere-gere itu masuk koran harian kota Kendari. Faktanya... berita itu terdengar dari orang yang satu ke orang yang lain. Yang menyebabkan terganggunya kehidupan bermain anak-anak seputar kota Kendari. Mereka takut kalo di culik pagere-gere. Yupzz... termaksud saya sendiri. Jadi takut melakukan aktifitas di luar rumah. Takut di culik,hehehehe.....

Konon kabarnya, pagere-gere mencari 400 kepala di kota kendari. Wah..wah..wah.. bisa habis masyarakat kota Kendari!!!!

Hmmmm..... bagaimana siy wujud pagere-gere itu? Pagere-gere berwujud manusia. Katanya siy!!! Tampan, manis, cakep wuahahahahahahaha....... sayangnya PEMBUNUH!!!!.. Pokoke!! Talenta artis deh!!!!..... Akting mendekati korbannya alias hipnotis. Trus.... trus....trus.... di culik deh!!!! Syukur kalo langsung di gere. Kalo di jadiin pembokat dulu gimana coba? Hehehehe... sorry neh bagi pagere-gere!!!hohohohoho... Bukannya nurunin reputasi lu as ”pagere-gere”, tapi kalo mo jadi pagere-gere yang profesionalisme dung!!!....

Cari noh korbannya orang-orang yang bertanggungjahat kepada Negara. Orang-orang yang menyebabkan Negara jadi miskin. Ato Negara-negara penguasa yang menebar paham kapitalis ke negri tercinta kita sehingga banyak saudara-saudara kita yang “HIDUP MISKIN DI NEGRI KAYA”…. Itu tuh korban yang baik. Pagere-gere berjasa bangetss deh kalo mengambil kepala mereka,hehehehe….

Jangan ngambil “kepala” sesama saudara sebangsa dung!! Syukur kalo korbannya emang ”penjahat” yang berhasil ngerampok harta negara. Tapi kalo korbannya rakyat jelata? Selain korban pagere-gere juga korban orang-orang yang merampas kebahagiaan hidup mereka?

Duh,,,, jangan terkecok ye!!!!

Gambar di atas tuh bukan siluent pagere-gere, tapi mereka yang menentang keberadaan pagere-gere. Mereka adalah pagere-gereku. Artinya saudara-saudara gue yang lagi mengungkap fakta pagere-pagere + makhluk yang selalu melindungi kami (smua anak manusia) dari kejahatan. Ciehhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh.........

Nah,, gue punya tips untuk menghindari pagere-gere...

  1. Jangan keluyuran seorang diri..
  2. Selalu mendekatkan diri padaNYA..
  3. Jangan mudah percaya ama orang lain apalagi yang SKSD (sok kenal sok dekat)..
  4. Jangan menatap mata orang yang ga di kenali. Bisa jadi mata mereka merupakan alat hipnotis yang tokcer ntuk mendapatkan korban..
  5. Sedia samurai kemana aja anda berada. Sekedar jaga-jaga saja!!! Hehehehe....

So,,,,??? Cegah PEGERE-GERE dengan 3J dan 2S.....

Kilas Balik Dunia Guwe 2

Kisah ini sambungan dari kilas balik dunia guwe 1.........








Liliput, kecil, imut, manis, lucu, lugu, pendiam, kalem, tapi bisa menjadi penjahat kalu di pengaruhi oleh orang2 yang bertanggung jahat,,hehehehehe... seperti nalla, nira, andrean. Beda kalo ma gue, dia lebih tenang dan bijaksana..hohohohohohoho....

M.... selain sebagai seorang sohib, dia juga berperan selaku sepupuku... Noh, liat, tai lalatnya aja letaknya sama. Tapi apakah bisa di jadikan sebagai indikator?

Dia bernama Safitri. Tapi kami plesetkan menjadi phey. Biar lebih macho gt dehhh!!!! hehehehehehe





A.cakra pratamaputra nama legkapnya. Cakra panggilan kesehariannya. A. Coy parakokoi panggilan spesial yang gue berikan. Kata orang siy dia pendiam, tapi bawelnya bisa ngalahin nenek2 yang nyeramahin cucunya karena bandelnya minta ampun. Jaim, sok cuek, pinter, dan childiest.

Awalnya siy nunjukin dirinya yang sok perfect, tapi kalo dah mengenal kepribadiannya, wuihhhhhh.... lo bakal tau kalo dunia tuh ga selebar daun kelor,hehehhe....



Ompu Hadi, doski berperan sebagai kakek gue. Mantan temen SMA gue, dan sekarang gue di pertemukan lagi dengannya dengan jurusan yang berbeda.

Anaknya Narsis abizzzzzz..... tapi selalu jadi malaikat penolong buat gue dan anak2 lainnya yang mengenal sosok ompu.

Sekarang lagi giat-giatnya mencari calon adik ipar buat gue. Walhasillllll..... ga ada hasilnya!!!!!!!!!

Sebenarnya bin sesungguhnya bukan hanya itu doang siy sohib2 gue di kampus. Masih banyak lagi. Sayangnya pic mereka ga ada ma gue, jadinya.... mereka-mereka yang beruntung aja yang picnya nangkring ma gue yang gue masukin dalam daily activitynya gue. Soir ya prengk!!!!!.....

Masih ada Herifandi...... yang paling banter gue jadiin temen curhat!!!! Picmu nanti yusul cezzt!!!!!


Senin, 14 Januari 2008

......sEmua Berawal dari sebuah kutukan........

Semua berawal dari sebuah kutukan….

Kutukan sang penyihir menyatakan bahwa umurku hanya sampai 24 tahun

………..Namun………

Kutukan itu dapat berubah jika aku mendapatkan donor cinta sejati

……….Sekarang……..

Usiaku akan menginjak 24 tahun, tepatnya 7 bulan lagi

Mampukah aku mendapatkan pendonor cinta sejati???

Atau hanya akal-akalan keluargaku yang mendambakan aku menikah muda??

Simak Kisahnya !!!!!

start a anathema.

10 November 1983, Keluarga besar Tn Soedhardjo dimeriahkan dengan kehadiran bayi perempuan yang cantik jelita. Konon kabarnya bayi yang diduga berjenis kelamin laki-laki ini membuat seluruh keluarga besar Tn Soedhardjo panic.

Berdasarkan hasil USG rumah sakit terkemuka yang menangani kandungan Ny. Tania Soedhardjo, bayi yang dikandungnya itu berjenis kelamin laki-laki. Tidak mungkin Dr Prayoga, Spesialis kandungan salah dalam mendiagnosisnya. Hal ini lebih dikuatkan lagi dengan adanya alat canggih yang dapat mendeteksi jenis kelamin bayi yang dikandung.

Setelah proses persalinan, tentunya dokter yang menangani kelahiran sang bayi tak habis piker. Bayi yang keluar justru berjenis kelamin perempuan. Terlebih lagi sangatlah tidak masuk akal jika bayi itu tertukar.

Tentu dengan kelahiran bayi perempuan lebih membawa harapan baru dalam keluarga besar Tn Soedhardjo. Apalagi Ny. Tania yang sangat mendambakan bayi perempuan. Tak terkecuali dengan 3 saudara lelaki bayi tersebut, mereka sangat antusias ketika mengetahui adik mereka perempuan.

Hingga pada usia bayi itu memasuki 40 hari, diadakanlah acara AKIKA. Seluruh keluarga yang menghadiri acara tersebut, turut menghadiakan doa nan harapan yang akan dibawa sang bayi dalam keluarga Tn. Soedhardjo. Namun kegembiraan acara tersebut diusik oleh kedatangan makhluk aneh dari negri antah-berantah.

“Serahkan bayimu itu padaku hai kau turunan Ki hajar dewana-dewini”..Kata perempuan aneh itu lantang. “Bayi itu telah digariskan berada dalam silsilah keluargaku”sambungnya kembali.

“Bedebah kau. Dari mana kau tau kalo bayiku ini adalah bagian dari silsilah keluargamu? Dari dulu kau selalu menentang kuasa sang Ilahi”balas Tn Soedharjo mantap sambil sesekali melindungi bayinya.

Ny. Tania beserta ke-3 pahlawan kecil sang bayi tetap menjaga bayi tersebut.

“Ha.ha.ha.ha.ha.ha…”jeda berkepanjangan.. “Aku tak pernah menentang kuasa ilahi hai kau si mulut besar. Cepat serahkan bayimu itu sebelum aku mengambilnya secara paksa”.

“Tak kubiarkan kau menyentuh bayiku perempuan tua”perlawanan Tn Soedhardjo keukeuh.

Si makhluk aneh mengeluarkan jurus pamungkasnya. Dengan mantra yang berasal dari sesepuhnya yang telah wafat ber-abad-abad lamanya.

Berdasarkan legenda yang telah dituliskan dalam pusaka keluarga. Makhluk aneh itu bernama ‘nyi genggeng’. Perempuan yang sakti mandra guna-guna. Tentu kedatangannya ingin mengambil bayi itu dari pelukan Ny. Tania karena dianggapya bayi itu mempunyai sejarah yang kelak menjadi bagian keluarga nyi genggeng. Namun rupanya takdir berkehendak lain, sehingga bayi itu lebih pantas dibawah asuhan Ny. Tania.

Nyi genggeng adalah biang segala biang, biang keributan juga biang gossip dll,dkk,dst. Namun berdasarkan sejarah, nyi genggeng adalah musuh besar keluarga Tn. Soedhardjo sejak buyut-buyutnya masih hidup hingga 7 turunan yang telah beranak-pinak. Tentu tak terelakkan lagi dengan keluarga Tn. Soedhardjo.

“Tidakkah kau ketahui wahai turunan Ki Hajar dewana-dewani, bahwa nantinya ada anak perempuan yang akan hadir dalam silsilah keluargaku untuk di jadikan Ratu yang menguasai jagad raya”Penjelasan sang nyi genggeng menghipnotis keadaan. “Dan bayimu itulah yang kelak menjadi Ratu jagad raya ini”sambungnya kemudian dengan menampakkan gingsung manisnya(emang ada ya nenek sihir gingsungnya manis??).

“Hanya alasan itu kau ingin mengambil bayiku nyi genggeng? Tak kubiarkan itu terjadi. Tentu Allah mempunyai maksud lain menitipkan bayi perempuan itu padaku. Dan aku mempunyai kuasa atas bayi itu. Tak terkecuali kau perempuan tua”bantah Tn Soedhardjo.

“Hi.hi.hi.hi.hi.hi..”tawa sang penyihir

Semua penonton menutup hidung. Penyihir kok jorok kek gini siy?? Bau lagi…

Sebuah kilatan berwarna hitam keabu-abuan tepat mengenai jidat sang bayi fenomenal.

“Hi,hi,hi,hi…. Bayimu itu telah kutakdirkan tidak akan berumur panjang. Usianya hanya sampai 24 tahun, hi.hi.hi.hi.hi”ancaman si penyihir.

“Hanya Allah yang memberi takdir pada bayiku nyi genggeng”

Penjagaan terhadap si bayi fenomenal lebih diperketat. Hm… Nyi genggeng rupanya bermaksud menyaingi kepopuleran Alm Taufik savalas. Jikalau Taufik savalas dipercaya menjadi ‘presiden anak yatim-piatu’, maka bayi itu ingin dijadikannya ‘president perempuan’ dengan visi dan misi yang mulia yakni mengurangi bahkan memberantas maraknya exploitasi terhadap perempuan di masa akan datang. Itulah hasil penerawangan nyi genggeng ‘si manusia aneh yang sakti mandra guna-guna’.

“Pa.. Aya.. Aya.. pa…”terdengar suara tangis dari Ny. Tania

Sang bayi fenomenal tak seperti biasanya. Ia menatap lekat sang penyihir juga tak menggerak-gerakkan tubuhnya seperti biasanya.

“Kau apakan bayiku, wahai kau turunan Bonaregong?”desah Tn Soedhadjo panic.

“memang kau lihat bayimu seolah-olah bernyawa, tapi sesungguhnya Ruh dari bayimu telah berada di genggamanku..hihihihihihihihi”gumamnya.

Perdebatan sengit semakin menjadi-menjadi.

Dahulu kala, permusuhan dua kubu ini dipicu oleh perebutan perempuan yang dianggap pantas mendampingi salah satu dari kubu yang berseteru. Pada zaman itu, kiranya perempuan tak berkurang, bahkan mendominasi dihuni oleh perempuan. Perebutan itu dimenangkan oleh Ki Hajar dewana-dewani. Dan sejak saat itulah permusuhan diantara ke-2 keluarga ini dimulai. Hingga pada turunan-turunannya.

“Hai kau nenek sihil jelek. Tak kubialkan kau menyentuh adikku. Semuanya disini mali kita beldoa melenyapkan nenek sihil ini”kata sang pahlawan no.3

“Doa di mulaaaaaai…. Audzubillahi minasyaitani lajjim. Bismillahi lahmanillahim.. Allahulailaha ilahuwalhayyulqayyum… Wala yauudduhuhifzuma wahuwal aliyiladzimm (3X)..”sang pahlawan memimpin doa. Sang pahlawan akhirnya maju juga melenyapkan nyi genggeng dari muka bumi ini. Sang pahlawan bosan melihat ayahnya hanya adu argument. Tentu ayahnya tak berani menyakiti wanita, apalagi dengan pukulan jurus matahari ala wiro sableng.

“Panas….panas….panas… panas badan ini…”teriaknya bak lagu musisi Gigi.. “Bayimu tak akan hidup ….. sebelum ddiia… me…menemukan ci…ci…nta se..jatinya” akhirnya nyi genggeng lenyap dari mukabumi ini. Sebelumnya ia sempat memberikan penawar dari kutukannya itu.

Bau menyengat keluar dari bekas api terbakar itu. Mau tau itu bau apa?? Tenyata itu adalah bau rambut nyi genggeng yang tak pernah di sampoin.. Cappe deee….

***

Sebulan lamanya sang bayi yang diberi nama Aiyatul Akhir tampak tak bergerak sesuai dengan apa yg disampaikan nyi genggeng. Sudah banyak Tabiib handal yang di datangkan dari berbagai daerah. Tapi juga mampu menyembuhkannya. Hingga Tn Soedhardjo menemukan Tabiib dengan dalih ‘pengobatan Chaerul Muttaqien’ yang mampu mengembalikan kesadaran bayinya itu.

“Ibu…bapak… Percayalah kepada Allah. Sungguh hanya Dia-lah yang mampu membuat takdir seseorang. Saya sudah mendengar cerita yang terjadi bulan lalu mengenai kutukan dari nyi genggeng. Tetaplah berdoa sesuatu yang baik selalu melindungi putri bapak.”pesan sang tabiib..

“Tapi.. pak tabiib.. saya khwatir, kalo memang benar usia putri kami hanya 24 tahun saja”sanggah Ny. Tania.

“Ma… Umur tuh bukan di tangan nyi genggeng”bantah Tn Soedhadjo

“Benar apa yang dikatakan Pak Soedharjo. Umur, kematian, jodoh, rezeki, smuanya di tanganNYA.”relai sang tabiib. “mengenai penawar dari kutukan itu, saya rasa hanyalah ocehan nyi genggeng”sambungnya kembali. “Tak perlu di khawatirkan hanya mesti berjaga-jaga saja”.

Sejak bayi bernama panggilan aya itu telah kembali seperti sebelum terjadi kutukan, keluarga besar Tn. Soedhardjo semakin bersuka-cita.

Kini bayi fenomenal itu telah tumbuh menjadi perempuan cantik jelita. Kecantikannya tak hanya pada wajahnya melainkan ketulusan hatinya juga.

Namun nama yang dulunya ‘Aiyatul Akhir’ telah berubah menjadi ‘Lulu Kirani’ dengan sapaan akrabnya Luki. Emang siy kaya’ nama anak anjing. Tapi diyakini nama itu kelak membawa perubahan pada sang bayi fenomenal.

***

Lulu Kirania Soedhardjo nama lengkapku. Sekarang aku aktif bekerja di dua tempat sekaligus yakni perusahaan yang spesifikasinya menangani masalah kesehatan dibawah naungan WHO, juga sebagai dosen tetap di Fakultas Kesehatan Masyarakat Kendari. Dalam seminggu jadwalku sangatlah padat, jadi hanya hari minggu focusku terhadap fisikku ini dengan beristirahat semaksimal mungkin. Akupun merasa heran + bingung, mengapa aku bisa mendapatkan surat panggilan kerja pada perusahaan tersebut. Nyatanya mereka mengetahui jika aku telah menjadi dosen tetap pada sebuah Universitas terkemuka di Kendari Sulawesi Tenggara.

Sekarang ini, apakah aku layak disebut tuna wisma yang tak memiliki tempat tinggal lantaran dalam seminggu, kadang aku tak menetap dalam sebuah provinsi??

Ya..ya..ya.. pandangan sebagian orang mungkin seperti itu, namun nyatanya aku bukan tuna wisma seperti yang ada pada sebagian besar penduduk Indonesia di ibukota Negara. Jika sedang menangani beberapa proyek yang ditugaskan dari perusahaan, aku tinggal bersama orang tuaku di Jalan Ponegoro Batam. Tetapi jika menjalankan fungsiku ntuk mencerdaskan anak bangsa di bumi anoa, aku tinggal bersama nenek.

Sejak awal aku merasa bingung dengan memikul 2 amanah sekaligus. Menjadi dosen + Divisi pendistribusian pada Healthy Company. Namun kedua-duanya juga merupakan mengabdian ilmu yang selama ini sangat terkait dengan diriku.

1. Aku sebagai alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat

2. Aku berasal dari suatu LSM yang menangani masalah kesehatan reproduksi di bumi anoa

Dan yang lebih penting lagi, siapa yang mendaftarkan namaku hingga akupun terikat kontrak pada CO yang nangani masalah kesehatan yang berdiri di kota Batam.

Awalnya aku merasa bingung, apalagi aku berubah haluan menjadi dosen terbang, karena 4 jam berada di kota Kendari dan tidak menutup kemungkinan 1 jam berikutnya jiwa ragaku telah berada di Batam. “Itulah kehebatan dan keunggulanku” kata mama bijak, ketika aku sedang mengadukan ke-bingungan-ku. Dan aku berusaha menjalankan dengan sebaik mungkin hingga pada akhirnya aku mampu memikul 2 amanah sekaligus.

Citraku bekerja pada Healthy Company bisa dibilang tidak redup. Tiap tahunnya aku mengeluarkan proposal, yang tidak lain untuk mengentaskan kemiskinan yang sarat dengan masalah kesehatan. Hingga aku diberi kesempatan untuk memimpin devisi Somas (Sosial-masyarakat). Namun devisi ini jelas berbeda dengan humas yang juga berdedikasi dibidang hubungan-masyarakat. Aku lebih banyak meninjau lapangan, sebelum akhirnya aku memutuskan untuk menerjunkan beberapa orang untuk memberi penyuluhan secara efektif. Dalam hal ini aku tidak bergerak seorang diri. Kolegaku/klienku banyak berasal dari Dinkes (Dinas Kesehatan), BKKBN pusat ato LSM yang bergerak di dunia kesehatan.

Alhamdulillah aku sudah 2 tahun bekerja pada perusahaan tersebut, jadi bukan sesuatu yang baru mengenai dunia kesehatan. Bekerja pada perusahaan dibawah naungan WHO, bagaikan berkerja dirumah sendiri. Tenang, damai, apalagi orang-orang yang jga bekerja pada perusahaan itu sangat menjaga nilai sopan-santun. Pak Indra selaku President direktur, menganggap kami bukan sebagai anak buahnya, melainkan kami dirangkul dan dianggapnya sebagai anak sendiri. Sehingga kekompakkan diperusahaan tetap terjaga. Juga tak kalah pentingnya kami makin solid dalam mengentaskan masalah, apapun jenis masalahnya. Induk dari perusahaan ini berada di Jakarta dan Australia, dan dikota Batam hanyalah anak cabang dari perusahaan yang telah maju sejak pertengahan abad itu.

Tidak jauh berbeda dengan dengan posisiku sebagai dosen di Kendari. Bekerja sebagai dosen tak banyak menyiksa tenaga, justru sebaliknya aku banyak mendapatkan informasi-informasi baru seputar perkembangan dunia. Apalagi mahasiswa-mahasiswi yang ku ajar, otaknya encer, IQnya jelas melebihi IQku yang standar rata-rata banget. Jadinya akupun belajar lebih giat lagi agar mampu mentransfer energi baru bagi mahasiswa.

***

Pagi-pagi buta aku mulai terusik dengan kebiasaan buruk mas Jiwa. Masalah apalagi kalo bukan hanya untuk memadupadankan pakaian yang akan dikenakannya ke kantor. Itulah repotnya menjadi bungsu dan perempuan seorang diri dalam keluarga besar Papa Soedharjo.

Tok…tok..tok…dor…dor…dor… bunyi ketukan pintu kamarku silih berganti. Kalo aku tak cepat menhundlenya, bisa jadi pintu kamarku terlepas dari kupingnya.

Hm…. Suara ketukan yang tak asing lagi. “Mas Jiwa….. berisik tau!!!!!!!” teriakku..

“Lu…. Buka dong!!!!! 3 jam lagi kk mo take off niy…”voice mas Jiwa diseberang pintu.

“So, what gitu loh!!!!!! Luki ke kantor jam 09.00 kok”balasku sambil tetap menyelimuti tubuhku. Tak lupa earphone kutempelkan dikuping agar menghindari bunyi suara ketukan yang lebih dasyat.

Mas Jiwa adalah kakakku No.3, telah berkerja pada perusahaan periklanan di Jakarta, sebagai Art Director. Target hidupnya dalam jangka 1 tahun ini wajib-mesti-kudu’ finding soulmate. Tak kalah dari mama, mas Jiwa juga mempunyai visi dan misi ntuk menemukan soulmate buatku. Alasannya untuk menghindari diriku dari ‘mati muda’. Padahal mereka tau dengan jelas, saat ini aku sedang menjalin hubungan dengan anak salah satu pejabat dikota ini. Saka. Kadang aku marah secara international pada mama dan mas Jiwa. Padahal untuk urusan finding soulmate, aku bisa kok nyari sendiri, lagian targetku untuk menikah nanti pada usia 25 tahun. Sekali lagi yahh d.u.a.p.u.l.u.h.l.i.m.a… 25…

Tiba-tiba hawa dingin menyentuh permukaan kulit mukaku, Lagu Ada band Nyawa-Hidupku yang sedang kunikmati berubah menjadi lagu poco-poco untuk senam pagi. “Bangun Nonaaaaaaaaa” teriakkan mas jiwa ke pusat sasaran. Sebelumnya sempat memercikkan air dingin ke-mukaku. Rupanya mas jiwa berhasil mendapatkan duplicate kunci kamarku dari mama.

Ku kumpulkan nyawa ntuk menghadapi kekuatan mas Jiwa. Tubuhku menggeliat dengan hebat hingga membuat mas jiwa hengkang dari ranjangku. Ku lirik Beker ayam hadiah dari Linda temenku di kampus dulu. 05.00 WIB.

“Lu, menurut lo.. dasi gw warna ini macching g’ ama t-shirt abu-abu?? Rencana gw mo pake celana khaki yang dulu lo beliin di mangdu. Tapi, keknya g macching deh ama t-shirt abu-abu gw”celoteh mas jiwa lancer bak ibu-ibu arisan yang sedang menanti undian barang. Secara sepihak mas Jiwa g nyadar kalo adik semata-wayangnya ini dah kembali ke alam mimpi. Sedang mas Jiwa sendiri tetap sibuk dengan pakaiannya yang sama sekali tabrak warna.

“Astaga ini anak!!!!, Lu.. bangun lo, emang lo pikir, cewek bagus yah tidur pagi-pagi kek gini?? Ayam ajah sedari tadi kesana-kemari nyari makanan. Eh.. lo yang punya kelebihan dibanding ayam malah iler-ileran ngebuat pemekaran provinsi baru di bantal”

Hm… untuk yang satu ini, mas jiwaku telah berubah menjadi kakek 75 tahun, dengan jenggot tak terurus berwarna putih kekuning-kuningan + tongkat sakti yang menjadi penuntun jalannya.

“Bukan hanya jauh dari rezeki lu, jodoh lo juga bakal jauh…”sambungnya kembali.

Mendengar ocehannya yang satu itu, spontan ku tersentak dari mimpi indahku bertemu Fedi Nuril yang mengajakku menjadi pasangannya dalam pesta rakyat. Yang ujung-ujungnya bakal nyinggung ke-masalah urgent mengenai penemuan soulmate untukku.

“tau g mas, t-shirt ama celana bin dasi mas jiwa tuh g serasi-selaras dan seimbang”yang ditanggapi diam aja menanggapi ocehan sang adik yang terkenal lugas, jutek, berwibawa serta terpercaya. “ Kerja di Jakarta kok kolotnya minta ampun!!!! Macchingin warna aja g bisa, sini.. kita ke kamar mas Jiwa aja, kalo g nemu, kan masih ada kamar mas Zona juga kamar papa yang banyak ngasih inspirasi ke luki bwt macchingin pakaian kantor mas Jiwa”sambungku sambil menarik tangan mas jiwa menuju kamarnya yang terletak disamping kamarku. Sekali lagi, yang ditarik hanya pasrah nerima kenyataan pahit.

Setengah Mas Jiwa baru nyadar kehebatanku dalam memilihkannya pakaian kantor. T-shirt biru laut dengan jeans Lea keluaran terbaru versi mas Jiwa + Jas Hitam yang habis aku colong dari lemari mas Zona, Kakakku No.2 yang kini berada jaoh di mato, yakni di Brunei Darussalam. Bukannya jadi TKI loh!!! Melainkani mas Zona bekerja sebagai Quality Contol Manager Pesawat Terbang. Secara gitu loh!! Masku yang satu itu jebolan Teknik Penerbangan Jakarta. Di antara kami bersaudara, hanya akulah yang sekolah ke Kendari, sementara yang lainnya berkutat di ibukota Negara.

“Gile lo!!!!!!! Perfect bangetzzzzz!!!! “ Puji mas Jiwa saat berlenggak-lenggok layaknya model tarzan di depan cermin lemarinya. “Nah, gini kan keren!!!!”sambungnya kembali.

Sementara itu, kubenamkan kembali tubuhku pada ranjang empuk mas Jiwa, berharap mas Jiwa mengikhlaskanku ntuk tidur secara proposional. Bukannya bahagia, kembali lagi ku diusik oleh gangguannya. “Lu, lo dah sholat subuh??” Tanya mas Jiwa dengan nada sok jakarte Lo-Gw.

“Tadikan Luki mo sholat mas..”jawabku setengah menghindari tatapannya. Jiwa ustadznya kambuh kalo ku bumbukan lagi dengan sanggahan yang g realistis. Seketika ku lenyapkan diri dari kamarnya dan menuju toilet buat ngambil air wudhu n sholat subuh setelah mendapat gangguan sematik dari mas Jiwa.

@@@

Nasi Goreng Jawa buatan mama kini telah tersaji di meja makan keluarga. Breakfast time… /\_/\.... 07.00 WIB.

Smua pada ngumpul, terkecuali mas Zona dan mas Dimas yang tak ada di tengah-tengah keluarga. Seperti yang telah ku jelaskan di awal tadi, mas Zona yang sedang berkarier di Bruney Darussalam dan mas Dimas telah berkeluarga dan menetap di Makassar. Karena mas Dimas di tugaskan sebagai Intel di negri ayam jantan itu. Maklumlah!! Jebolan AKPOL, jadi mesti siap walau ditugasin di ujung dunia. Kini hanya aku, mas Jiwa serta mama-papa yang mengisi tradisi makan bareng dalam keluarga besar papa Soedhardjo. Itupun juga kalo mas Jiwa lagi g banyak kerjaan, pastinya lebih milih bolak-balik Jakarta-Batam ketimbang bermukim secara tetap di Jakarta.

Begitupun dengan diriku, tak begitu rutin mengikuti tradisi makan bareng. Jika lagi lembur dikantor, aku lebih milih ngendap di paviliun kontrakanku ketimbang balik ke rumah. Jarak rumah dan kantor begitu jauh, jadinya lumayan nyita waktu kalo gi lembur.

“Ngantor jam berapa Lu??”Tanya papa sambil focus membaca Koran. “Ngantor bareng papa ya??” sambung papa kembali sambil mengerucup cappuccino buatan mama.

“Jam 10an gitu deh, tapinya luki perginya sebelum jam 10 pa. Mo nganter mas Jiwa”jawabku sambil mengedipkan mata ke masku yang sedang berMisi Funding Soulmate itu. Mngingat usianya tepat 27 tahun. Mas Jiwa tak ingi menikah di usia kepala 3, takut semaput katanya. Beda dengan mas dimas yang mengakhiri masa bujangnya di usia 32 tahun.

“G usah kale Lu, gw bisa sendiri ke bandara. Lagian bakal repot deh.. kalo barengan lo”jawab mas Jiwa sambil mencomot bakso di piringku. “Gw tau ritual lo nganter kakak-kakak lo ke bandara. Hmmmmm pengen angpow kan???”lanjutnya kemudian.

*senyumkudadimanisinsebisamungkin* “Gpp kok mas, Luki ikhlas kok…. Pake Almandin black punya Luki aja ya…, cepet nyampe kok!!”seruku sambil menunjukkan tampang me-me-ra-s.

Ya… Ritualku sejak zaman prasejarah. Kalo ke-3 kakakku akan berangkat ke luar kota Batam, aku selalu meminta uang. Berapapun nilainya kan kuterima dengan lapang dada. Sampai sekarang ritual itu tetap berlanjut. Walaupun kami smua telah berpenghasilan sendiri, namun sifatku yang satu itu sulit ditinggalkan. Bukannya aku boros, tapi itulah salah satu bukti sayang mereka kepadaku.

$$$

“Dasar, adik bermuka uang” gerutu mas Jiwa ketika pesawat hendak tinggal landas.

Selembar 100 ribuan kini telah berada dikantongku. Sebelum akhirnya kami Ci-pi-ka-ci-pi-ki sebagai akhir pertemuan.

“Nanti mas hubungin kalo mau balik ke Batam”kata mas Jiwa sambil menghambur rambutku yang telah teratur rapi. Akupun mulai berlalu ketika t-shirt biru langit mas Jiwa tak ampak dipelupuk mata.

“Lu……………………..” Teriak mas Jiwa mengagetkanku. Hm.. jangan-jangan pesawatnya kenapa-napa lagi?? Ato mas Jiwa kangen melepas kepergianku ke kantor?? Aneh!!! Tak biasanya. Ato mungkin hanya panggilan jiwa aja, karena aku dan mas Jiwa emang yang paling dekat. “Lu…………….Ki….” suara itu makin dekat. Ku balikkan tubuhku hingga focus mengarah arah panggilan.

Ternyata emang mas Jiwa. “Lu…. Thanks !!!! kombinasi biru laut lo kweren!!!” teriak mas Jiwa membuatku malu di perhatiin para pengunjung. Aku hanya membentuk tanda OK pada ibu jariku. “Pramugarinya bilang gw keren!!!”

“@#$%^&*()(*&^%$#@!@#$%^^&&*()_+|+_)((*&^%$#@@@!!!!$$$$%%%^^”

Gubraksssssssssssssssssssssssssssssssssss!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Mas Jiwa memperlambat keberangkatan pesawat hanya ntuk bilang itu ke aku??? Cappe dee!!!! “Huuuuuuuuuuuuu”Koarku tunggal.. “Narciccius” erangku kemudian yang diakhiri lambaian tangan.

Kakakku itu selain yang paling dekat denganku juga yang punya daya tarik tersendiri. Narsis banget!!!!!! Makhluk yang tak tau malu memotret dirinya sendiri untuk mendokumentasikan hal-hal yang dianggapnya unik. Kalo di Tanya pasti dijawabnya. “Idih.. suka-suka gw kale, gw yang berfoto, gw yang punya camera, ngapain ngeladenin orang bicara. Toh yang tau maksudnya kan gw. Gu…….we….”

Selain itu mas Jiwa tuh orangnya cadel. G fasih bilang huruf ‘R’.. makanya lucu ajah kalo lagi bertarung ngelawan mas Jiwa bicara. Tapi jangan dibilang, bahasa Inggrisnya juara III ntuk tes toefl se-Indonesia. Bayangin aja.!!!

Tiba-tiba lagu The Rain ‘cinta terpendam’ berdering dari saku celana jeansku. Vina calling terlihat dari ICDnya.

“Ya Vin…”sapaku. Sementara yang disapa sedang komat-kamit bak mbah dukun baca mantra.

“Woey….. kemana aja jeng??? Rapat dewan direksi!!!! Pak Indra dah capek nungguin kamu..”. Astaga!!!!! Rawat dewan direksi emang jam 10 pagi.

“A.. aku.. lagi di bandara, bentar lagi nyampe kok. Cuma aku yah ditunggu??”suara ke-panikaku akhirnya keluar juga.

“Kamu dan Ryan. Cuman kalian berdua yang ditunggu, lagian sekarang 10.15 jeng. Jam brapa mo nyampe, buruan deh!!!!” cerocos Vina, sohibku ntuk Healthy Co.

Wait a Minute. Ryan??????? Makhluk mana tuh???? Rasanya aneh!!! Dia dari devisi mana ya?? Kok namanya terdengar asing??

“Ryan????”seruku aneh..

“Iya….. Ryan, art Director dari Aussi. Minggu lalu dia ke kantor, tapi kamu lagi di kendari. Jadi g sempat kenalan ama kamu. Dia pengen tau prospek kerja kamu, karena laporan dari badan WHO, kerjamu bagus dalam menangani Tim kasus wabah diare. Sekarang Ryan dalam perjalanan menuju Batam. Masih ada waktu deh kamu datang kantor lebih awal dari dia”..

“Oo”gumamku kecil. “Thanks infonya yah!!!!”.. sapaku diakhir pembicaraan. Klik. Ku matikan HP.

Seiko di tanganku menunjukkan pukul 10.30 WIB. Gaswat!!!! Telat 30 menit…. Tak peduli dengan padatnya manusia di bandara, ku terjang padatnya manusia dengan berlari secepat mungkin menuju Almandin black ku.

Buk….. Brak…brak…. Buk…… “Aw………”erangku kesakitan.

Rupanya aku telah terpental jauh. Akibat tabrakan dengan seseorang. Dia pun demikian denganku. Sama-sama jatuh tersungkur menghadap bahkan mencium tanah air. Lututku kejang akibat terbentur ubin marmer yang kerasnya minta ampun. Semen kasar lagi.!! Orang-orang tak ada yang peduli pada kami ‘korban tabrak lari’.

“ Where yours eye??” suara beratnya menudingku, seolah-olah akulah yang telah menabranya. Huhhh… sok ke-bule-bule-an!!! Padahal tampangnya pribumi banget

“Here”jawabku se-enaknya sambil menunjuk letak mataku. “There’s something wrong?”lanjutku membuatnya manyun. Kini gaya bicaraku layaknya Lady Dyana. Sinis, namun tetap sopan. Biar tau rasa. Huh…. Bukannya dia yang melambungku?? Sampai kita mencium tanah air lewat ubin marmer bandara??

“Stupid Girl!!!” cerocosnya kemudian sambil memunguti barang-barangnya yang berserakkan akibat aksi tabrakan maut tadi. “Kamu tau, saya sudah terlambat datang rapat gara-gara ketemu cewek sial”lanjutnya. Astaga!!!! Kata ‘rapat’ yang di urainya membuatku makin blingsetan bak dikejar pocong menerjang ribuan manusia yang sedang dibandara. Deadline!!! Rapat dewan direksi. Semoga aku yang duluan nyampe ketimbang Ryan yang konon kabare dari Aussi itu.

“Heiiiiiiiiii”Teriak si bule yang kiranya meminta pertanggungjawabanku.

Tak ku hiraukan panggilannya dan makin kencang menerobos ribuan manusia. Kalo kek gini aku g bisa nyetir Alamandinku seorang diri, bisa-bisa aku ketabrak mobile lain + dengan grogi akibat keterlambatanku pada rapat dewan direksi. Ku terobos sebuah taksi yang sedang nganggur tepat di depan pintu masuk bandara.

“Maaf mbak, saya sudah di booking” tolak si sopir sopan..

“Duh.. mas.. tolong dehhh, aku ada rapat dewan direksi yang menentukan nasibku bekerja. Tolonglah mas, berapun biayanya deh!! Apa perlu, mas g perlu aktifin argonya”tawarku keukeuh!!!!

Si sopir taksi yang belakang ku ketahui namanya pak Sukirman mengemudikan taksinya dengan sangat sopan. Tak seperti taksi di ibukota Negara, Jakarta. Saling ngebut, bahkan tak menyadari jika yang ditumpanginya itu adalah nyawa. Nyawa manusia tentunya yang tak dapat digantikan oleh apapun juga.

“Mbak kerja di Healthy Co juga ya?? Penumpang yang sudah membooking saya, juga hendak menuju ke Healthy Co mbak” kata Pak Sukirman lembut. Tak terlalu lama mengakrabkan diri dengan bapak setengah baya ini.

“Panggil saya Luki saja pak, g usah pake embel-embel Mbak. Nama lengkap saya Lulu Kirania”jawabku setengah membatah sebutan ‘mbak’ padaku. Kedengaran seperti sedang memanggil tukang sayur saja..!!! Jadi terbiasa dengan kata ‘saya’ niy.., jadi inget mas Dimas, sejak mendapatkan istri orang Makassar, dialek bahkan sebutan nama aja udah banyak berubah. “O..ya.. pastinya dia juga orang penting pak, maksud saya penting menyangkut masa depan kerjanya, sama seperti saya. Tapi ngomong-ngomong, dari mana bapak tau, kalo dia juga mau ke Healthy Co??” sambungku menanggapi pertanyaan pak Sukirman.

“Healthy Co yang menghubungi saya mbak” jawab pak Sukirman singkat.

“Oo… paling anak-anak HRD”tambahku. “Nanti deh.. saya minta maaf dikantor karena udah nyulik pak Sukirman”

Yang diajak bicara hanya tertawa. Keriput disisi-sisi matanya mulai nampak. Itulah factor usia. Pak Sukirman kira-kira berusia sekitar 40-an tahun, tapi cara bertutur kata, sepertinya bapak ini bukan sopir biasa.

“Kamu ini ada-ada saja Luki.. Saya jadi ingat sama Istri saya, sering bercanda seperti nak Luki. Sayangnya istri saya telah lama pergi, meninggalkan saya dan sepasang putra-putri.”

“Maafkan saya pak, saya tidak………..”

“Nda pa-pa nak, bapak tidak merasa disinggung. Semoga pekerjaan nak Luki senantiasa diridhoi Allah, jadinya tidak hanya membawa manfaat bagi nak Luki tetapi juga menjadi amal ibadah disisiNYA.”kata pak Sukirman setelah memotong ucapanku. Dan memberhentikanku tepat di depan pintu kantor.

Ku keluarkan uang Rp 100.000,00 yang tadi diberikan mas Jiwa. “Kembaliannya buat bapak saja. O..iya, salam ya buat putra-putri bapak. Boleh tidak, kapan-kapan saya mampir dirumah bapak??” cerocosku sebelum mrnuruni taksi.

Pak sukirman menjawabnya dengan senyum, pertanda menyetujui keinginanku ini. Sambil menyodorkan kartu nama lalu pamit untuk mencari penumpang lainnya.

***

“Mbak Luki… dari tadi di tungguin rapat”ucap satpam yang bertugas di depan pintu masuk kantor.

Yang ditanya malah lebih memacu tenaga kuda agar sampai di ruang rapat sambil berkata “M’ kasih infonya pak Kardi”….

Sebelum pada akhirnya kini ragaku sampai pada pintu ruang rapat yang didominasi warna ke-emasan. Ku beranikan diri tuk memasuki ruang rapat, yang telah dipenuhi oleh orang-orang penting dari Healthy Co.

Tok…tok..tok…

“masuk!!!”…Suara Pak Indra tegas.

Ku nampakkan diriku untuk sesaat. Aku siap di maki-maki abizzz akibat keterlambatanku yang fatal ini. Untungnya Kardigan yang ku kenakan, mampu menghidupkan suasana hatiku. Meski sesungguhnya sangat berat.

Pak Indra menghampiriku di depan peserta rapat. “Are you Okey Lu??” pertanyaan di luar dugaan!!. Ingin rasanya ku tumpahkan semua unek-unekku saat itu juga. Mengingat kira-kira luka yang terasa ngilu di lututku belum reda juga. OMG… belum lagi dengan tatapan belas kasihan bosku yang satu ini makin membuatku ingin menangis. Akupun hanya mengangguk menutupi rasa ngilu di lututku.

“Coba liat tampangmu hari ini?? Beda.. sangat beda Lu.. Rambutmu acak-acakkan, belum lagi ada robek di lututmu, pastinya kamu terjatuh tadi di ubin kasar. Ya kan?? You’re not in good condition Lu..” sambung Bu Lidya hangat sambil merangkulku menuju kursi rapat. Beliau selaku penasehat perusahaan, yang sering kami panggil ‘mami’. Sifat ke-ibuannya sungguh membuat kami betah berada di kantor. Pastinya ada makanan-makanan ringan di sela-sela lembur kami di kantor.

“maafkan saya, membuat rapat jadi…………………”

“Tak ada yang perlu dipersalahkan. Selain menunggu kamu, kami sedang menunggu Ryan. Yang jelasnya, kamu siap mengikuti rapat??” kata pak Indra mantap memotong ucapanku. Aku hanya menjawabnya dengan anggukan ringan. Sementara lututku masih-sangat-amat terasa nyeri. Hingga pada akhirnya yang ditunggu telah menampakkan diri.

“Maaf saya terlambat” ucapnya begitu saja.

“Ya.. kami memakluminya, mungkin perjalanan yang membuat anda terlambat”kata pak Indra menghundle jalannya rapat.

Rupanya –yang –ditunggu juga mengalami gangguan seperti yang sedang kualami. Aku belum sempat menampakkan wajah untuk melihat tampang –yang-ditunggu, berhubung aku masih sibuk memperbaiki lutut celana kardiganku yang robek. Malah dia lebih parah, sampai pelipis matanya sedikit terluka, menghindari perempuan yang menabraknya di bandara. Hm…. Sudah saatnya ku melihatnya.

“….” Bengong

-yang-ditunggu rupanya sudah mantap melihatku sebelum ku melihatnya. Senyumnya langsung mengembang membuat sumur dalam di pipinya. OMG.. Fedi Nurilkah itu??

“Ya… mari kita mulai rapatnya” katanya sambil duduk tepat dihadapan pak Indra. Pelan tapi pasti, ku benamkan cara dudukku, hingga tubuhku terlihat kecil bahkan tak terlihat. Itulah cara khusus penjahat yang menyembunyikan dirinya. Perempuan yang dia maksud itu adalah aku. A.K.U…..

“Ssstt.. kenapa Lu?? Kok menciut gitu??” Tanya Vina, rekan kerja + sahabatku di Healthy Co sambil memperhatikanku yang bertindak aneh.

“Ntar aku ceritain, lengkap !!!!” jawabku mematikan ocehannya.

Rapat berlangsung dengan sukses. Sementara laporan kerjaku yang ingin dilihatnya telah di bicarakan oleh ibu Lidya. Karena sebelumnya aku telah memberikan pada bu Lidya untuk menggantikanku berkomentar. Bu Lidya paham yang terjadi padaku. Hingga beliau mau menggantikanku ntuk berkomentar, tentu tanpa menghilangkan namaku selaku pembuat laporan.

“Bukannya saya ingin mengambil alih jalannya rapat, akan tetapi saya ingin merombah kembali Plan Of Action yang ada tahun lalu. Sebaiknya kita membuat POA yang baru, tentu dengan tenaga yang lebih mapan.”..

“Serta, saya ingin merubah desent’ fungsional dan desent’ geografis untuk ditempatkan secara proposional. Hm… untuk yang satu ini, saya butuh….. m…”

“…..” smua peserta rapat dibuatnya bengong..

Yang diperhatikan malah ketawa-ketiwi tak keruan..

“Hey.. don’t paying attention to me like that” katanya sambil meneguk air putih yang telah di sediakan untuknya.

“Saya butuh tenaga professional, seperti yang membuat laporan kerja mengenai Tim memperantasan wabah Diare”jawabnya tegas menghipnotis seluruh ruangan.

“Oooooo……..”seru seisi ruangan kompak sambil memperhatikanku yang sedang membenamkan diri.

“Tentu.. tentu pak… Kami akan menyiapkan segalanya”jawab pak Indra dngan keyakinan penuh. “Si pembuat laporan yang bapak maksud…..”

“Maaf, saya memotong. Panggil saja Ryan. Tak perlu embel-embel pak.”Bantahnya. Huh.. seolah ingin kelihatan muda terus gitu?? Padahal tadi gaya bicaranya di bandara berbeda 180° dengan yang terjadi sekarang ini. Dasar!!!!!

“Anda ini… sama dengan Luki, paling malas jika di panggil dengan embel-embel ‘ibu atau mbak’.. “pak Indra menatapku sekilas dan tersenyum, lalu melanjutkan ocehannya dengan judul ‘all ‘bout Luki’.. “Ya.. Pasti kami akan menyiapkan tenaga-tenaga handal. Untuk desent’ fungsional ataupun geografis, kami rasa Luki cukup handal. Selain itu, Luki juga menjadi tenaga pengajar tetap pada universitas di kota Kendari. Jadi beliau sudah berpengalaman untuk urusan desent’ fungsional dan geografis” sambungnya kembali.

“Ya…. Saya harap, nama yang anda ucapkan tadi tidak mengecewakan.”

Heh… maksud omongannya tuh apa?? ‘saya harap nama yang anda ucapkan tadi tidak mengecewakan’. Toh kalo kinerjaku selama ini di ragukan, mungkin dari dulu aku sudah di depak dari healthy Co. Dasar!!! Pemimpin aneh!!

“kami jamin, orang yang kami tunjuk telah tepat”sanggah pak Anggoro Selaku ketua Tim ivestigasi lapangan.

“Adapun kalo pak Ryan merasa keberatan, kami masih punya orang yang lebih handal untuk di tempatkan pada daerah yang ingin bapak desert’” Kata seorang Luki yang tadinya membenamkan diri bak pencuri, kini lantang menyuarakan hati nuraninya.

“Oo.. bukan itu maksud saya. So far, saya juga ingin berkenalan dengan seseorang yang bernama Luki itu dan menjalin kerjasama dengannya. Di Aussi, saya sudah sering mendengar namanya yang… yah!!! Bisa dibilang fenomenal untuk pengangkatan kasus-kasus kesehatan yang tak mudah untuk dipecahkan”jawabnya ketus sambil menatap bola mataku focus. Sefocus yang bisa dia jangkau. Mau apa kalo bukan menguak isi tai mataku ya??

“Senang kerjasama dengan anda”balasku tak kalah ketusnya.

^^^

Rasanya sudah terlalu lama aku tak menghirup udara kota Batam. Kini perjalanan yang membawaku kembali ke-kota ini. Kota yang terpengaruh pada perkembangan Singapora. Hingga kota ini salah satu kota dengan kemajuan pesat di Indonesia. Bukan hanya pada bidang industri, melainkan hasil buminya juga.

Kota yang berbatasan dengan Provinsi Riau ini pulalah yang mempertemukanku dengan Nadia, kekasih yang telah menemaniku kurang lebih 3 tahun.

Lama tak menginjakkan kaki di bandara Sultan badarudin ini mebuatku kaku. Sudah banyak perubahan nampaknya.

Ringtone pada ponselku, menandakan adanya panggilan. Ku lihat screennya dan tertera nama pak Indra selaku president directur Healthy Co. rencananya pagi ini, aku ada rapat dewan direksi dengan Healthy Co untuk merombah segala aspek-aspek yang perlu diromba. Aku diutus langsung oleh Mr X selaku pemimpin badan WHO, ntuk melihat kinerja seorang Pemegang devisi pendistribusian yang namanya lumayan familiar di badan WHO. Ya.. Lulu Kirania, itulah nama yang hendak ku tinjau kinerja kerjanya dan melihat langsung laporan kerja yang dibuatnya hingga membuat Mr X klepek-klepek melihat hasil kerjanya. Memukau !!! itu kata yang pantas ku ucapkan.

“Ya Pak Indra, sekarang saya sedang di bandara. Baru saja landing.” Aku harus segera sampai ke kantor. Untungnya pihak Healthy Co telah menyiapkan taksi untukku.

Aku mencoba menerobos kerumunan manusia yang sedang lalu-lalang di sekitar bandara. Deadline!! Tak enak untuk rapat pertamaku mengecewakan. Sampai pada akhirnya aku menabrak seorang perempuan yang sama halnya denganku ‘tengah berlari’ menerobos kerumunan manusia di bandara.

“Aw…….” Erangnya kesakitan. Ku lihat gayanya jatuh tersungkur, hampir mencium ubin marmer bandara. Mana ubinnya masih di semen kasar. Tak kalah denganku, aku makin parah karena berhasil mencium ubin kasar bandara itu, hingga pelipis mataku mengeluarkan darah.

Rupanya bandara masih dalam tahap renovasi.

“Hey… where yours eye?” kalimatku membuatnya canggung. Seharusnya akulah yang minta maaf, bukan sebaliknya.

Perempuan yang ku tabrak tadi terlihat aneh menatapku. Namun cardigan yang digunakannya terlihat sangat mempesona. Tampaknya perempuan itu tengah bekerja pada sebuah kantor, yang entahlah dimana letaknya. Di kibaskannya poni yang menutupi matanya hingga menatapku lekat dan berkata…

“Here” sambil menunjuk bola matanya yang indah. “There’s something wrong?” lanjutnya kemudian sambil tetap menunjuk bola matanya.

Aku ingin ketawa dan membantunya berdiri, namun kalimatku yang keluar bukannya membantu, malah memojokannya, seolah dialah yang menabrakku. “Stupid Girl” kataku. Dan memakinya kalo aku telah ketemu cewek sial yang menggangguku menuju rapat.

Setelah itu perempuan yang kutabrak tadi lari terbirit-birit bak di kejar suster ngesot. Padahal sebelumnya aku ingin menanyakan namanya. Jelas lututnya masih terasa ngilu, sampai celananya terlihat sedikit sobek akibat gesekan ubin.

Huh… yang lebih parahnya lagi, tak ada taksi yang menjemputku seperti yang disampaikan pak Indra tadi. Apa-apan ini….!!!!! Smua taksi yang sedang menunggu penumpang ku tanyakan dan berharap kalau mereka utusan Healthy Co. Nihil!! Tak ada utusan Healthy Co. Padahal jarak bandara dengan kantor lumayan jauh. Terpaksa aku mengambil taksi lain dan tak menunggu lama untuk sampai ke kantor.

***

Untungnya keterlambatanku dimaklumi pihak direksi perusahaan. Pak Indra bijaksana menanggapi keterlambatanku dan kujelaskan apa yang lebih menyebabkan keterlambatanku. ‘Telah berusaha menghindari tabrak lagi dengan seorang perempuan yang bermata indah’.

Tuhan maha adil, mempertemukanku kembali dengan perempuan yang ku tabrak tadi. Sayangnya dia belum menampakkan wajah. Wajahnya masih berkutat di seputar lututnya. Hm… Dia kerja di sini toh?? Walaupun telah mengalami kejadian tadi, pesonanya masih saja tetap pada dirinya. Rambutnya masih tergulung rapi seperti yang ku lihat dibandara tadi. Poninya juga masih menutupi matanya. Hanya saja, tampangnya kelihatan sedang menahan nyeri.

Ku kembangkan senyumku untuk menyapa seluruh peserta rapat dan berharap perempuan itu membalas senyumku. Yeah..!!! dia melihatku dan sedikit syok..!! Tak apalah.

Aku memimpin jalannya rapat dan berusaha menemukan seorang yang ku cari ‘Lulu Kirania’. Rupanya Bu Lidya, penasehat perusahaan yang mempresentasekan laporan kerja si Lulu. Yang ada dalam pikiranku sekarang ini adalah ‘Lulu kirania’ tak menghadiri rapat penting ini. Bagaimana caranya aku bisa menilai cara kerjanya? Kalo dia tidak mengikuti rapat.

Tapi sudahlah karena program yang ingin ku kembangkan disini adalah perombakan Plan of Action dan juga desent’ fungsional dan geografis oleh tenaga yang lebih handal. Ku lihat kembali perempuan yang kutabrak tadi malah membenamkan tubuhnya. Ya.. aku memakluminya, dia kelihatan menahan sakit.

Smua peserta rapat mempercayakan kerjasamaku dengan perempuan yang belum ku temui ‘Lulu Kirania’ untuk sama-sama membuat POA dan menjadi parthner kerja untuk desert’ fungsional dan geografis. Dalam diskusi dengan pak Indra, beliau masih saja memanggilku dengan embel-embel ‘pak’. Padahal aku ingin menerapkan suasana kerja yang lebih fun tanpa menggunakan embel-embel ‘pak’.

“Anda ini… sama dengan Luki, paling malas jika di panggil dengan embel-embel ‘ibu atau mbak’.. cerocos pak Indra menceritakan sedikit tentang perempuan yang belum ku temui yang akrab di sapa ‘Luki’. Luki?? Kaya’ nama anak anjing saja. “Ya.. Pasti kami akan menyiapkan tenaga-tenaga handal. Untuk desent’ fungsional ataupun geografis, kami rasa Luki cukup handal. Selain itu, Luki juga menjadi tenaga pengajar tetap pada universitas di kota Kendari. Jadi beliau sudah berpengalaman untuk urusan desent’ fungsional dan geografis”sambung pak Indra kemudian.

Ketika ku ucapkan kalimat pengharapan agar nama yang disebutkan tadi tidak mengecewakan, perempuan yang kutabrak tadi spontan melantangkan suaranya dengan berkata “Adapun kalo pak Ryan merasa keberatan, kami masih punya orang yang lebih handal untuk di tempatkan pada daerah yang ingin bapak desert’”

Aku jadi tidak enak berkata seperti tadi dan menjelaskan maksudku yang sebenarnya, kalau aku ingin mengenal lebih jauh sosok ‘Lulu Kirania’ dengan mengajaknya menjadi parther kerjaku untuk desert’ fungsional dan geografis. Yang diajak berbicara terlihat ketus, namun semua peserta rapat sedang memperhatikan perempuan yang kutabrak itu. Dan berkata “Senang beerjasama dengan anda”.

Apakah dia sekretaris ‘Lulu Kirania’?

***

Seusai rapat, perempuan yang kutabrak tadi menghilang tanpa jejak. Sebelumnya dia terlihat sedang mengobrol dengan pak Indra dan bu Lidya dan kemudian diantar oleh Rahman, sahabatnya dikantor ini rupanya. Rapat diakhiri dengan makan siang bersama.

Akupun mulai mengakrab diri dengan beberapa delegasi devisi yang menghadiri rapat. Tak terkecuali Vina yang baru saja ku ajak berkenalan. Ya.. cewek yang memiliki tinggi kurang-lebih 160 cm ini terlihat santun dalam bertutur kata. Dialek jawanya masih kental. Informasi terpenting yang ku dapatkan bahwa dia juga salah satu sahabat Lulu Kirania di kantor ini.

“Vin, ngomong-ngomong tadi yang sempat ketus menanggapi statmentku, namanya siapa y?”tanyaku hati-hati.

Sambil menyunyah makanannya dan meluncurkannya dengan segelas air putih membuat jawabannya mencengangkanku “oo….. yang cepet pulang tadi ya?”balasnya. Lain yang gatal, lain pula yang digaruk. Lain yang kutanya, lain pula yang dijawabnya. Aku hanya membalas dengan anggukan, berharap vina dapat melanjutkan kalimatnya.

“Dia si Lulu.. lulu kirania, pemegang devisi pendistribusian. Kasian itu anak, lututnya sempat lecet karena di tabrak manusia planet katanya, waktu di bandara tadi. Emang ada apa??”

“….” Aku bengong + kaget mendengar jawaban Vina. Oopss… jadi dia ‘Lulu Kirania’?. Pantesan aja ketus dalam menjawab statemenku, seolah aku telah meremehkan kinerjanya selama ini. O… Shit!!!!! Aku telah memberinya kesan yang tak baik. Perlu segera di luruskan.

“heiiii…. Kok bengong?? Ada apa nanyain Lulu?? Ya…. Ketahuan kan?? Lagi mikirin Lulu..”Tuding Vina yang mendapatiku sedang bengong.

“Ah, tidak!!!!.... biasa aja, memang sedari Aussi aku ingin ketemu sama Ibu Lulu. Dan…”senyumku berkembang bak layar kapal Pinissi yang hendak berlayar “ ternyata perempuan yang ku tabrak dibandara tadi adalah ibu Lulu” sambungku.

“O… No!!!.. Jadi kamu toh pelakunya?? Eh, kamu jangan panggil dia ‘ibu’ kalau kau tak mau mati muda”ocehan Vina membuatku ketawa terpingkal-pingkal.

“O… jadi Lulu seorang Murdener??”sahutku setelah meredakan tawaku.

“Bukan Cuma murdener dan lebih pantas jadi punisher kakak tua”sahut Vina kemudian dan kami tertawa kompak yang disaksikan oleh Rahman selepas mengantar perempuan yang kutabrak tadi ‘Lulu Kirania’.

Pokoknya aku harus minta maaf…….

***

Kini aku telah berada di kendari, menjalani tugasku sebagai seorang dosen. Setelah kemarin telah di kompres air panas pada lututku oleh mama. Mama kelihatan panic sewaktu melihatku pulang kantor dengan menahan sakit. Ke-parno-an mama kambuh, malah melarangku datang ngajar. Duh… mama segitunya deh!!! Sebelumnya mama juga sudah wanti-wanti nenek di kendari agar lebih memperhatikan keadaan lututku.

Begitu menjemputku dari bandara, nenek langsung sibuk membopongku. Sebaliknya niy.. seharusnya aku yang membopong nenek.

“Nek, Luki ke kampus dulu ya??!!”pamitku pada nenek ketika aku hendak ke kampus. Sang nenek sedang menikmati sarapan paginya di teras rumah yang begitu teduh dengan banyak pepohonan yang melindungi rumah nenek.

“Kamu jangan dulu ke kampus lu, tuh kan lututmu belum sembuh total. Tunggu Arif saja dulu. Kalau Arif datang, kamu diantar arif ke kampus”jawab nenek sambil memperbaiki tusuk kondenya ala R.A Kartini dan kembali membungkukkan badannya dan melihat kondisi lututku.

Arif yang dimaksud nenekku adalah saudara papa yang terakhir. Ya.. Papa merupakan keturunan Jakarta-Gorontalo-Kendari. Dalam darah papa mengalir banyak ragam budaya. Belum lagi dengan mama yang lebih diperkental dengan Cina-Thionghoa-Solo. Jadilah sekarang diriku kolaborasi dari beragam budaya luar-dalam negri.

Arif lebih muda dariku. Sekarang dia sedang menyelesaikan skripsinya mengenai mekanika, entah apalah lanjutannya. Mengingat Arif adalah mahasiswa Teknik Sipil Unhalu. Saudara papa berjumlah 10 orang. Papa sulung dari 10 bersaudara, dan jarak Arif dengan saudara papa ke-9, Om Rudi berkisar 14 tahun. Nenek Jumi tidak menyangka bakal kehadiran Arif ditengah keluarga yang padat itu, hingga kini Arif biasanya dianggap anak bagi saudara papa yang usianya jauh lebih tua.

Aku tak menganggap Arif sebagai paman, melainkan seperti adikku sendiri. Tentu sebagai anak bungsu, Arif sangat manja pada nenek. Terkadang, aku yang membiayai kuliah Arif. Namun, jika hal ini dikethui ama nenek?? Taukah kamu apa yang terjadi?? Nenek bakal mengganti uangku yang keluar jauh lebih banyak. Padahal niatku membantu nenek, karena aku..bolehlah di kata sejak SD bernaung di Kendari, hingga menamatkan kuliah juga di Kendari. SMP kelas 1 & 2, aku masih di Kendari dan selanjutnya aku melanjutkan di Batam, sampai kelas 2 SMA aku kembali lagi ke kendari. Kembaliku ke Kendari karena waktu itu aku sedang sakit. Kata keluargaku itu sakit ‘kutukan’ yang pernah menimpaku. Entahlah mengenai kebenarannya.

Jika mengkonfirmasikan lebih lanjut mengenai ‘kutukan’ yang membuatku penasaran itu, seluruh keluargaku bahkan mas Jiwa yang begitu dekat denganku memilih tutup mulut. Kompak menyembunyikan fakta yang terjadi. Sekiranya jika aku tau cerita yang sebenarnya, aku juga g bakal minta yang macam-macam ato mengalami penyakit parno seperti yang tertular belakangan ini pada mama. Tapi, jika aku mulai terkena suatu penyakit, walaupun hanya influenza mama makin lebih panic dan mengirimku ke Kendari. Di bawah pengawasan nenek Jumi. Tua-tua kek gini, nek Jumi sakti mandra guna loh!!! Bukan mandra guna-guna.

“Luki naik ojek aja nek, telat niy…!!!!!”ujarku sambil menatap jam dinding yang menunjukkan angka 09.30 WIB. “Kasian mahasiswaku nek”sambungku sambil mencomot roti pisang nenek Jumi.

“Husss…. Tidak baik naik ojek, bahaya banyak luki. Tunggu Arif saja”sambung nenek Jumi dan berlalu dari hadapanku mendengar deringan telpon.

“Ki…., Ada telepon!!!”suara nenek membuyarkan konsentrasiku dalam mencomot roti pisangnya.

Kusambar gagang telepon secepat kilat. Kedatanganku di Kendari telah memasuki hari ke-3 setelah meninggalkan rapat dewan direksi kemaren.

“Halo, Luki disini..”sapaku semanis mungkin. Di seberang sana langsung meneriakiku sekencang-kencangnya.

“Luki………………………………………………… Heh nek, lo mesti bertanggung jawab niy ma gw” serunya heboh. Duh… sapa ya?? Suaranya siy familiar, suara Vina sahabatku di healthy co. Tapi dialeknya itu loh!!! Lo-gw. “mana janji lo mo ceritain gw maksud lo menciut pas rapat dewan direksi. Eh.. lo main kebur aja, tanpa confirm ke gw. Mana lo dah 3 hari ninggalin kantor dengan sejuta orang yang nanyain keberadaan lo?”sahutnya kembali ceplas-ceplos. Ya…. Itu baru Vina !!!

“Sowwy honey.. aku bukannya hengkang tanpa ngabarin kamu. Mahasiswaku lagi pada mid test niy.. aku g enak ninggalin mereka. Apalagi aku megang mereka mpe mid berakhir. Aku dah izin ama pak Indra. Aku sekitar 2 mingguan deh di Kendari. Lagian aku dapet Hot Theraphy niy dari nek jumiku.”balasku membalas kangen pada sahabatku yang centil itu.

Ya… Vina, sahabat terbaikku pada healthy co. Setiap jadwal makan siang di kantin kantor atau di pentry, Vina selalu menampakkan senyum sumringahnya, berharap ada cowok ganteng yang menggaitnya. Kalo lelaki mata keranjang di sebut ‘palyboy’, nah kalau cewek mata jelalatan, apa dong namanya?? ‘Play girl’??

Ya.. walaupun targetnya hunting cowok selalu gagal, cwek blesteran sunda-belanda ini bisa diandalkan untuk menjadi teman berbagi dalam suka bin duka. Kira-kiranya sudah ribuan judul yang pernah ku ceritan ke dia, tanpa ada 1 pun yang terbongkar. Begitupun sebaliknya, dia menhundleku agar menjadi diary berjalannya.

“Hey, sebut gw intel professional, coba tebak apa yang gw temuin?”katanya sok detektif.

“Nemuin cowok!!”balasku seketika.

“Dodol… lo, gw dah nemu sapa yang nabrak lo dibandara dulu, mpe yang buat lutut lo nyeri dan mendapatkan hot theraphy dari nek jumi lo”. Hf….. kirain apaan?? Itu juga aku dah tau, kalo cowok aneh dan sok tau bernama Ryan yang telah menabrakku dan menganggapku telah menabraknya.

“Tau dari mana?”balasku seringan mungkin menhadapi kecentilan Vina. Tidak menutup kemungkinan dengan jawabanku yang berapi-api membuatnya jadi kepala suku dan menjodohkanku dengan -si -sok –tau –yang –namanya –malas untuk ku sebutkan. Walaupun Vina tau, aku sudah memiliki Saka.

“Live ki.. Live… Sumbernya langsung bo’!!! Ryan, si ganteng Fedi Nuril itu yang bilang ke gw, kalo doi dah nabrak lo di bandara. Eh, lo tega deh, ketemu cowok cakep g ngabarin gw”cerocosnya kemudian.

Ryan yang ngaku??? Syukurlah kalau begitu, paling tidak dia masih punya rasa bersalah padaku. Tunggu!!! Vina menganggapnya sebagai Fedi Nuril juga?? Awal ku melihatnya di kantor, aku juga beranggapan dia jelmaan Fedi Nuril. Tubuhnya tinggi jakung, disertai rahangnya yang kokoh dan senyum manisnya serta lesung pipinya.. ya..ya.. pantaslah dinobatkan sebagai jelamaan fedi nuril. Apalagi kombinasi pakaiannya, kemeja kotak-kotak warna biru dengan celana khaki warna hitam serta jas blero warna hitamnya, membuatnya terlihat tampan.

Duh…. Apa siy yang ada dipikiranku?? Luki, sadar dung!!! Kamu punya Saka. Saka.

“Eh.. kok diem siy?? Mikirin ryan juga? Kalian emang jodoh, yang disini mikirin lo, dan yang disana mikirin Ryan. Hm… eh, ada yang nyariin lo disini. Everyday mondar-mandir kek setrikaan depan ruang kerja lo + nanyain lo mlulu ama gw. Buruan balik deh!! Ada fans baru lo disini. Apa lo tega, gw usir fans baru lo?”nada suaranya kini sok diplomatis.

“Jangan dong!! Sapa siy?? Klien dari mana? Peserta Mapala lagi?. Eh.. Vin, jangan sok jadi katalisator deh!! Mau dibuang dimana Saka hah??, aku ridho kok tuh fansku kamu deketin, tapi jangan diusir ya.. Ntar kolega kantor kita jadi berkurang”balasku sambil memikirkan klien seperti yang diceritakan oleh Vina barusan.

Ryan, mikirin aku???? Cappe deee… mo ngapain??? Mo ngusik ketenanganku menjadi tenaga pengajar disini? Ato berupaya menjatuhkan kinerjaku?? Awas kalau berani mengusik ketenanganku. Pliss deh…

“Klien…klien…klien melulu… Saka..saka..saka.. Sang s-a-k-a merah putih, horrrrmat grak!!!!!... 2 kata itu bisa g siyy… g jadi makanan lo sehari-hari?? Tau deh.. lo cinta mati ama Saka, tapi apa lo tau kalau Saka cinta mati juga ama lo? Buktinya doi asyik-asyik aja tuh dengan pesawatnya keliling dunia. Gw tegesin yah!!! Yang nyariin lo bukan klien kita, tapi ryan. Sekali lagi R>Y>A>N.. Yang mondar-mandir nanyain lo everyday tuh Ryan, bahkan yang nyatet alamat lo di Kendari juga Ryan. Apa pernah Saka nanyain ke gw alamat rumah nenek lo di kendari?”

“Iya… iya… iya…, eh wajarlah kalau Saka g bisa sering nemuin aku. Doikan TNI.. Angkatan Udara ;jeng Vina.. Mesti focus dalam membela Negara. Ya.. jodohkan ditanganNYA.”balasku..

Perdebatanku bersama Vina makin sengit, apalagi jiwa patriotismenya menjodohkanku dengan Ryan terlihat kental. Vina..vina.. Hingga suara klakson mobile Arif mengehentikan perdebatanku bersama Vina.

“Eh nyai, Ryan buat kamu ajah ya…, eh aku g bisa lama niy, arif dah nongol, mo nganterin aku ke kampus. See u gals.. bye….” Ucapku tak membiarkan Vina membalas ocehanku.

***

Sudah 3 hari aku tak melihatnya di ruang devisi pendistribusian. Kabar yang ku dengar dia sedang ke kendari menjalanan tugasnya sebagai dosen. Mengapa aku merindukannya? Apa yang terjadi padaku? Apakah aku mengalami apa yang disebut sebagai ‘love at first sight’? Tidak mungkin, karena aku telah memiliki Nadia. Mengapa perasaan ini berbeda ketika pertama kali bertemu nadia? Mengapa ingatanku terus lekat padanya? Apakah hanya kekuatan fisik saja? Atau mungkin aku hanya merasa bersalah padanya.

Aku sudah banyak mengetahui Kiran dari Vina dan beberapa orang dikantor ini. Rupanya Kiran begitu baik pada orang-orang kantor. Dia tiak menganggapnya sebagai rekan kerja, melainkan sebagai saudaranya, hingga semua pekerjaan mereka lalui dengan kerjasama yang kompak.

Sejak pertemuan pertamaku bersamanya dan mengetahui kalau orang yang ingin kutemui adalah dirinya ‘Lulu Kirania’, aku mengubah nama panggilanku untuknya dengan menyebutnya ‘Kiran’. Kiran memliki makna Cantik pada bahasa Uzbekistan. Cantik dalam makna yang luas. Cantik dalam bertutur kata, bertingkah laku dan lain sebagainya. Semoga dengan panggilan barunya itu, ia makin kelihatan cantik disetiap tindakannya membantu masyarakat.

“Eh.. Yan, ngapain bolak-balik kek setrikaan depan ruang kerja Lulu? Nah… Kangen ya?” Suara centil Vina mengagetkan langkahku ketika sedang memperhatikan ruangan yang tertata rapi itu dengan paduan warna hijau daun selain membuat ruangan rapi juga terasa teduh.

“Kok lama Kirannya ke Kendari? Kata Pak Indra, biasanya Kiran hanya se-hari, dua hari ke kendari?”Tanyaku kemudian.

“Sebelum kepergiannya ke Kendari, Lulu bilang eh, maksudnya Kiran bilang mahasiswanya pada mau mid test, Nah.. Kirankan megang mata kuliah sampai mid test, jadinya repot juga untuk ninggalin mahasiswanya. Everyday, gw lihat lo plototin ruang kerja Kiran terus. Kangen ya ama Kiran?”tanyanya kemudian dengan nada interogasi. Untuk nama Kiran, Vina dah mengetahui kalau aku memanggil ‘Lulu’ dengan nama baru, yakni ‘Kiran’.

“Emang ada yang marah kalau aku kangen ama Kiran?”balasku dengan bercanda, namun dianggap serius oleh Vina.

“Ya.. Adalah, orang yang pertama marah ke kamu kalo kangen ama Kiran adalah Saka. Mau kamu di tembak mati ama saka?” jawaban ceplas-ceplos Vina membuatku tertawa. “Eh… serius niy… Saka tuh Cinta matinya Kiran, tapi… gw dukung kok kalau kamu berjuang ntuk ngedapetin hatinya Kiran. Lo berdua serasi massss”sambungnya kembali yang membuatku bimbang, namun tetap ku kembangkan senyum manisku.

“Hus… ngaco kamu, akukan sudah punya Nadia. Lagian, Kiran???!!!! M…..m… emang cocok ama aku? Duh Vina, kamu buta ya? Mana cocok aku ama Kiran? Aku tampan kek gini, sedang Kiran?? Alah tak ada bandingannya ama Nadia”balasku lebih ngaco.

“Eh, Narsis bangetzz lo!!! Klien kita tuh banyak yang naksir Kiran, kalo gw jadi Kiran, gw udah ninggalain sang s-a-k-a merah putih yang selama 2 tahun g pernah ngasih kabar apapun ke Kiran, trus Kiran tetep nunggu gt kek g ada cowok dimuka bumi ini. Lagian, kalo gw liat foto pacar lo si nadia di meja kerja lo, g ada apa-apanya deh ama Kiran sohib gw itu” pnjelasan Nadia membeda-bedakan Nadiaku dengan sohibnya itu.

Oo… Gitu toh ceritanya, jadi pacar Kiran yang bernama Saka adalah TNI Angkatan Udara, dan selama 2 tahun belakangan ini bener-bener Lose contact. Tapi Kiran memegang kepercayaan kepada kekasihnya itu dengan dalih ‘tugas negara’. Ah… Kiran, begitu setianya dirimu, sampai kapan kau akan merasakan keberadaanku??

“Eh.. Yan, udah sukur kalo lo diperhatiin Kiran, Biasanya Kiran tuh g peduli ama cowok-cowok sok kek lo.”. Kini giliran Vina yang bersuara dengan sedikit amarah. Aku telah berkata salah ‘bahwa sahabatnya itu lebih cantik dibanding Nadiaku’. Padahal bukan itu maksudku.

“Maaf Vin, bukan itu maksudku. Kiran… m… tidak cantik melainkan ‘manis’. Beda loh cantik dan manis. Kalau cantik, paling hanya sesaat terlihat cantik dan setelahnya terlihat biasa-biasa saja. Nah, kalau manis.. enak dipandang mata”penjelasanku norak! Menimbulkan fitnah besar. Tapi ini bukan fitnah kok.

“Hm… ech,,echm…”serak paksaan ala vina. “ada yang jatuh cinta niy. G salah kok.. Love at first Sight.. Oh… amboy!!! Indah nian!!”candaannya yang berlebihan mengusik ketenangan Rahman yang langsung nongkrong dihadapanku.

Apa benar yang dikatakan Vina? Itu hanya keinginanku saja. Buktinya Kiran sama sekali tidak menampakkan bahwa perasaannya sama denganku.

Astaga!!! Mengapa aku seperti ini? Mengapa dengan mudahnya aku melupakan Nadia dan berpaling darinya.

“Eh,… sapa lagi jatuh cinta sama siapa?”Tanya Rahman sok serius.

Dagu Vina menunjuk ke arahku sambil bernyanyi lagunya project pop berjudul jatuh cinta. Belum lagi dengan Anggi OG (Office Girl) yang senantiasa menyediakan kebutuhan pegawai kantor ini menyanyikan lagu Vina panduwinata berjudul Cinta, yang merupakan OST sinetron ‘pacar pilihan’.. “Sejak bertemu, ku telah jatuh hati padamu”….

***

Perombakan POA akan segera dilaksanakan. Menunggu sekitar seminggu lagi. Aku tetap berada di Batam sekitar 3 bulan ke-depan, mengingat Mr.X yang mengembankan amanah ini padaku. Kebetulan dulu aku juga pernah menamatkan SD di kota Batam, tepatnya di daerah Kijang yang tak asing lagi bagiku. Daerah yang strategis menjadi pusat perjalanan dan industri juga import barang Indonesia-singapora.

Sambil mengenang kembali daerah Kijang yang sedang ku lalui, aku mencoba menghubungi sahabat lamaku yang kini menjadi Quality Control Manager Pesawat Terbang di Bruney Darussalam.

“Assalamu ‘alaikum”sapanya di kejauhan sana.

“Wa’alaikum salam”balasku.

Rupanya Zona masih mengenali suaraku. Kami berpisah kurang-lebih 10 tahun lamanya. 3 tahun kemarin kami sempat berjumpa dan mengadakan acara reunian SMA di SMA yang pernah mentransfer ilmu pada kami. Hingga pada akhirnya kami sukses seperti sekarang ini.

“Eh… bung.. tumben nelep, ada apa niy? Emang g sibuk apa berada di tengah-tengan orang penting se-dunia. PBB gitu loh!!!” nada Zona tak berubah.

“Hei… orang ganteng se-Brunei.. sekarang ini aku lagi di Batam, lagi di daerah Kijang. Orang tua kamu masih tinggal disana kan?? Aku mau ke rumahmu, mau sungkem ama mama-papa-mu. Aku sekitar 3 bulanan berada di sini.”

“Ngapain???? WHO minggat di Batam ya?” Candanya lagi.

“Kangen niy sama om dan tante. Salah ya, kalau aku menginjakkan kaki di rumahmu? Jiwa, masih di Batam atau sudah hijrah di Jakarta? Trus adikmu Aya’?? Aku di tugasin badan WHO buat merancang POA yang baru. Kan HC (Healthy Company) merupakan cabang dari WHO. Bukannya minggat di Batam. Kamu ini ada-ada aja..”

Ya.. Zona adalah sahabat kecilku. Kami selalu bersama. Mulai dari TK sampai SMA. Namun kami sempat terpisah pada saat kami SMP. Zona tipikal cowok pendiam dan mengagumi adik sematawayangnya. Zona belum menemukan pasangan hidup, sebelum adik bungsunya menemukan pasangan hidup. Kalau tidak salah, adiknya bernama Aya’. Tentu aya’ yang bayi telah berubah menjadi gadis cantik hingga sangat dikagumi oleh kakaknya sendiri. Bukan hanya Zona yang mengagumi aya’. Kabar terakhir yang ku dengar, Jiwa juga mengagumi aya’ dan Jiwa-lah yang paling dekat dengan aya’. Wajarlah jika mereka saling mengagumi.

“Aya’ sekarang sudah dewasa yan… G’ seperti yang lo lihat dulu..cengeng, bawel. Sekarang aya’ tangguh. Pekerjaannya saja 2 sekaligus. Dosen dan sebagai salah satu atasan di perusahaan, entahlah apa namanya. Mau tau lebih lanjut, ke rumah aja. Mungkin sekarang aya’ lagi dirumah. Tapi awas ya, kalau lo jatuh cinta ma adik gw”

“Emang kenapa kalau aku jatuh cinta sama adikmu?”selidikku. Jangan-jangan…jangan…jangan… Zona… memang…menginginkan adiknya..

“Jangan mem-poligami adikku Yan. Gw tau lo udah punya tunangan, Nadia namanya. Eh… tak kubiarkan kau menyakiti adikku. Cepatlah kerumah, kau ketinggalan berita. Aya’ udah berubah nama”..

***

Suasana rumah Zona tak jauh berubah, tetap adem dan teduh. Namun ada perombakan pada kolam ikan dan anggrek yang berada di dekat teras rumahnya. Paman Soedhardjo terlihat sedang menikmati indahnya sore bersama tante Tania. Dari kejauhan paman menyapanyaku. Rupanya paman tak melupakanku.

“Hei…. Ryan.. WHO pindah ke Batam ya??” Sapa paman Soedhardjo hangat. Paman masih seperti yang dulu, senang bercanda.

Gerai tawa terlihat pada bibir tante dan paman, sambil mempersilahkanku duduk di teras rumah beliau yang telah di ubah menjadi ruangan duplicate ruang tamu. Istilahnya, ruang tamu alami. Sangat berbaur dengan lingkungan.

“Ruangan ini di sulap sama si bungsu tante yan. Biasanya kalau malam, dia senang berbaring dan melihat bintang secara langsung.”. Aya’ maksud si tante. Bungsu mereka adalah cewek yang dikagumi oleh ke-3 kakaknya.

“O..ya.. Sekarang dia dimana tante? Lama tak jumpa. Pasti dah banyak berubah ya?” tanyaku penasaran pada sosok aya’ kecil yang lucu dulu.

“Dia jauh yan…. Sekarang lagi di Kendari. Lagi ngajar. Mungkin bulan depan baru balik Batam”penjelasan paman.

“Kendari?? Jauh amat paman, kenapa g pindah ngajar disini saja?”tanyaku lebih dalam.

Ow.. rupanya aya’ yang kini telah berubah nama menjadi.. entahlah!! Menjadi dosen di Kendari. Dosen pada Fakultas Kesehatan masyarakat. Hm…. Berarti aya’ kenal dengan Kiran, karena yang ku ketahui Kiran juga dosen pada fakultas yang sama.

Paman dan tante banyak menanyakan kegiatanku dan berputar pada ruang lingkup pekerjaanku. Juga menanyakan kapan mengakhiri masa bujangku.

“g baik loh!! Lama menikah Yan. Sekarangkan kamu menginjak 28 tahun, sebaiknya cepatlah menikah” pesan tante Tania lembut.

“Rencananya aku bareng Zona mau nikah kembar tante”statementku membuat tante dan paman Soedhardjo tertawa terbahak-bahak.

“Ryan, zona masih mau menunggu adiknya menikah. Kalau adiknya sudah menikah, baru dia mau menikah. Dari dulu kau tau, kalau Zona sangat menjaga adiknya dan tak ingin adiknya mendapatkan pria gadungan” kata paman yang balik membuatku tertawa.

Melihat kerukunan dan kekompakkan keluarga ini membuatku jadi rindu pada mama-papa yang jauh di Belanda. Semoga mereka baik-baik saja.

Perjalananku kali ini ke rumah paman Soedhardjo di tutup dengan sholat isya bareng dan Dinner bareng paman di kediamannya.

Foto keluarga pada saat aya’ masih kecil, masih saja menghiasi seluruh pigura-pigura ruang tengah tempat mereka berkumpul. Kata tante Tania, aya’ memang malas memasang fotonya di beberapa sudut rumah. Dia lebih senang memasang smua fotonya di kamarnya sendiri.

***

Sudah hampir 2 minggu sang penghuni hati meninggalkanku di ke-sunyian kantor. Aku berniat menyusulnya di Kendari. Apapun yang terjadi. Toh nilai geografiku tak begitu jelek untuk menemukan Provinsi Kendari.

Begitu sampai di bandara woltermonginsidi, aku menaiki taksi dan mengantarkanku sesuai dengan alamat yang susah-payah kudapatkan dari Vina. Belum lagi dengan persyaratan yang diajukannya untukku. Sampai aku harus berpura-pura menjadi kekasihnya di depan mantan pacarnya dulu. Demi apa coba?? Kalau bukan demi menemukan Kiran di kendari. Aku begitu merindukannya.

Ternyata, tak begitu lama menemukan alamat rumah nenek Kiran. Rumah dengan arsitektur lama yang di penuhi dengan keindahan alam. Pilar rumah nenek Kiran berasal dari batang jati yang kokoh. Begitu teduh dengan adanya pohon pelindung di depan pagar rumah nenek Kiran.

Seorang wanita tua membukakan pagar, mungkin itu nenek Kiran. Dengan ramah beliau menyapaku.

“Cari siapa nak?” kata nenek itu. Usia nenek Kiran kelihatan sudah renta, namun masih kokoh dalam berjalan. Masih cantik. Mirip sekali dengan garis wajah Kiran ketika hendak menyapa.

“Benar ini alamat rumah nenek Kiran? Lulu Kirania maksud saya” seruku sambil membaca alamat yang diberi Vina.

Sang nenek mempersilahkanku masuk dan menyuguhkanku beberapa minuman dingin sebelum menjawab pertanyaanku tadi. Uuhh… jangan-jangan aku salah rumah lagi. Kan sungguh sangat memalukan, sudah disuguhi minuman segar seperti ini lantas bukan tujuan untuk menemukan Kiran.

“Ya benar ini rumah neneknya Kiran yang anda cari”jawab nenek itu membuatku lega. “Perkenalkan sayalah neneknya Kiran”sang nenek mengulurkan tangannya sebagai awal perkenalannya padaku. Ku jabat tangannya erat, menandakan niat baikku untuk bertemu cucunya. “Anda ini temen kampusnya Kiran?” tanyanya kemudian. Wajarlah jika hendak menginterogasiku sebagai makhluk asing yang baru ditemuinya.

“Saya Andryan bu. Panggil Ryan saja”balasku. “Saya temen kantor Kiran di Batam. Ada yang ingin saya sampaikan pada Kiran”sambungku kemudian. Apa? Apa yang ingin kusampaikan pada Kiran? Apakah aku harus berkata ‘Hei Kiran aku menjemputmu di Kota ini karena merindukanmu?’ begitu? O..tuhan, maka aku terlihat seperti orang bodoh yang hanya memiliki standarisasi IQ 85. Sedangkan Kiran yang baru saja ku ketahui setelah kepergiannya di kota ini adalah wanita cerdas dengan argument-argument serta konsep pemikiran yang brilian.

Dengan logat Kendarinya yang khas, sang nenek bersua “Itumi juga nak, biasanya Kiran hanya se-hari atau dua hari kalau di Kendari. Tapi ini sudah hampir dua minggu dia disini” kata sang nenek. “Itu anak juga, lututnya bengkak waktu datang kesini, jadinya saya obati dulu bengkak di lututnya, supaya tidak pincang kasihan kalau dia berjalan” sambung sang nenek kemudian.

“O,,ya???”seruku panic. Lututnya bengkakkan karena ulahku juga menabraknya di Airport. “terus sekarang, gimana keadaan lututnya bu?”sambungku kemudian.

Nenek yang sedang berbicara denganku ini tak begitu kaku menghadapiku. Namun terkadang bahasa dan dialek yang digunakannya sulit ku mengerti. Bahkan nenek ini begitu mengetahui seluruh seluk beluk jiwa cucunya.

“Sudahlah nak Ryan, tak perlu memanggil saya dengan sebutan ‘ibu’. Panggil saja saya nenek atau oma Jumi. Nak Ryan jangan sungkang memanggil saya nenek atau oma. Anggap saya ini nenek nak Ryan juga”kata sang nenek mantap. Sepertinya nenek ini mampu membaca pikiran seseorang. “untungnya lutut Kiran sudah membaik, bahkan temenmu itu sudah mampu berlari mengelilingi lapangan bola di depan sana”sambung Oma jumi sambil menunjuk lapangan bola yang tak jauh dari rumahnya.

Ada jeda berkepanjangan setelah aku memperhatikan dengan seksama kebun oma Jumi. Sangat rapi dan indah dengan beragam jenis bunga dari beberapa spesies.

“Nampaknya nak Ryan perhatian pada cucu oma” kata oma jumi mengagetkanku. Mataku hampir keluar mendengar statement oma jumi barusan. Jantungku serasa berhenti berdetak. Pikiran mengawan mengikuti arah angin. Apakah oma jumi tau perasaan dan pikiranku? Big question!! Hm… the genius grandmother.

“Maksud oma?”

“Nak.. oma juga pernah muda seperti kalian. Tapi sudahlah! Tak usah permasalahkan pertanyaan oma tadi”ralat oma seperti mengetahui kalau aku sedang membenamkan wajah lantaran malu. Malu diketahui maksud kedatanganku.

Sesaat kemudian, aku sudah sangat akrab dengan oma jumi. Aku pun tak malu mengatakan bahwa sebenarnya aku sudah mempunyai tunangan di Belanda sana. Sekedar mengelabuhi oma Jumi agar berpikiran bahwa kedatanganku di Kendari, murni untuk menjemput cucunya ke Batam dengan alibi ‘pekerjaan’.

Oma jumi jg banyak bercerita tentang Kiran yang banyak menamatkan masa sekolahnya di kota ini. Inti dari cerita oma jumi ‘all about Kiran’.

“Nak ryan kok memanggil Luki dengan nama yang baru oma dengar ‘kiran’?, kenapa bukan Lulu atau apalah gitu?”pertanyaan menguji ketangkasan.

“Oma, kalau Luki kaya’ nama anak anjing saja. Saya kurang sreggg memanggilnya dengan nama itu. Saya lebih senang memanggilnya Kiran. Dalam bahasa Uzbekistan, Kiran itu artinya wanita cantik yang hidup penuh dengan cinta”penjelasan yang perfect. Disambut tawa dari sang nenek..

“Stuju nak, sejak awal nenek juga malas memanggilnya Luki, nenek senang memanggilnya Iran, menandakan kokohnya suatu bangsa dari serangan kaum komunis.”

Lumayan lama aku bertandang dirumah Kiran, sampai tak terasa sudah waktunya shalat dhuhur.

“Nak Ryan punya family di kota ini?”Tanya oma Jumi.

Ku jawab dengan gelengan kepala yang menandakan tidak sama sekali. Tetapi aku juga tidak mengatakan bahwa aku menginap di hotel, karena realitanya memang aku tidak sedang membooking kamar hotel. Sebelum meninggalkan rumah, aku diajak makan siang bersama oma jumi. Aku juga membantu oma jumi menyediakan makanan.

Dirumah ini, oma jumi tinggal seorang diri. Hanya ditemani oleh asistennya yang sedang menimba ilmu di SMA. Jelas sangat sunyi. Untunglah tiap minggunya oma jumi tak merasa sepi karena cucu kesayangannya bolak balik kendari-batam demi menunaikan tugas Negara. Jelas moment berharga seperti ini jarang aku dapatkan bahkan tidak pernah sama sekali. Terjun langsung kedapur yang antic ini demi menyediakan makan siang. Oma Jumi mengeluarkan beberapa sayuran segar dari dalam kulkas + ikan kecil-kecil bernama ikan ‘lure’ yang digoreng renyah olehku. Lihatlah!! Aku memasak!!

“Nak Ryan, dudk saja sambil menonton TiVi, biar oma yang kerjakan semua”

“Aku Bantu oma ya.. kapan lagi bisa beratraksi di dapur”sahutku spontan. Im So Excited!!! Really…. Berkotor-kotor ria dengan tepung terigu. Menggoreng ikan dengan minyak yang meletup-letup terasa gatal dikulit. Aku pun menggorengnya dengan jarak 30 meter.(G smua yang lo baca tuh bener,mana ada jarak penggorengan 30 meter? Pengarang yang bego? Ato emang da kejadian kek gitu? So far, pengarangnya aneh niy….).

Oma Jumi kelihatan riang juga menanggapi aksi konyolku beratraksi di dapur, sambil sesekali mengajariku cara menggoreng ikan dengan baik. New…new style!!! Wow!!!!!!!!!!!!

Kini masakanku dan Oma Jumi siap di santap. Ikan lure goreng (seharusnya ikan bakar lure hehehhee… ), ikan lure dengan versi ‘parende’, sayur kangkung dan sayur bening kelor. Oma jumi sudah tidak bisa menyantap goreng-gorengan. Itu adalah ultimatum dari Kiran.

Setelah makan, aku membantu oma Jumi mencuci piring dan membereskan dapur. Hmmm…. Tentu Kiran akan heran, melihat semuanya telah tersaji. Biasanya, kata cerita oma, pulang kampus, Kiran yang langsung beroperasi di dapur. Memasak untuk dirinya sendiri. Sedang makanan oma Jumi, Kiran memasaknya lebih awal sebelum berangkat mengajar.

Akupun pamit setelah sholat dhuhur bareng oma Jumi. Entahlah kemana tujuanku berikutnya.

“Nak.. main lagi kerumah yah!” kata oma, “sering main juga boleh, cucu-cucu oma yang lain jarang menjenguk oma disini. Mereka sibuk dengan kuliah mereka”.

“InsyaAllah ya oma, salam buat Kiran”sahutku. Dan oma mengantarku hingga menemukan taksi dengan sembarang tujuan. Maklumlah, aku hanya bermodal ‘nekat’ mengunjingi kota ini.

“Nothing special gretting gt Ryan?”kata oma sambil memamerkan senyum khasnya. Ck.ck.ck.ck… Jebakan!!! Ranjau bernyawa!!

“maksd oma?”serangku kemudian.

Oma hanya menjawabnya dengan anggukan. Sinyal menandakan bahwa oma jumi menyetujui jika aku mempunyai special-relation dengan Kiran. Bukannya Kiran memiliki Saka? TNI AU itu? Tapi mengapa oma Jumi sama sekali tidak menyinggung masalah Saka ya?

***

Uuupzzzz…. Nehi…. Aku kecopetan!!! Tak mungkin jika oma Jumi yang mencopetku. Hm.. pasti sopir yang mengantarku tadi dari airport-rumah oma Jumi. Sialnya lagi aku hanya membawa beberapa pakaian dan al-qur’an digital. Itu tokh!! Dompet dan HPku dicopet. Sial!!!!! Aku seorang diri di kota ini…

Pandangan sang sopir menginterogasiku yang tengah sibuk membokar muatan di dalam taksinya.

“Kita kemana pak” Tanya sang sopir. Sejak beranjak dari rumah oma Jumi, aku sama sekali tak memberitahu dimana arah tujuanku.

“Duh… pak sopir, aku kecopetan. Bagaimana niy?” desahku

“Aduh pak, bilang dong kalau g punya uang, jangan ber-alibi kecopetan”. Taksi berhenti mendadak dan menurunkanku secara mendadak pula. Brengsek!!!!!!

Tak tau dia, kalau di Batam, aku bahkan tak membutuhkan taksi seperti taksimu. Sementara taksi itu jauh meninggalkanku yang sedang menggerutu. OMG!!!! Ini di dunia mana??? Kenapa aku begitu sial. Akupun duduk tersungkur tepat di troktoar jalan, sambil memutar otak untuk berpikir. Aku tak bisa berbuat apa-apa. Se-sen pun aku tak punya.

Tiba-tiba, ada segerombolan ibu-ibu yang melemparkan koin Rp 500,00 padaku. Huh…. Dipikirnya aku ini pengemis. Hei… aku ini art director pada healthy co di Batam. Apakah kalian tau?? Percuma saja mengumbar jabatanku. Toh nyatanya sekarang aku bak pengemis. Ibu????!!!! Apa pernah aku menyakitimu, hingga nasibku sekarang bak pengemis??.

“Duh…. Ganteng-ganteng kok ngemis??”Kata cewek-cewek yang berlalu-lalang di hadapanku. “mending mendaftar coverboy aja, pasti keterima deh!!!” sambung mereka kembali dan berlalu pergi.

Ya… aku rasa itu ocehan yang masih bernada baik. Belum lagi dengan ocehan bapak ber-umur renta yang kiranya tidak bertahan lama untuk mencium tanah.

“Pak, ini daerah apa ya? Tepatnya kota apa?”tanyaku dengan sungguh-sungguh pada seorang bapak yang kebetulan sedang berlalu di depanku. Berharap menemukan titik terang untuk mengabarkan keberadaanku. Paling tidak pada oma Jumi.

“E…pu.. ini orang!!!, ko waras ji ka??”tuturnya sambil memegangi jidatku. “ini Kondari pewowi.. Sokarang ko borada sokitar 135° LS dari pormukaan air laut. Ana’ ko ganteng kasian… Tapi.. konapa ko soporti orang gila?”sambungnya kembali. Tutur kata pria ini berbeda dengan dialek oma jumi. Sangat berbeda.

“Todo soyo kocopoton pok,sokorong soyo todok tou mou boat opo”balasku mengikuti style bahasa bapak itu. Yang ditanya malah ketawa keheranan.

“Arrede Po’!!!! Apa ko bilang ana? Bogini saja, sa antarko di Radio saja iyo’.. dongan laporan ko hilang dari rumah. Adapun kalo botul ko hilang, pasti inamu da sibuk cariko hae’.. kalau tidak ada juga yang datang ambilko, torpaksa ko tidur di wisma para tuna wisma. Astrada’!!!! tadi malam iyo’ sa mimpi pogang bulan, tapi apami ini yang torjadi, sa pogang bulan layu…. E…pu…” penjelasan panjang+lebar bapak itu sama sekali tak ku pahami.

“Toromo kosoh” hanya itu kata yang ku ucap.

Rasanya aku sudah sangat bersyukur ketika bapak itu membawaku ke radio swasta kota kendari, paling tidak aku bisa menyiarkan bahwa aku mencari Kiran dan membeberkan semua ciri-ciri Kiran. Sambil tetap berdoa agar aku baik-baik saja. Bapak yang mengantarku tadi memberiku uang Rp 2000,00.

“Ana, ini uang toh, ko pake beli es lilin iyo’… tidak kasian uangku”katanya sambil mengeluarkan isi dompetnya yang burem. Begitu ikhlasnya bapak ini.

“Tidak usah pak, terima kasih. Uang itu untuk bapak saja. Saya sudah makan tadi”tolakku sopan.

“Ko ambilmi, nanti sa jalan saja. Itu tadi upahku jual kolor (read ; kelor). Dokat ji rumahku” kata bapak itu sambil menggenggamkan uang itu padaku.

Ku pandangi punggung bapak itu dan berharap kelak akan menggantikan uang yang diberikannya. Semoga Allah memberi yang lebih pak!!!

***

Wowwww….. smua telah tersaji dengan rapi di atas meja makan. Ikan lure parende, lure goreng favoritku, sayur kangkung.. perfect deh!!!!. Lani belum pulang dari sekolah. Masa nenek siy yang masak. Duh…. Padahal aku sudah memperingati nenek, g usah masak.

Wait a minute. There’s something wrong niy sama nenek. Nenek kelihatan bercahaya, senyumnya ngembang sana-sini. Ada apa ya?? Apa yang membuat nenek se-bahagia ini? Apa nenek menang undian 1 milyar pada bungkusan deterjen RINSO?.. Hm… Untuk hal ini aku perlu confirmasi.

Lagu Cinta terpendamnya the rain sebagai ringtoneku memecah aksi detektifku. Vina calling…

“Ya Vin….”sapaku.

“Hei ‘jeng!!!! Eh, lo dah nemu Ryan bloom? Udah melepas kangen bloom?”cerocosnya.

“Eh.. salah orang kale niy???...”cegatku

“Eh ‘jeng… Ryan nyusul lo tuh. Tadi pagi doi take off dari bandara sultan badarudin. Mo nengokin lo tuh. Uuuhhhhhhhhh so sweet deh!!!! Dah ketemu bloom??”sergahnya.

“Ryan???? Bloom tuh, aku baru pulang kampus niy. G nemu Ryan di rumah. Ngapain dateng ke kendari? Bukannya menyiapkan POA!!!”

“Sapa siy yang tahan g ketemu kekasihnya?? Makanya lo cepet balik deh!!! Anak-anak pada kangen niy ama lo!! Echmmm… apalagi yang lagi nyusul lo di Kendari. Eh, Mpe ryan rela jadi pacar kontrakku buat manasin hati si brengsek Rustam”. Tuh kan? Jiwa ke-patriotisme-an Vina kambuh lagi untuk menjodohkanku dengan Ryan, cowok aneh yang baru ku kenal tapi sudah nekat buat sensasi di kantor. Apa siy maunya itu cowok? Rese’!!

“Hnya bwt ketemu ama aku? Cappe deee…. Eh bilangin ama Ryan, g usah sok gitu deh.. mau mendokrak popularitas apa? Rese’ banget siy, pake acara nyusul aku di Kendari…”cerocosku. Aku benar-benar geli mendengar penjelasan Vina.

“G usah marah-marah gitu kale… Lo berduakan parthner kerja, jadi wajar dung, kalo sang kumbang merindukan sang bunga”Penjelasan Vina norak. “Eh… gw mo meeting dulu niy, jangan lupa kabarin gw kabar percintaan lo berikutnya. Kami memonitornya dari jarak berapa pun”. Kalimatnya di akhir percakapan.

Nenek yang melihat expresi kejengkelanku langsung meredamkan emosiku. Tapi tetep ada yang aneh dalam diri nenek. G seperti biasanya. Apa nenek lagi jatuh cinta yah?

“Tidak baik anak perempuan selalu menampakkan tampang ketus. Pemali, jauh jodohnya”kata nenek sambil menarikku ke meja makan. “Mending kamu makan dulu, Lani belum pulang sekolah, jadi, makanlah seadanya”sambung nenek kembali.

Nenek bilang makanan se-adanya??? Ini makanan luar biasa bo’!!!!!! Complete, perfect?!!! G mungkinlah kalo nenek yang memasaknya semua. Aku paham betul nenekku ini tak mungkin mengingkari janjinya agar tak bersentuhan dengan dapur. Sambil mengambil makanan yang telah tersaji di atas meja, aku berusaha menginterogasi nenek perihal keanehannya.

“Hmmmm…. Enak niy nek, sapa yang masak??”tanyaku sambil menyipitkan mata mencari fakta mengungkap fenomena. “Jangan bilang nenek mengingkari janji”sambungku dengan nada tegas sambil mengeluarkan perjanjian dimana isinya larangan bagi nenekku ini untuk memasak.

Dengan tatapan sejuknya, nenek mencoba menjelasan ringkasan dari apa yang terjadi “makanlah dulu, nenek akan cerita padamu siapa yang telah memasak ini semua. Tak baik makan sambil diskusi. Ada seorang pemuda yang mencarimu. Titik. Sekarang lanjutkan makanmu” kata nenek sambil tersenyum riang dan menemaniku menghabiskan beberapa jenis lauk-pauk yang ku ambil.

“M…. Nyammmmmi, ikan gorengnya nyami niy nek, ini ikan goreng atau ikan bakar siy??”kataku. Sengaja ku berkata seperti itu, berharap nenek mau melanjutkan cerita yang membuatku penasaran. “Jangan bilang kalo nenek jatuh cinta.. Pokoknya Luki g ridho bin rela punya kakek baru. Titik. G pake koma.”serangku kemudian.

Sang nenek makin mengepakkan senyumnya. Aneh!!!! Tunggu!! Ada seorang pemuda yang mencariku?? Mungkinkah dia ryan?

“Nek, cirri pemuda yang nyari luki tuh kek gimana? Tinggi, ato??..”

“Makanlah dulu, nenek tak akan cerita sebelum kamu selesai makan kiran”sambung nenek berhasil memotong lajunya pembicaraanku tadi.

“Kiran????? Sejak kapan nenek memanggilku kiran?”sergahku. uhuk…uhuk..uhuk… Duh, pake acara keselek lagi!!!!

“Sejak pemuda itu datang” jawaban singkat nenek dan berlalu dari hadapanku. “Nenek tunggu ceritamu tentang pemuda itu, sekarang focuslah pada makananmu, habiskan semua sisa nasimu, tak menutup kemungkinan satu butir nasi merupakan berkah jodohmu dengan pemuda itu”sambung nnek sambil menepuk halus pundakku.

OMG!!! Mengapa semua ke-aneh-an terjadi pada waktu yang bersamaan. Kata Vina Ryan yang datang menjemputku di Kendari, belum lagi ama nenek yang sumringah banget hari ini. Pada jam-jam segini, biasanya nenek menonton TV dengan ceriwiss..yo..wiss.. program acara yang dinantikan.

Langkah kaki Lani menjejali ruang makan. Itu anak cewek, tapi kelakuannya seperti cowok. Sudah tak asing lagi mendengar langkah tentara ketika memasuki rumah dan serta-merta suara protes nenek yang tak menyukai cucu-cucunya berubah jenis kelamin.

“Duh… k’ lulu masak enak niy!!!!!!!”ocehnya tanpa melepas seragam putih-abu2nya. Lani kelas II SMA. Putri ke-dua paman Abu saudara kandung papa yang kini sedang bekerja pada kantor kejaksaan tinggi Makassar. Lani begitu dekat ama nek jumi, sampai tak mau mengikuti kepindahan orang tuanya. Lani 3 bersaudara. Kakaknya bernama Mutia, kini sedang kuliah smester 5 pada fakultas kesehatan masyarakat Unhas. Adiknya Yunus, kelas III SMP. Ya.. akupun tergolong sepupu terdekat dengan lani n the sister-brother.

Lani berbeda dengan Mutia yang halus lembut. Hehehehe kebalik, seharusnya lemah lembut. Mutia lebih senang berdiam diri dirumah dengan membaca setumpuk novel karya Habiburrahman El-Shirary, atau mendengar segudang MP3 pemberianku. Pada masa-masa libur, biasanya anak itu pulang ke KDI. Tentu, jika mendapatiku sedang berada di bumianoa ini, Mutia bakal aku ajak ke fakultasku dan menyuruhnya untuk menggantikanku mengajar. Atau kalo dianya lagi libur 3 bulan, biasanya dia ikut ke Batam. Berbeda dengan Yunus yang lebih aktif berinteraksi dengan mas Dimas. Hm… Si Yunus mau mengikuti jejak mas Dimas, masuk Akpol dan di tugaskan pada daerah-daerah rawan kejahatan, demi membela tanah-air katanya.

“K’lulu.. kok masak g ganti baju kantor siy? Kan bau asap tuh!!..”cerocosnya kembali dan duduk disampingku. “K’lu, nenek kok aneh kek gitu? Gi jatuh cinta yah?? Duh.. emang cinta g bisa ketebak kapan waktunya. So sweet deh… Nenek menemukan kembali cintanya setelah puluhan tahun di tinggalin kakek”sambungnya kumur-kumur sambil mengunyah makanan.

“Eh… kamu itu, kalo makan yang bener dong!”sahutku melihat gaya makan anak ini. Kaki diangkat di atas di kursi, belum lagi smua makanan dimasukkan silih berganti tanpa jeda. “Bukan kk lagi yang masak!!! Kk niy Cuma tau duduk dan makan, biasanyakan kita berdua yang berkolaborasi di dapur. Aneh memang, dari tadi kk Tanya ama nenek, nenek malah menghindari tatapan kk”sahutku.

“Oo.. pantesan aja, tumben k’lulu masak g ganti baju. Anyway, enak niy.. masakannya” sebelum sampai akhirnya Lani menyadari sesuatu. “Astaga!!! Nenek masak??? Wah, kita bisa kena tsunami ala mba’ ayu” sambungnya kembali dengan tampang mendramatisir. Mba’ ayu adalah sepupu kami juga yang kini menjadi dokter spesialis penyakit dalam. Mba’ ayu pulalah yang merekomendasikan agar nenek jangan sampai menyentuh dapur. Di takutkan penyakit jantung nenek bakal kambuh akibat kebanyakan kerja. Apalgi hypertensi nenek yang kadang naik melonjak melebihi ambang batas. “Duh… k’lulu… gimana niy..”paniknya kambuh sambil menggoyang-goyangkan tubuhku. “Lani g mau di panggang hidup-hidup”.. Arrrggghhhhh…. Beginilah korban Film Horror..

“Duh.. Lan, nyantei aja kaleee.. Bukan nenek yang masak kok”jawabanku menenangkannya. “Ada seorang pemuda yang masak buat kita, kata nenek loh!!”.

Sontak jawabnku membuat Lani syok dan berseru “Apa????? Seorang pemuda??? Pokoknya Lani g ridho nenek kawin lagi.. G ridho.. apalagi sama brondong!!! Idih… g bangetzzz deh…”serunya sambil mengambil sumpit di deretan tempat sendok-sendok tertata rapi. Mo ngapain lagi kalau bukan untuk menggelung rambut pantene-nya.

“Katanya so sweet kalo nenek jatuh cinta” pancingku…. Ikan kaleeee!!!!!!

“Pokono.. Lani g ridho nenek kawin lagi. Titik. Dimana cinta sejati nenek sama kakek?, ya… walaupun kakek telah berpulang ke rahmatullah puluhan tahun yang lalu, kan sekarang dari nenek banyak melahirkan putra-putri bangsa yang ulet.. juga kesatuan sepupu-sepupu yang kompak. Hehehehehe… “sahutnya asal.. bak capres yang melontarkan aksi dakwahnya. Jiwa ke-pahlawan-annya mulai kambuh.

“Siapa yang gi jatuh cinta?? Kamu Lan? Eh.. kamukan udah di jodohin ama aku, jdi ngapain lagi jatuh cinta ke orang lain?”sambung alif yang menyelinap masuk lewat pintu dapur. Alif-Lani pasangan sepupu yang tidak pernah akur. Ada-ada saja keributan yang mereka timbulkan. Sebenarnya tercetusnya ultimatum mba’ ayu waktu itu, karena mereka berdua juga. Bertengkar di depan nenek, spontan dung!!! Tensy nenek jadi naik mpe ngaruhin jantungnya.

“Mending kiamat hari ini, dari pada saya kawin sama kamu. Cih…..”bantah Lani. Secarakan Lani, katanya siy… dah punya cowok. Entahlah… Sejauh ini tak ada bukti yang membenarkan hal itu.

“Tapi saya rela kok kawin sama kamu, dari pada kiamat hari ini. Biar lebih ngurangin dosa gituh… Kawinkan ada dalam ajaran agama kita. Gimana lu…..” Hm… dasar…!!!! Anak-anak zaman sekarang… Ya… so far, mereka cocok kok.. Tapi hubungan saudara jauh lebih kental. Coba saja, alif atau Lani yang tidak menjadi cucu nenek, pastinya mereka menjadi pasangan serasi.

Aku hanya mengumbar senyum melihat perdebatan sengit mereka. Dan mengundurkan diri jadi saksi pertengkaran mereka. Dari pada aku juga jadi semaput mendengar pertengkaran mereka.

“So far, kalian memang pasangan serasi abad ini”celotehku dan meninggalkan mereka. “Jangan lupa nyupir Lan…………”teriakku kemudian.

“K’lulu………………………… fitnah tuh”ocehan Lani terdengar dengan radius beberapa meter jauh dari dapur.

“Apanya yang fitnah, emang bener kok kita pasangan serasi”timpal alif kemudian

“Mending malaikat pencabut nyawa datang sekarang aja deh… ngambil nyawa kamu”

“Tega siy… mending juga dewa cinta yang datang hehehehe”

***

Masih tetap dengan senyumku yang terkembang, aku mulai memasuki kamar kesayanganku. Nenek melihat aksi senyumku yang terkembang sejak ke-pulang-sekolah-an Lani + kedatangan Alif yang membuat suasana makin runyam. Hm… mereka bagaikan air dan minyak, tak saling ketemu. Padahal Alif sudah bekerja di kantor pariwisata, as tour guide. Tapi, kelakuannya!!!!??? Ke-kanak-kanak-an bangetzzz!!!! Perlu digaris bawahi, kalo sikap kekanak-kanakan Alif kambuh pada saat bertemu Lani.

“Lani-alif brtengkar lagi?”Tanya nenek yang memergokiku sedang melebarkan senyum. “Mereka itu.. susah sekali untuk akur”sambung nenek kemudian.

“Udah deh… nenek g usah ngalihin pembicaraan, cepet ceritain sapa pemuda yang nenek maksud yang buat nenek jadi sumringah kek gini?”sergahku, tak memberi kesempatan nenek melanjutkan pernyataannya tentang Lani-Alif.

Dengan jemarinya yang halus, nenek memerintahku agar segera duduk disampingnya. Disapunya rambutku yang mulai tergurai.

“Orangnya cakep Ki, tinggi, pakaiannya pun rapi”penjelasan nenek yang membingungkanku. Perasaan smua temen-temenku emang kek gitu kok. Cakep, tinggi dan rapi. Duh.. nenek mulai sabotase cerita niy… “temen kantor kamu katanya ki, dari Batam. Datang kesini buat jemput kamu. Katanya banyak kerjaan disana” sambung nenek kembali.

Temen kantor?? Aneh!!!! Baru dalam dunia kerjaku @ healthy co, aku di jemput kembali for going to the Batam. At the usually, Pak Indra biasanya nelep tuh kalo ada urusan mendadak, g pake acara jemput-jemputan. Tak salah lagi, pasti dia Ryan. Andrean.

“Ryan maksud nenek?”tanyaku dan kini aku mendaratkan kepala di pahanya. Dan kemudian di belai lembut oleh tangannya. Menunggu jawabannya kembali. “Berarti yang masak itu Ryan ya nek?”sambungku kembali mencoba menguak fakta di balik tabir surya (nama lotion tuh!!!). “Ngapain siy pake acara dateng ke Kendari segale??? Lagiankan aku udah izin ama bos, kalo aku bakal 2 mingguan di sini”..

“Emang salah kalau Ryan mau jemput kamu?? Ki, Ryan cocok loh sama kamu. Tadi nenek cerita smuanya tentang kamu, begitupun sebaliknya, Ryan cerita smua tentang kamu di kantor. Ya.. walaupun kalian baru pertama kalinya bertemu. Ada kesan pertama kali bertemu kamu sepertinya” ocehan nenek yang mulai merasapi diri Ryan.

“Duh nenek, segitu melankolishnya deh!!!!!.. Ah, keknya g ada kesan tuh nek. Dianya ja yang sok pasang muka gitu deh…”..

“Tapi nenek nangkap sinyal lain loh!!!! Ada ketertarikan khusus gt.” kata nenek yang makin menjadi-jadi. “nenek dukung loh, kalo ada apa-apa antara kamu dan dia. Kalian cocok ki. Yang ceweknya cantik dan cowoknya cakep gt. Nenek jadi ingat kakekmu dulu, waktu pertama ketemu nenek” Ya… Pembaca setia, inilah korban telenovela. Judulnya apa, tanyakan saja si nenek. Yang jelasnya judulnya bukan ‘carita de angel’, melainkan ‘carita de nenek’.

“Sayangnya dia udah punya tunangan ki” so what gitu loh!!!!!!

“Selagi janur kuning belum melambai, tenda biru belum terpasang dan paling penting cincin emas belum melingkar, semua bisa berubah haluan” Maksud nenek????

“Ya…. Maksud nenek, masih ada harapan antara kamu dan dia” jawab nenek seolah sedang membaca pikiranku.

Aaaaarrrrrrrgggggghhhhhh….. rupanya bukan cuman Vina yang memiliki jiwa ke-patriotisme-an menjodohkanku dengan si bule –yang-namanya-malas-ku-sebut. Ternyata nenek juga.

“Seberapa lama siy nek, dia di rumah? Mpe nenek kaya’nya dah kenal betul ama si Ryan?”tanyaku.. Kini ragaku mulai malas mendengar ocehan nenek. Sampai pada akhirnya volume suara nenek makin lama makin mengecil. Eitzzz…. Bukannya karena nenek dah semaput cerita ke-aku, melainkan aku yang sudah tertidur pulas.

“Ya… sejak jam 09.00, tadi pagi mpe kamu pulang kantor ketika ryan udah kembali ke hotel”.. Itulah sebait kalimat nenek yang sempat terekam dalam telingaku.

###

Hari ini aku tidak ke kampus, melainkan memeriksa hasil ujian mahasiswaku. Rencananya besok aku mau ngasih ke Nira, biar dia saja yang mentransferkan nilai-nilai garapanku. Lagian untuk mata kuliah berikutnya, dia yang pegang. Hm…. Perlu di ketahui kalo Nira adalah sahabatku di Kendari. Juga temen kampusku dulu. Berhubung kami angakatan ke-2 juga nilai kami memungkinkan, maka kami terpilih seleksi penerimaan dosen. Hingga kami berada dengan staf-staf lainnya di kampus.

Ada yang tak kalah bahagianya aku, karena Mutia sepupu yang intensitas kedekatannya denganku bisa dibilang lumayanlah!!!! Di banding Yusuf adik bungsunya akan datang ke Kendari, berlibur bersamaku disini. Berbanding terbalik dengan Lani, Mutia lebih akrab dengan Alif. Bahkan mereka bak kakak-beradik.

♫ ♪ Tryin to find the magic ♫ ♪

……Tryin to write a classic…..

Dontcha know, dontcha know, dontcha know??

……Wastebin full of paper….

Clever rhymes-see ya letter

These words are my own, from my heart flow

♫ ……♪ I love you… I love you.. I love..you…♫ …..♪

There’s no other way to better say

I love you.. I love you..

Natasya Bedingfield (These Word)

Music favorite yang sedang ku nyanyikan tiba-tiba berdering pada ponsel imutku. Ringtone ini khusus untuk mas Jiwa. Belahan Jiwaku. Hehehehehe….

“Mas Jiwa……..”Teriakku…

“Luki…………”balas teriak mas Jiwa.. “Eh.. lo pikir gw budi (budek dikit) apa? Tereak-tereak kek gitu? Dasar anakonda (ana’kondari)!!!”

“Kangen mas ji….”sahutku me-me-la-s. “Gi dimana niy??” sambungku kemudian..

“Di bawah langit di atas tanah dong say.. Gimana siy lo. Eh.. mas Zona mo ngomong niy”

Mas Zona??? Wah… rumah lagi rame dong!!!! Kalo kek gini caranya, aku mesti pulang Batam niy..!!! Mesti!!!!

Suara berat mas Zona membahana di seberang sana. “Assalamu ‘alaikum adikku sayang!!”.. Itulah bedanya mas Zona dan mas Jiwa. Mas Zona, selalu mempraktikan tanggungjwabnya sebagai kk padaku, dengan cara-cara yang seperti ini. Selalu menasehatiku dengan ilmu agamanya. Tanpa mengguruiku. Tak seperti kebanyakan yang paham agama, mas Zona lebih halus menyampaikan dakwahnya.

“Wa’alaikum salam my beloved brother”balasku. “Idih… jahat niy!!! Kok ngumpul g ngabarin Luki siy????”tudingku.

“Hm.. maksudnya? Kk g ngerti niy?”tukasnya. “Kk lagi di Jakarta dik. Lagi ada kegiatan seminar anggota penerbangan se-dunia. Makanya sekarang lagi di kamar Jiwa” penjelasan mas Zona sebelum aku menanyakan hal serupa.

“oo” panjang..

“Gimana kabar Kendari dik? Kata Jiwa, kamu 2 minggu-an ya di Kendari? Wah asyik tuh ngumpul ma keluarga mlulu”cerocos mas Zona yang paling anti di panggil ‘mas’. “Gimana kabar Mutia?”sambungnya kembali. Sementra di seberang sana terdengar suara ‘echmmmmmmmmmmm’ berkepanjangan dari mas Jiwa.

“Echmmmmmmmmm”akupun serupa dengan mas Jiwa di seberang sana. “Mutia baik aja tuh, bentar kira-kira jam 11, muti landing dari bandara hasanuddin Makassar. Ada yang kangen niy” gurauku. Sementara di seberang sana, mas Jiwa makin gila menggoda mas Zona. Entahlah jika yang digoda bakal bunuh diri. Secara gitu loh!!! Mas Zonaku itu makhluk paling anti jika di ganggu ama makhluk berjenis kelamin ‘perempuan’.

Ya.ya.ya….. Mas Zona-Mutia. Entahlah ada hubungan special seperti apa di antara keduanya. Mutia, sepupu ‘bukan kandung’ 1X ku itu tidak terlihat akrab dengan mas Zona. Mereka bertemu hanya sampai SMA saja. Itupun juga jika mas Zona lagi mudik. Namun, nama cewek yang sering terlintas di telinga kami selaku saudara kandung mas zona adalah mutia. Nanyain ini-lah atau apa-lah..!!!! Sedang disini, mutia, biasa-biasa aja tuh tanpa gejolak.

Perlu di ketahui yah!! Kalo Mutia itu berjilbab. Sekali lagi ya, b.e.r.j.i.l.b.a.b…. Apalagi dengan ke-fasih-annya mendendangkan ayat-ayat Allah. Walaupun bukan anak kandung paman Abu, namun Mutia tetap di golongkan bak anak kandung beliau. Berbakti pada orang tua (walaupun kenyataan pahitnya, mutia bukan putri kandung paman. Mutia sempat syok mengetahui hal ini, karena mengetahui ketika berusia 17 tahun), disayang juga menyayangi ke-dua saudara angkatnya. Termaksud saudara-saudara yang tergolong dalam turunan Ki Hajar Dewana-Dewani yang konon kabarnya ‘sang fenomenal’. Aku lebih dekat dengan mutia, apalagi dengan nasehat-nasehatnya yang jitu. Lani, sering takluk dengan kk-nya itu. Bukan berarti takut, namun menghormatinya. Tak kalah syoknya Lani, waktu mengetahui kalau Mutia bukan kk kandungnya. So far, dengan berjalannya waktu, semua kembali berubah seperti dahulu kala.

“Lu.. kamu jangan mikir yang macam-macam yah!!”bantah mas Zona. “Apa salah kalo kk nanya aja?”sambungnya kembali. “Mas Jiwamu ini, sering menghiperbola keadaan”.

“G-pa-pa kaleee k’Zona…”uraiku.. “So far, aku juga sama setujunya kok ama mas Jiwa, kalo mutia jadi adik ipar aku”sambungku. “Tul g’ mas Jiwa…..”

“Tul………………………”balasan mas Jiwa yang nguping 100% pembicaraan kami.

“Kalian ini memang kompak…!!!”pengakuan mas Zona. Dari dulu kaleee… aku ama mas Jiwa slalu kompak, dan yang paling dekat.

“Hahahahahhahahahaha” tawa kami membahana via ponsel.

“Lu, kk punya temen tuh dari Aussie..”kata mas Zona. “Udah 2 minggu lebih-lah dia di Batam.”

“Truzzzzzzzz”balasku

“Nah.. aku denger, dianya di H.O juga”

“o..ya,??? Sapa dia? “Tanyaku penasaran. Aussie???? Bukannya ‘–yang-namanya-malas-aku-sebutkan’?

“Arya……..” klik.. HP mati..

“hallo… hallo.. k’ zona??,, hallo…”

Ku tatap ICD ponselku. Oo… panggilan terputus. Ku tekan kembali no. mas Jiwa.. “no. yang anda tuju terbuat dari gabah-gabah”suara cewek. “Silahkan hubungi kembali no. yang anda tuju”.. ???????????????????????????????????????????????????????????

Ku tekan sekali lagi…. “no yang anda tuju sedang berada di luar jangkauan area”……

Beep…beep.. ada sms masuk..

Maaf dik, teleponnya terputus, HP mas Jiwamu lagi di charge. Udah kehabisan darah dia denger kita cuap-cuap. HP kk ketinggalan di Bruney. Jadinya g bisa nge-call pake no. kk. Nanti ajah ya, kk hubungin. Take care ya adikku sayang. Sholatnya jangan ketinggalan ya!!!

-_-

Sekarang, aku sedang di berenda rumah nenek di temani dengan lampu yang remang-remang. Suasana rumah nenek emang lagi rame-ramenya dengan kedatangan mutia dari Makassar. Sekarang gadis itu sedang menemani adiknya melepas rindu di kamar Lani. Biasa-lah… kalo cewek lagi ngumpul. Gosip!!!!

Sementara yang kulakukan hanya memandangi langit, sambil sesekali membayangkan wajah Saka, sang pujuaan hati. 2 bulan sudah komunikasiku terputus dengannya. Ya.. katanya siy sedang focus-focusnya.. entahlah focus yang seperti bagaimana. Bahkan yang lebih kejam lagi, HP mereka disita untuk sementara waktu. Biar lebih tidak mengganggu dan mereka dapat mengubungi siapa saja, jika pada hari sabtu dan minggu. Faktanya??? Dia sama sekali tak menghubungiku. Ya… mungkin aku gadis tolol, tidak masuk akal memang….. Dalam 2 bulan, dia sama sekali tak menghubungiku.

Alibi Vina dengan cepat menangkap sinyal keanehan pada hal ini. Ah.. anak itu, memang hobbie menduga-duga. Kata Vina, kalo memang Saka memikirkanku disana, tentunya pada saat Sabtu atau mingu, dia bisa menghubungiku atau jika tak punya pulsa, kan Saka hapal no HP serta telepon rumahku. Dan kurasa akal Saka memang pantas sampai pada pemikiranku tadi.

“K’lulu……..”teriak Lani dari dalam kamarnya. Berlari menghampiriku dengan napas ngos-ngos-an. Ini anak, balap marathon kok dalem rumah siy?? Malam minggu kek gini lagi. Sial!! Mengganggu lamunanku saja.

“uuummmmm”gumamku sekenaknya. Sambil membaca tabloid nenek-nenek.

“Nama k’Lulu masuk Radio, temen k’ lulu HILANG”masih dengan napas lari marathonnya. “Sekarang dia lagi di RRI, kantor RRI k’lulu…”lanjutnya lagi. Apa katanya tadi? Temenku Hilang? Ih… niy anak paling hobi deh mendramatisir keadaan. Ada-ada aja!!!!

“Yakin loe???”sergahku kembali, pandanganku masih belum pindah dari tabloid nenek-nenek.

“Dik, belum tentu kale k’ lulu yang dimaksudkan.. Kan yang namanya Lulu Kirania bukan cuman k’ lulu doang!!!”sambar Mutia kini yang melenggang bak bidadari dan menerjunkan bokongnya di kursi tepat disampingku.

“Hmmmm… k’ muti siy g denger”tukas Lani masih ber-api-api..”Duh.. Ahrdian, randia, rrrrrkkkiiii… ahh,,,,, Sekke betul orang itu, sampai namanya ku lupa!!!”masih dengan emosinya bloom stabil.”Tapi beneran nyari k’ lulu…”

“O..yah,,,!!! Trus???”balasku masih tetap cuek..

“Duh.. k’ lulu gini deh…. Serius!!! Kasian tuh temen k’ lulu..”sergah Lani. “Tapi pemuda itu g’ boong kok kalo nyari k’ lulu, buktinya dia sebut-sebut nek Jumi juga”jawabnya sambil mengguncang bahuku.

“Iya…iya.. kk percaya”balasku. Sengaja, biar gempa bumi segera berakhir. “Kapan ilangnya tu makhluk yang kamu bilang tadi Lan?”

“Astaga!!!! K’ lulu masih bercanda yah???”kini omelnya kalah ama nek Jumi ketika mendapatiku sedang main kejar-kejaran waktu masa kecilku dulu. “K’ lulu cepetan ke RRI……”. Hah???? Duh… Parno niy anak makin menjadi-jadi dehh…

“Mmmm… k’lu, ada baiknya juga siy… k’ lulu ke RRI dulu, soalnya tadi muti sempet denger nama nek jumi di sebut-sebut.”nasehat Mutia, sambil menarik bahan bacaanku.

“Wah… demam married niy???”goda mutia sambil mengerjap-ngerjapkan mata indahnya. Berhubung majalah nenek-nenek yang ku bilang tadi adalah majalah yang berisikan semua criteria wanita yang sudah siap menikah. Plus jenis-jenis pakaian adat dari beberapa daerah, utamanya gaun pernikahan.

“G’ ada bahan bacaan non!!”jawabku. Hihihihihi… sebenarnya iya juga siy,, pikiranku sedang bermain pada judul ‘pernikahan’. Entah-lah!!! Bayangan siapa tadi yang terbersit di benakku yang menjadi mempelai prianya. Yang jelasnya bukan SAKA. Bred Pitt?? Ato Fedi Nuril palsu yang dari aussie itu? Huh… Ryan maksudnya? Ngayal!!!!!!

“He-Eh… malah ngelamun!!! K’ lulu……..”teriak Lani mengagetkanku. “Sana gih jemput temenx yang masuk daftar orang ilang itu” katanya dengan semangat API.

“Honey…”bantahku sambil memegang udelnya. “Lu g sakit kan?? Ini dah malam non!!! Lagian itu beritanya pasti pagi tadi siarkan, hanya kamu baru denger sekarang lagi kan?. Idih.. g’ ada kerjaan banget siy?? Kok pake acara ngilang segala?”sambungku.

Komat-kamit mantra si Lani. Tentu bukan mantra buat guna-guna-in orang. Melainkan mantra dengan sejuta nasehatnya. Masih SMA, tapi lagaknya bak anak kuliahan. Mutia aja g kegituan banget deh!!!!

Tiba-tiba Honda Jazz silver markir di halaman rumah nenek. Wah… Perang Badr part II niy!!! Itukan mobil alif. Tentu kedatangannya untuk menjenguk sepupu tercintanya yang datang dari Makassar itu. Tapi,, Lani??? Huh… Pasti mereka akan perang lagi. Seperti yang telah ku jelaskan, bahwasanya, Mutia-lah yang lbih akrab dengan Alif, di banding Lani.

Malam ini, malam minggu. So what Luki?? Ternyata otakku yang ngacau!! Entah-lah kenapa keraguan tiba-tiba merasukiku. Takut kalau temenku yang hilang itu adalah yang-namanya-malas-ku-sebut. Aarrrggghhh….

Wangi bvlgary Alif menyengat hidung. Duh… ini anak, berapa liter siy pake minyak wanginya? Seolah-olah akan mengencani cewek, padahal niat tulusnya untuk menjenguk mutia. Dan Berantem ama Lani. Tapi semoga malam ini mereka damai. Wahai.. Dewa per-DAMAI-an!!! Damaikanlah kedua insane ini!!!!

Melihat tampang Alif bak Samuel Rizal, membuat Lani jadi sewot. Apalagi dengan parfumenya itu..

“Kok kamu yang sewot siy??”jawaban Alif menanggapi sewotnya Lani. “Toh, aku rapi bin harum kek gini, demi kamu juga!!”godanya kemudian.

“Demi aku??”sambar Lani kemudian. “Ke Laut aja lu!!!!!”

“Boleh, tapi berdua ma kamu ya?”balas Alif sambil mengedipkan mata kirinya ke arah Lani. Sontak membuat Lani makin manyun..

Untuk menetralisir ke-sewot-an Lani, aku coba dengan membuka debat special yang mengisahkan mas zona-mutia. Nah… kebetulan debat ini juga di gandrungi kedua sepupuku itu. Berdasarkan cerita Alif. Tentu dari sumber terpercaya katanya. Mas Zona diam-diam naksir mutia sejak SMP dulu. Tapi mas Zona takut! Bukannya takut sebenarnya tapi segan. Mutia gadis santun, seakan tak pantas memiliki mas Zona yang kadang selengekan. Makanya akhir-akhir ini, mas zona membawa banyak perubahan. Apalagi sekarang mas Zona menetap di brunney darusalam. Sebagai pilot.

Mutia hanya senyum-senyum menanggapi debat terbuka itu. “Semua di tangan Allah. Saya nda’ banyak berharap”. Itulah kalimat Mutia.

Ya.. aku pastinya mengenal baik kedua belah pihak. Mas Zona, kk kandungku tentu menyayangi Mutia. Sayangnya!! Aku sama sekali tak mengetahui adanya perasaan itu. Mas Zona menyimpan dengan baik rahasia jiwanya. Tak ada yang mampu memahami, apa yang diinginkan mas Zona. Beda ama mas Jiwa dan Mas Dimas. Tak ada rahasia-rahasiaan di antara kami. Bukannya Mas Zona mau menutup diri. Aku tau pasti kk-ku itu, selalu berpikir dengan matang, tindakan yang akan dilakukannya.

“… tadi saya dengar nama kamu lu, di radio. Temenmu ilang ya??”kata alif yang sudah berganti topic. “baru tadi saya dengar.”sambungnya kembali.

Hah??? Berarti berita itu bener dong!!! Tapi siapa ya??? Yang-namanya-malas-ku sebut itu hah?

“Tuh kan, Lani juga dengar tuh!!”sambung Lani dengan semangat ’45.

“Kok saya nda’ dengar betul”sambung Mutia kebingungan.

“Ya.. tadi k’ muti lagi ngaji. Aku kan pake earphone.”balas Lani.

“Hm… masih mau milih kiamat dari pada milih aku?”goda Alif. Anak itu emang g’ tega liat Lani yang mulai Jinak. Curigaku makin memuncak pada dua manusia ini.

“Milih KIAMAT” sambung Lani jutek sambil berkacak pinggang. “Eh.. emangnya cewek di dunia kurang ya? Sampe kamu nguber aku? Aku terlalu manis untuk menjadi milikmu. Paham?”

“Justru itu………..”balas Alif masih dengan nada menggoda.

“Semoga Allah menjadikan kalian berdua pasangan hidup yang abadi. Yang cowoknya ganteng dan yang ceweknya cantik”papar Mutia mencengangkan ke-dua makhluk yang bertikai itu. “Tapi…. Belajarlah menjadi dewasa.. agar kalian mapan membina rumah tangga.” Yang bertikai masih saling bengong. “Yuk ah… kita cabut ke-dalam aja k’lulu.. Ntar kita ikut-ikutan Gila kek mereka”sambar Mutia dan mengajakku meninggalkan arena pekelahian mereka.

“Tapi.. boleh dong, kalo aku yang menggodamu, muti!!!”godaku sambil memainkan mata. Muti terlihat bingung. “Calon adik iparku”sambungku yang diwarnai aksi cubit Mutia.

“Amin……”seloyor Alif.. menanggapi doa mutia.

“Amit-amit..jabang bayi 7 turunan… Naudzubillah….”sergah Lani secepat kilat dan berbarengan mengikuti jejakku dan Mutia.

Nenek sedang asyik menikmati sinetron INTAN. Cappe Deee…… Tetapi kupingnya memantau pembicaraan kami. Mata nenek mengawasi kami yang berbarengan masuk dan duduk depan TV.

“Loh, bukannya ke RRI Kiran??”Tanya nenek yang membuat sepupu-sepupuku itu bengong. Kiran??? Nama baru!!!!

“Kiran????????”Tanya mereka kompak.

Nenek tampak kebingungan menghadapi aksi sepupu2ku itu. “Loh, ada yang salah? Kan Lulu Kirania nama lengkapnya”sambung nenek yang di tanggapi dingin sepupu2ku.

“Tumben? Kok g’ confirm kalo nenek change namenya k’lulu”bantah Lani sambil mengambil bantal kursi dan dijadikannya bantal untuk kepalanya.

Ada Dehhhh……”balas nenek genit. “Seorang pemuda yang ganti nama Luki menjadi Kiran”

“…”

“Ah.. kalian ini…”sambung nenek. “Sana gih kamu temuin temenmu yang hilang itu. Kasian kan!!!!”kata nenek mengubah arah percakapan.

Ada rahasia apa niy nek? Tolong jangan sembunyikan dari kami. Ada rekomendasi ipar terbaru kok g’ ngabarin kita siy?”Kini Alif yang bersemangat. Merasa tidak mengetahui aksi nenek dalam mengubah keputusan. Alif, mengenal Saka –luar-dalam. Jadi aneh memang, kalo tiba-tiba ada orang lain dalam hidupku.

Nenek hanya menatapku sambil tersenyum. Tatapan kasih sayang tentunya.

♥♥♥

Huh… Brengsek!!!! Aku harus terdampar di kota ini. Sama sekali tak ku ketahui ujung dari kota ini. Bodohnya aku!!!! Terlebih bodohku setelah berniat menjemput gadis Batu itu. Mendingan juga ku terdampar di Belanda, dari pada disini. Hampir se-harian aku berada di kantor radio ini, tapi Kiran belum juga datang menjemputku. Sialnya lagi, otakku tak begitu respect dengan nomor ponsel yang bisa ku hubungi. Yep!! Hanya ponsel Nadia yang ku ingat. Tapi apa untungnya bisa menghubungi dia? Yang ada malah aku akan kerepotan dengan aksinya bak pahlawan yang akan menjemputku seorang diri di kota yang tak diketahuinya ini.

“Sudah ada confirmasi dari pihak yang saya hubungi tadi pak?”tanyaku pada directur radio tersebut. Siapa lagi kalau bukan Kirania maksudku.

“Sayangnya sampai saat ini belum ada yang meresponnya pak”jawabnya.

Ya.. Ada beberapa kemungkinan yang terjadi. Kiran tak mendengar radio, atau jika memang mendengar, tapi tak mengetahui kalo itu aku. Plis…!!!!!

Malam tepat menunjukkan pukul 23.00 wib. Tapi belum juga ada confirm. Kantor ini di buka selama 24-jam. Tolong jangan berpikiran kalau aku tak diperlakukan secara baik. Justru sebaliknya, aku diperlalukan dengan –sangat-bahkan teramat baik. Sampai-sampai aku di tawari untuk menginap di hotel saja dan akan menghubungiku jika ada yang menghubungi telah mengenalku. Dananya, tentu dari pihak radio itu. Tidak enak merepotkan!! Dari tadi siang aku sudah merepotkan banyak pihak.

Sambil menembus dunia maya yang kebetulan menjadi asset yang dipergunakan radio swasta itu, tiba-tiba ada seorang pria yang datang memberi kabar baik. Bahwa dia datang untuk menjemputku. Utusan Kiran-kah itu? Ato penculik para pria kemudian aku di jual? Paling parah disembeli untuk daging kurban bangsa kanibal? Arrggghhhh…. Untuk yang satu ini, paranoidku sering kambuh, mengingat bangsa ini ada juga bangsa kanibal. Masih ingat Sumanto? Kasusnya juga sempat menjadi bahan perguncingan di meja PBB. Ah Indonesia!!!! Itu-lah bangsa dengan beragam etnis. Bukan Cuma Indonesia yang memiliki kaum kanibalisme, eropa, Italia juga ada yang lebih parah.

“Perkenalkan, saya Alif. Alif Syahputra Mardhan”kata orang aneh itu. “saya sepupu dari Kirania, orang yang anda cari.”sambungnya kemudian.

Lega!!! Rupanya dia saudara sepupu Kiran.

Tepat pukul 01.00 dini hari selepas mengurusi segala kebutuhan kantor radio itu, aku bergegas mengikuti langkah Alif keluar dari kantor yang tentram itu. Aku di rekomendasi untuk nginep dirumahnya saja.

Aku banyak bercerita mengenai diriku tentunya, sampai mengapa berada di kota ini. Kota yang begitu awam bagiku. Alif mendengarkanku dengan baik. Pendengar sejati. Kami bercerita hingga pukul 03.00 dini hari. Hm.. Alif teman cerita yang baik. Kebetulan dia sarjana Sastra Bahasa Inggris Unhas dan kini sedang menjadi tour guide di kotanya ini. Aku juga sempat melihat berkas-berkasnya diatas meja ketika dia sedang sholat lail. Wow… cumlaude dengan IPK hampir 4,0.

Wajah Alif kokoh!! Garis permukaan pipinya hampi sama memang dengan Kirania wanita-yang-bermain-dihatiku. Entahlah kapan pastinya perasaan itu muncul.

Kami banyak bercerita.. Mengenai banyak hal. Tentang keluarganya, saudaranya, juga sepupu-sepupu yang di sayanginya. Juga Lani, sepupu 1X yang dicintainya. Ku kira itu pikiran konyol. Mencintai sepupu yang masih SMA. Sama halnya dengan ke-konyol-an pikiranku mencari gadis yang mencitai pria lain. Ya.. Saka, pria yang beruntung itu. Alif memang sangat dekat dengan Kiran. Dan dengan rasa penasarannya, dia mau menjemputku, karena Kiran tak percaya, jika aku beneran hilang dan kehilangan.

“Jadi Kiran tak percaya jika aku benar-benar mencarinya?”tanyaku di barengi tawa. Sebelumnya kami banyak cerita tentang Kiran yang ternyata anaknya sangat lucu, berjiwa humoris. Tapi…. Juteknya juga g’ ketulungan jika memang membenci seseorang.

“Iya, kamu pikir aku bohong? Sampai aku mendapatkan segala identitasmu dari Maria.. Sekretaris direktur radio tadi. Kebetulan dia temen SMA-ku.”celotehnya. “Juga nenek yang menceritanku tentangmu. Ku pikir nenek kami jatuh hti padamu. Karena sewaktu aku makan siang, gelagatnya begitu aneh. Rupanya…. Nenek kesemsem sama kamu tau!!! Tentu kesemsem dengan pikiran, kamu mencintai sepupuku itu”lanjutnya dengan tawa pula.

Hah?

Oma Jumi mndukungku? Kesempatan baik niy!!!!

“Aku tau, kau mencintai sepupuku itu. Tapi ku mohon, jangan permainkan dia. Tulus-lah jika memang kau mencintainya”nada Alif menandakan suatu permohonan. Aku pun belum mengetahui apakah ini sungguhan atau hanya sesaat saja.

Pandangan kami saling bertemu. Ku temukan rasa haru di matanya. Matanya banyak menjelaskan tentang Kiran –cewek-yang-mencuri-hatiku. Matanya dipenuhi tentang Kiran. Kenyataan bahwa Alif menyayangi sepupunya itu.

“A.. Aku.. Aku juga belum tau pasti Lif”

“Ya… terlalu cepat mungkin”jawabnya. “Luki mencintai pria yang salah. Saka.”katanya sambil memandangku. “Kenyataannya bahwa Saka mencintai mantan pacarnya dan kini akan bertunangan”. Brengsek!!! Teganya dia mempermainkan gadisku.

“Kiran,… maksudku apakh Kiran tau kalau… sa…”

“Tidak. Luki belum mengetahui. Kau tau apa yang terjadi kalau Luki mengetahuinya?”tanyanya. Aku menggelengkan kepala. “Luki bisa parah!!! Apalagi sudah 2 kali dia traumatic dengan cowok. Ini kali ke-2 tentunya. Aku tak berani mengatakan ini padanya. Takut mengganggu jiwanya”.

“Alif.. justru sebaliknya kalau Kiran tidak mengetahuinya. Akan semakin parah Alif”..

“Justru itu Yan, aku tak mau sepupuku itu…. Ah… sudahlah, pasti kau tak percaya, kalau Luki… umurnya tak akan panjang”

Sunyi

“Ya… umurnya hanya sampai 24 tahun. Kutukan maut itu…!!!!....”

Hahahahahaha…. Tawaku membahana. Kutukan?? Astaga!!!! Bukankah itu suatu kekonyolan saja? Alif memandangiku heran, mencari pembuktian kalau aku juga hendak mempermainkan Kiran.

“Heh, kau pikir aku bercanda? Sepupuku itu memang mendapatkan kutukan….”serunya. Kini ku temukan serius dalam tutur katanya. Ya.. Cerita rakyat yang aneh!! Bisa-bisanya itu terjadi. Panjang-lebar alif menjelaskanku. Hingga aku memahami.

“Aku tidak mau kau mencintai sepupuku hnya kasian. Kalau kau tidak serius, sebaiknya kau jangan memberi harapan padanya”

“Ok Lif. Aku juga belum bisa mengklaim, apakah aku benar mencintai Kiran. Kenyataannya hanya lelaki bodoh yang mengejar gadis yang………..”

“yang aneh maksudmu?”potong Alif.

“Bukan…. Tentu aku menemukan hal aneh pada diriku. Kewarasanku terganggu Lif, sampai aku menemukan titik terang jiwaku dengan menemui sepupumu itu”

“Ya…”sergah Alif sambil menyerahkan piama dari dalam lemarinya yang rapi. “Tentu kau GILA… Bisa2nya kau mengejar sepupuku, sementara kau punya tunangan di Belanda sana. Nadia.”

Aku tertawa

“Itulah cinta……”

Alif menatapku dalam mencari pembuktian kata-kataku.

“Aku tak memaksamu menjadi penawar bagi kutukan sepupuku itu.”

“Kiran tau… kalau..umurnya??”

“Tidak… Luki sama sekali tak tau mengenai kutukan itu. Kami merahasiakan darinya” kini alif menuju jendela, memandangi langit seraya berdoa demi sepupu yang disayanginya itu. “kami tak mau kesedihan nampak di wajahnya. Dia… kebahagian keluarga besar kami.. Kalau saja, hubungan kami tak dekat, kalau saja ayahku tak bersaudara dengan ayahnya. Aku… aku mencintainya..”

Oh…. Gadis-pencuri-hatiku… Di cintai oleh sepupunya sendiri? Aku sadar.. tidak mudah mendapatkannya. Mendengar cerita Alif, seolah-olah aku dilamar olehnya untuk membhaagiakan spupunya itu.

“Kenapa kau tak mengatakannya pada Kiran, kalau kau memang mencintainya?”

“Tapi cintaku hanya berlandaskan kasian padanya. Aku tidak mau dia pergi……… uh…. Terlalu banyak kenanganku padanya.”

“Lalu……”

“Sampai aku menyadari gadis manis ‘LANI’.. yang berwatak seperti Luki. Bukan berarti aku menginginkan gadis normal dan mengindahkan Luki, tapi hubungan darahku sangat kental. Bahkan kami saudara sesusuan. Makanya aku membatasi cintaku padanya.”

Ya…. Ya… penuh kisah keluarga besar alif rupanya. Kalau saja, aku benar-benar mencintai Kiran apa adanya. Semoga itu terjadi. Banyak hal yang membedakanku dengan Nadia. Sejujurnya, pertungangan itu dikehendaki oleh orang tuaku. Bukannya atas kehendakku. Aku tak ingin mengecewakan mama yang melahirkanku. Aku bertemu dengan nadia pada Hyngkirs university Adelaide. Dia tertarik padaku-aku biasa saja. Sampai belakangan ku ketahui kalau ibu nadia adalah sahabat mamaku. Jadi-lah pertunangan itu. Aku memaksakan agar mencintainya dengan tulus. Jadi, tolong pikirkan kembali, kenapa aku rela mencari gadis yang membuatku bergetar.

♥♥♥

Hari ini rencananya aku akan menemui kiran. Bukan untuk menyatakan cinta. Tetapi menjemputnya kembali ke Batam.

Orangtua Alif menyambutku dengan ramah. Oom Mardhan yang juga paman kandung Kiran, meminjamkan Alamandin Bluenya untukku. Jika kau ingin berkeliling kota Kendari ini.

Kini aku berada di berenda rumah Alif. Tepatnya rumah orang tua Alif. Menyejukkan!!!!!!

Deringan telpon memaksaku untuk mengangkatnya, kebetulan orang tua dan adik Alif sedang keluar rumah. Hanya kami berdua yang berada dirumah.

“Ya.. Hallo..”sapaku..

“Alifnya ada? Ini Lani” Oo…. Gadis yang dicintai Alif rupanya..

“Alifnya gi mandi, ada pesan? Nanti saya sampaikan”

“Ok, Tolong katakan, kakakku Mutia akan kerumahnya. Tentu ingin mengetahui temen k’Lulu yang hilang itu.”

“Baiklah akan saya sampaikan”

“Eh, 1 lagi. Tolong bilangin juga, jangan kabur sampai k’ mutia datang. Anak itu suka aneh, sering kabur dadakan jika kami mau datang kerumahnya”

Benar-benar tipikal Kiran. Keras kepala. Bukan Beras Kepala.

“Iya… akan saya sampaikan”

Klik.. Telpon ditutup..

“Lif, cepatlah mandi.. gadismu mau datang katanya”kataku sambil mengetok pintu kamar mandinya.

“sumpeh Lu?”celotehnya sambil menimbulkan kepalanya keluar pintu.

Sayangnya aku udah tak berada di depan pinu kamar mandi itu lagi.

♥♥♥

2 cewek menghampiri rumah Alif. Yang satunya rapi berkerudung hijau dan satunya lagi mengenakan sweter hijau army, berclana jeans puntung, memakai topi.

“Assalamu ‘alaikum..”sapa keduanya kompak

“wa’alaikum salam”jawabku dan berdiri menyambut kedua tamu itu.

“Alifnya ada?”Tanya sang kerudung hijau lembut.

Ada, silahkan duduk. Saya panggilkan dulu”

“Eitsss…. Tak usah sungkang, kamu pembantu baru Alif ya?? Kamu duduk saja, nanti saya yang panggil. Ok? “kata si cewek manis yang bertopi itu. “kebetulan aku mau balas dendam”gerutunya membuatku tertawa.

“Kamu tidak percaya, kalau saya mau balas dendam?”serghnya melihat tawaku. “tunggu saja! Majikanmu akan keluar dengan babak belur”sambungnya lagi.

Dasar Jutek!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Cewek bertopi itu nyelonong masuk rumah. Sementara yang berkerudung hijau, menemaniku di berenda rumah. “Maafkan adik saya, dia memang begitu” katanya sopan.

“O.. iya.. tak apa”jawabku.

“Kami sepupu Alif. Semalam Alif nelep, katanya sudah menemukan temen k’Lulu yang hilang. Kami ingin melihatnya. Mengapa sampai di nyatakan hilang?”

Aku tertawa

“Akulah orang yang kalian cari”pengakuan-ku

“maaf… kami tak….”

“Ya.. tak apa, kalian…”potongku..

“Kami sepupu Alif, aku Mutia dan yang masuk tadi Lani. Adik saya”potong gadis itu pula.

Kini Lani si gadis jutek itu yang membuat luluh hati si Alif sedang mencarinya. Cewek di depanku ini bisa dinyatakan manis. Kok tidak sama dia saja? Padahal dia seorang mahasiswi. Paling tidak pikirannya tidak kekanak-kanakan seperti Lani.

“Aaaaaarrrrrrggggghhhhhhhhhhhhhhhhhh…………………….”teriak Lani histeris dari dalam rumah.

Spontan kami bangkit dan menuju dalam rumah mencari arah suara. Gila!!! Anarkis skale!!! Jangan-jangan Alif nekat memerkosa Lani.

“Lani? Ada apa?”Tanya Mutia ketika menemukan Lani sedang menutup matanya di depan kamar Alif. Aku mendongak ke dalam kamar.

“Heh…. Kalau masuk kamar orang tuh ketok dulu, bego!”sembur Alif.. “Tak apalah! Kamukan calon bidadariku. Aku ikhlas kok tiap hari kamu intipin aku”kini mata Alif bagai kilat menggoda Lani.

Aku-Mutia saling berpandangan. Oo…. Kami bisa membaca situasi..

“Dasar!!!! Cowok binal!! Kamu yang bego, dongo! Yang mana-mana kalau mau ganti baju, ya.. pintunya di kunci dong!!”bals Lani tak mau dikalah. “Tak punya etika ya?”sambungnya kembali.

Aku hanya ketawa melihat aksi konyol mereka. Dongo-Bego? Bukannya maknanya sama saja?

“Aku pikir, Ryan bukan cowok Homo yang mau ngintipin aku ganti baju.”celoteh Alif. “Rupanya cewek jutek nan cantik jelita yang mau mengintipku”

“Rese’ Lu!!!!!!!!!”

“Biarin!!!!”

“Lebih baik aku mate dari pada ngintipin kamu ganti baju. Rugi!!”

“Lebih baik kamu ngintipin aku, dari pada kamu mati muda. Kasian kuntilanaknya Lan, kesaing sama kamu. Kan keren tuh kalo kamu merried dulu ma aku, jadinya kalau mati g jadi tante kunti”

“Sebaliknya, aku mau hantuin kamu.”

“Aku ikhlas kok di hantuin, kalo kuntilanaknya kamu. Malah, aku akan melamar kuntilanaknya itu.”

Aaaaarrrrrggggghhhhhhhhhhhhhhhhhhhh……………………………

“ya.. Allah…..”seru Mutia sambil tertawa. “hei Lif, kami datang bukan untuk mengajakmu bergurau dengan Lani. Kami ingin berkenalan ma temen k’ Lulu yang kamu bilang semalam”

Alif melirikku. “Tuh orangnya”..

“ka…kamu…??? Astaga!!!!!!!!! Sowwie…. Aku g…”

“Iya.. aku ngerti kok. G papa keleee…”seruku setelah berhasil memotong kalimat permintaan maaf Lani.

“Heh, kamu apain lagi dia? Jangan bilang kalau kau menggodanya. Dasar Genit!!”seru Alif dengan candanya pada Lani. “Kau tak sadar kalau ada pria tampan yang cemburu di depanmu ini?”

“What???? Cappe De’!!!!!!!..... Males ah ngomong ama cowok dongo. Cum laude kok dongonya minta ampun”balas Lani tak kalah juteknya. Tentu sambil menggamit tanganku agar segera bercerita. “Heh.. Pria yang mengaku tampan, kalau kau masih saja Narsis, akan ku lamar pria ini. Jadi suamiku.”Sambung Lani kemudian.

“Tentu harapanmu tak akan terkabul”desah Alif menyeringai. “Ryan sudah punya tunangan. Kasian The Lu!!”

Aku menengai perdebatan sengit mereka sambil menuju berenda rumah Alif.

Ku ceritakan semua awal kedatanganku pada kedua sepupu Alif itu. Sampai pada akhirnya aku bertemu Alif dan menolongku meminjamkan beberapa potong pakainnnya.

Lani dan Mutia mendengarkanku dengan sangat baik. Kata mereka, Oma Jumi mempuyai feeling kalau aku-lah yang hilang. Tapi selalu di tepis ama Kiran. Kiran berpendapat bahwa ‘aku bukanlah temannya’ tentu maksudnya aku tidak mungkin terdampar di kota yang asing ini.

Oma Jumi senantiasa menceritakan kedatanganku di rumahnya sejak Sabtu kemaren, sebelum acara kehilanganku. Oma terlalu menghiperbola keadaan.

“Makanya, kami penasaran sekali sama kamu. K’ Lulu cerita juga siy awal pertemuan kalian di bandara dulu”kata Mutia kalem. “Ya.. sekilas lalu. Karena kalian baru kenal”.

“Iya.. K’ yan, malah nenek yang heboh ceritanya”sanggah Lani kemudian. “nenek bilangnya siy.. kalo k’ yan datang ke Kendari tidak berniat menjemput k’ lulu bwt masuk kerja. Melainkan………………….”

“Eh.. Btw kamu mau kerumah nenek ya?”Potong mutia kemudian. Mencegah adiknya berbicara terlalu jauh.

Lani kelihatannya nurut aja kode sandi dari kakaknya itu. Pernah nonton Shinchan? Si bocah nakal itu-kan punya kode sandi yang dimengerti olehnya dan kawan-kawannya. Hanya buat privacy mereka.

“Lulu ada dirumah g’?”Tanya Alif sambil memperlihatkan cengiran mautnya. “Percuma aja kan, kalo kita dah nyampe rumah, trus makhluk yang dicari g’ ada di lokasi”.

“Ye….. biasa juga kamu ke rumah tanpa nanya k’ lulu ada ato g’. Dan yang paling sering, kamu ke rumah tanpa tujuan yang jelas”sambar Lani kemudian. “Dasar, cucu durhaka!!”murka Lani sambil berkacak pinggang. “Alibi jenguk nenek dong!!!!”..

“Hm…. Itu menurutmu ‘neng guelis. Aku ke rumahkan dengan niat jenguk-in kamu. Jenguk nenek mah, pasti.” Balas Alif kemudian.

“O.. Iya, tadi k’ lulu gi ke pasar bareng Arif”desah Mutia kemudian. Gadis ini sedari tadi kerjaannya hanya ketawa dan ketawa. Tentu melihat aksi konyol adik dan sepupunya yang narsis.

∫∫∫

Duh….. Lani-Mutia pada kemana siy??? Pagi-pagi buta dah ngeloyor kemana-mana. Tanpa konferensi pula!..

Semalem aksi merreka lumayan aneh. Ada strategi gitu deh kelihatannya. Sayangnya, aku lebih milih tidur dari pada ngerumpi di teras. Larut malam pula.

Tak biasa-biasanya mereka menyembunyikan sesuatu. Sampai Alif tak pamit padaku. Biasanya tuh anak, pamit kalau dah mo pulang, apapun sikontnya. Mau di kamar mandi kek, ato dimana aja deh pokoknya, pasti pamitan kalau dah mo pulang.

Sempet terekam pembicaraan rahasia mereka, kalau mereka mau membebaskan seseorang. Ada-ada aja mereka!!!!

Pagi ini aku mau shopping di pasar. Berhubung hari ini adalah minggu cerah. Rencananya, aku bareng sepupu2 itu mau bwt menu special hasil racikan mutia. Ya… tentu butuh bantuan Alif untuk menyembeli ayam yang hendak di jadikan bahan utamanya. Kebetulan mba’ ayu dokter spesialisasi penyakit dalam + sepupuku juga mau datang ke rumah nenek. Ya… ritualisme keluarga besarku memang. Tiap hari minggu, siapapun yang mempunyai waktu, senantiasa berkunjung ke rumah nenek.

Arif mengeluarkan Kijang innova miliknya. Tentu bukan milik sepenuhnya. Kijang ini, kami patungan membelinya sebagai alat transportasi keluarga yang sedang berada dirumah nenek. Mobil itu juga hadiah buat nenek. Apalagi ada sopir khusus keluarga. Yakni Arif, putra bungsu nenek.

“K’lulu., belanjanya masih lama g’?”kata Arif. “Matahari dah mulai tinggi niy!!”.

“Trus?????”balasku cuek sambil memilih sayuran segar. “Emang kenapa kalau mataharinya kalo dah meninggi?”

“Ye… Ini untuk sarapan ato makan siang siy?” sergahnya kemudian sambil memandang di sekelilingnya. “Laper niy!!!!!”katanya berbisik di kupingku.

“This is the last kok..!!!!”kataku membuat matanya berbinar cerah. “Yuk!!!!!!”

∫∫∫

Loh,, kok??? Rumah mulai ramai?? Bukan kedatangan sepupuku yang lain melainkan seseorang. Seseorang yang-namanya-malas-ku-sebutkan. Semua seolah sedang menanti kedatanganku. Apa-apaan ini? Nenek terlihat sumringah ketika melihatku di depan pagar.

“Wah…., tamu special tuh k’lulu” ucap Arif memecah pertanyaan besar di otakku. Ku plototin mata Arif, hingga anak itu menurunkan kedrastisan derajat tatapannya. Kami masih berada di garasi mobil nenek.

“maksud kamu?”desahku secepat kilat.

Yang ditanya malah mendorong dagunya menunjuk arah yang dimaksud. Ya… arah siapa lagi, kalau bukan yang-namanya-malas-ku-sebutkan.

“Dari mana dia tau rumah nenek ya?”tanyaku datar pada Arif.

“Pertanyaannya salah, seharusnya kek gini”jawab Arif menghipnotis keadaan darurat. “Lulu, kemanakah kau sekarang ini? Bolehkah aku menjumpaimu di rumah eyang tersayangmu?”lanjutnya kemudian bak chairil anwar ketika mengumandangkan ayat-ayat cinta pada pujaan hatinya.

Tiba-tiba beep sms menyeruak dari saku celana balonku.

“Heh k’Lulu, mau mendombrak popularitas jadi fosil tercantik di dalam mobil? Cepet turun!!!!!!”

Hahahaha… dasar anak aneh!!! Ya. Lani, satu-satunya makhluk yang berani mendampratku dengan lelucon konyolnya.

Jarak bagasi dengan berenda rumah nenek memang tergolong jauh, tak berapa meter-lah jauhnya. Tapi lebih dekat jarak garasi dengan dapur nenek. Kuturunkan smua belanjaan melewati pintu dapur nenek. Kakiku malas melangkah menuju berenda rumah, apalagi berhadapan dengan manusia khusus yang sedang berada di berenda rumah nenek bersama Lani, Mutia dan Alif. Juga nenek.

“Mau dibantu?” tiba-tiba suara itu beriringan dengan gemericik air yang sedang mengalir dari wastafel. Ku tengok suara tersebut. Uupzzzzz… yang-namanya-malas-ku-sebut.

“Tak perlu repot-repot”jawabku datar sambil mengambil sayuran dan mulai meraciknya. Heh, kenapa aku yang jadi beraksi di dapur? Bukannya Mutia yang ingin memasak menu spesialnya?. “Kamu??” tanyaku sambil menatapnya aneh.

“Ya…”jawabnya sambil menatapku balik. Astaga!! Fedi Nurilkah yang sedang menatapku? “Im Ryan”sambungnya.

Bodohnya aku, mau saja menerima tatapannya. Hei Lulu, kenapa aku jadi merasa risih padanya? Seolah aku ini seseorang yang special dimatanya. Padahal, aku baru bertemu dengannya. Itupun sekali. Di Airport. Bukan ini yang membuatku risih. Tapi apa ya???

“Ya.. saya tau, kamu Ryan. Maksudku, ada perlu apa nongol di rumah nenek? Bukannya kamu di Batam?”

“Hm…” gumamnya. Amboy… Aroma parfumnya itu, loh!!!!.. “Aku menjemputmu. Kita kembali ke Batam. Sekarang!!”sambungnya membelalakkan mataku. Ku telusuri wajahnya yang penuh pesona. Jika ada novel dengan judul ‘pudarnya pesona cleopatra’, maka sosok pria di depanku ini akan ku ukir menjadi sebuah novel dengan judul ‘runtuhnya pesona nabi Yusuf’. Nabi yang terkenal dengan ketampanannya.

Rasanya ingatanku masih stabil, jga kupingku. Apa?? Dia mengajakku pulang Batam? Sekarang? Gila!!! Baru ku sadari, kalau Fedi Nuril yang di jodohkan Vina ini adalah pemuda Gila.

Aku tidak menggubris perkataannya tadi. Huh!!!! Impulsif banget jadi orang. Mentang-mentang kamu utusan PBB bukan Peraturan-Baris-Berbaris melainkan Persatuan-Bangsa-Bangsa, jadi se-enak jidatmu menyuruhku balik tanpa pemikiran yang matang.

“Dadakan bangetzzzz”seruku sambil meracik sayur-sayuran. “Besok aku akan kembali Batam”kataku sok dingin. Padahal kakiku gemetaran mendengar suaranya yang berat di tambah tanganku jadi makin dingin karena berdekatan dengannya. Tuhan!!!! Ku tau, pasti hanya sesaat. Se-SAAT!!!!!!!!!!....

Pria yang-namanya-malas-ku-sebut masih berdiri di belakangku. Kali ini tidak banyak bicara, hanya melihatku beraksi dengan kumpulan sayur-mayur. Pasti ini adalah konspirasi besar-besaran antara Mutia-Lani-Nenek sang provokator-Alif juga Arif. Awas kalau semua dugaanku benar!!!!!!! Jatah makan kalian akan ku kurangi!!!!!! Pandangan kami bertemu. Tak sengaja, ketika aku mengambil pisau untuk membunuh getaran kakiku. Bukan dong!!!! Tapi untuk memotong sayuran. “POA segera di laksanakan. Tak membutuhkan waktu banyak lagi. Apalagi desert’ yang akan kita survey. Jadi, mau tidak mau, setuju atau tidak, suka atau tidak, kita mesti berangkat hari ini juga” serunya tak kalah dingin.. Huuuuuuu….. Cool Man!!!!!!!

Entahlah apa yang merasuki mataku, yang jelasnya setelah dia berkata seperti itu, ku kuatkan nyaliku untuk menatap matanya. Di luar dugaan, tatapannya makin membuatku gemetaran. Rahangnya menehan geram hingga rahangnya nampak kokoh memperlihatkan nilai ‘jantan’. “Heh…. Hanya orang bodoh yang masuk kantor pada hari libur”desahku secepat kilat. Takut di telan hidup-hidup olehnya. “Jangan bilang, kalau kamu juga orang bodoh yang ku maksud”sambungku dengan nada yang dinggggiiin.

Si jelmaan Fedi Nuril malah memperlihatkan senyumnya yang di perkaya dengan vitamin lesung pipi. Tiba-tiba saja aku melupakan Saka. Maafkan kekasihmu ini Saka.

“Dan hanya orang bodoh pula yang tidak mengetahui ada rapat yang di kerjakan tidak hanya di kantor. Kita bisa mengadakan rapat dadakan di hotel, atau apalah!!! Yang jelasnya tujuan tercapai!!!”

Aku memilih diam. Mengakui keTOLOLanku. Bisa-bisanya aku tak ‘ngeh’ kalau yang kuajak bicara ini mantan art director di HO company. Astaga!!!! Luki!!!!! Bodoh!!!!..

“Lagian aku izinnya ama bos mpe 2 minggu. Maaf, aku tak mau berdebat panjang hanya masalah ini. Mubadzir!!!.. Kalau kamu mau pulang sekarang, silahkan!. Tolong, jangan memaksaku pulang hari”kataku dengan nada rendah.

“Ya… kalau itu maumu, saya tidak memaksa”desahnya. Aroma parfumnya makin nampak saja. “Saya juga mau berangkat. Besok!!”

Hah????? Besok??? Padahal tadi dia memaksa supaya pulang hari ini juga!.. Dasar!! Impulsif!!...

Sekarang ini otakku sedang ku paksakan bekerja. Mau tau apa yang sedang kupikirkan? Mengapa makhluk cakep ini ada di Kendari? Bagaimana bisa dia sampai kesini. Tujuannya apa? Jangan-jangan benar kata Vina, kalau dia datang hanya untuk mencariku? Tapi untuk apa? Untuk bilang ‘aku merindukanmu’.. ‘hingga aku mengejarmu sampai Kendari’.. Hffff………Pkiran Kotor!!

Sial!!! Mana si-Lani siy? Bukannya ini bagiannya? Tapi tak apalah, aku saja yang mengerjakan sayuran ini. Tak begitu lama menunggu, akhirnya makhluk cerewet bernama Lani memasuki ruang dapur. Tentu banyak manfaatnya, salah satunya menghentikan kebekuan antara aku dan yang-namanya-malas-ku-sebutkan…

“He-Eh, kok diem-dieman siy? Pada sariawan ya? Kompakkan ya?”serunya heboh sambil mengedipkan sebelah matanya ke arahku. Genit!! “K’ Lulu, biar Lani aja yang berkreasi di dapur. Sana gih ajak tamunya ke depan. Kan kasian cakep-cakep tapi bau ASAP”celoteh Lani mengakibatkan senyuman maut yang-namanya-malas-ku-sebut tersungging tepat di hadapanku.

“Heh… konspirasi apalagi yang kalian buat? Awas ya!!!!”bisikku pada Lani sebelum ku meninggalkan dapur. Tentu sambil mengajak si jelmaan Fedi Nuril.. “Yuk, ke depan aja, kamu kan g biasa mencium aroma dapur”kataku kemudian padanya.

Tak disangka jawabannya begitu memukau “Sapa bilang aku tak suka aroma dapur? Sejak seorang wanita paruh abad mengajakku beraksi di dapur, saat itu pula aku menyukai aroma dapur. Dengan tambahan, kelak akan mencari seorang wanita yang beraroma dapur”

Apa???? Mencari wanita? Bukannya dia memang sudah mempunyai wanita?? Biawak!!!! Aku mengajaknya ke berenda rumah nenek. Disana sudah ada nenek, Mutia, Alif juga Arif. Sambil tersenyum hangat padaku, nenek berkata “Kamu mau balik sekarang ke Batam?”

Aku balas dengan tatapan lembut saja. Malas kalau senyum hangatku juga dinikmati si biawak yang mirip Fedi Nuril ini. “InsyaAllah besok, nek. Lagian hari inikan keluarga pada ngumpul. Kasian kalau Luki g nimbrung”.

Nenek hanya manggut-manggut tanda mengerti dan mempersilahkan si Biawak Fedi Nuril merampas kasih sayang nenekku. Aku duduk di bawah pohon kamboja nenek. Sambil menguping apa yang mereka ceritakan. Banyak hal yang mereka perbincangkan, termaksud tentang pekerjaan kami di Batam juga survey yang akan kami adakan sampai beberapa bulan kedepan.

Aku tak habis pikir,kalau sampai 3 bulan aku terus bersama si cakep Fedi Nuril itu. Bisa-bisa aku naksir dadakan ke-dia. Ok. Kalau dia membalas naksir padaku, tapi kalau cintaku hanya bertepuk sebelah tangan bagaimana,coba? Uupzzz…. Aku-kan masih punya Saka. Ya, kalau aksi naksir-naksir itu tak kesampaian. Tapi kalau kesampaian, berarti aku mempunyai lelaki cadangan. Hahahaha… setan telah menggoda otakku. Mana mungkin dia naksir aku,sementara dia sudah punya tunangan di Belanda sana. Huh.. awas saja, kalau dia macam-macam padaku!!..

Entah apa yang mereka bicarakan, semua pandangan tertuju padaku. Namun yang kubalas pandangannya hanya si biawak Fedi Nuril. Astaga!!!!! Itu Fedi Nuril beneren g’ siy???? Arwahku mulai menyatu dengan ragaku. “Ada apa?”Tanyaku datar.

Lani geleng-geleng kepala dan berseru. “K’Lulu… yuk ke museum, kebetulan tadi ada fosil manis yang bertengger di bawah pohon kamboja. Pasti pihak museum senang dengan kedatangan fosil itu.”

Fosil di bawah pohon kamboja? Hehhhhh…. Bukannya hanya aku yang bertengger di sini?

“Telpon tuh!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”seru Lani kemudian. Nona bawel!!!!!!!! “K’ Dimas. Udah 2 kali nelep. Tapi k’ Lulu ngelamun aja”..

Ku kembangkan senyumku, tanda ‘makasih Lani bawel’ udah membuat lelucon segar di minggu pagi ini. Semua pada ngakak melihat aksi bengongku. Rasanya, tak ada yang memanggilku dehhhh…. Pasti gara-gara lamunanku tentang si biawak Fedi nuril itu. Huh.. Shit!!!!!

Kusambar gagang telpon seketika. Suara yang berat di seberang sana memang suara kakakku. Mas Dimas. Menanyakan keberadaanku.

“Heh.. tega nian kau ninggalin mama dan papa, kapan balik Batam? Mama rindu setengah mati padamu”kata Mas Dimas. Ya… Mr. Paranoid. Itulah julukannya.

Aku tertawa renyah dan menanggapinya “InsyaAllah besok. Ye… hampir tiap hari juga mama ngomong ma aku. Tumben Mr. Paranoid nelep? Bukannya lagi di Aceh niy?? Aceh lagi rusuh tuh, perjanjian Gam belum terealisasi”.

“He-eh, sok tau kamu!!! Iya, abang baru pulang ngelilingi monas niy!!! Pelantikan!!”

“Wah… naik jabatan dong!!”

“Gitu-lah adikku sayang”

Di seberang sana, ponakanku sedang menangis sekuat tenaga karena di tinggalkan ayahnya. Dasar!!!! Papa tak bertanggung jawab!!! Bisa-bisanya meninggalkan anaknya lalu asyik-asyik ngobrol dengan adiknya. Kalau begitu caranya, mending tak usah menelponku. Tak rela ponaknku kenapa-napa.

“Mas……..”

“Duh, ponakanmu ini, Bawel sekali!!!! Tak membiarkan ayahnya melepas kangen ama tantenya”

“Mas Dimas tuh yang bawel!!!!!. Sudah-ah… jagain tuh ponakanku. Jangan sampai kenapa-napa.”

Sambil meletakkan gagang telpon, Lani menarik tanganku menuju area makanan yang telah tersaji. Hmmmmmmmmm….. dari aromanya saja, sudah membuatku kenyang. Aku geleng-geleng bukan kepalang. Ku cicipi satu-persatu hasil kreasinya.

“Mmmm…”gumamku pelan.. “Enak!!!”

Lani merdecak kagum pada hasil kreasinya. Narsis!!!!!..... Tiba-tiba Alif datang menghampiri.

“Hmmm….. wangi!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”…… desah Alif sambil menikmati aromanya saja. Maklum, si penjaga makanan terlalu Awas terhadap tikus yang akan mencoba hasil karyanya.

“Heh… Awas bulu hidungmu!!!!!! Bisa-bisa masakanku terkena virus H5N1”seru jutek Lani.

“Wah Lan, g mungkin dong bulu hidungku virusan. Yang ada sebaliknya, bulu hidungku yang membuat hatimu virusan”Balas Alif kemudian sambil menyeringai ke arahku. “Tul ‘g?”

Aku jadi curiga pada Alif. Tak biasanya gila anak ini kambuh. Walau aku se-umuran dengannya, tapi seleranya dalam memilih cewek berbanding terbalik denganku. Ya… jelas-lah!!!! Aku-kan memang ceewek!!! Maksudku dalam memilih calon pendamping hidup. Catat!!!!!

Dia memilih cewek yang lebih muda, terpaut 6-7 tahunlah darinya. Kalau aku sendiri, tak begitu suka dengan umur yang terlalu tua. Ya… 4-5-lah maksimalnya.

Lagian dulu, mereka tak secadas ini dalam mengumpat.

“Duh….. kaya’nya kalian memang jodoh deh…!!!!!!”sahutku cepat melerai umpatan yang lebih sadis lagi. Ya… Lani memang gadis tomboy. Tapi penampilannya di dapur tak setomboi penampilan fisiknya. Tapi mulutnya itu. Sadis!!!!!

***

Pukul 10.00 tepat, mba’ Ayu sudah nongol di dapur. Ya.. mau apa lagi kalau bukan mengawasi makanan yang di cekokin ke tenggorokan nenek. Dokter spesialis penyakit dalam itu tak membawa bad moodnya sehingga kedatangannya tak di jutekin oleh Lani.

Mba’Ayu juga bnyak ngobrol bersama yang-namanya-malas-ku-sebutkan. Mereka akrab. Cerita yang seimbang, karena keduanya sedang membicarakan hubungan pelayanan kesehatan di tempat mba’ Ayu bekerja.

“Lu!!” panggil mba’ Ayu yang melihatku keluar kamar. Aku menghampiri sepupuku itu. Mba’ Ayu tak menggunakan baju kebesarannya (jas dokter), kali ini penampilannya feminism. Cantik. Plus rambutnya di gulung seenaknya. Ya… walaupun rada urakan, tapi masih terlihat rapi.”tega kamu ini, kok g ngenalin pacarmu siy?”..

Aku bingung mendengar kata-kata mba’ Ayu tadi. Pacar? Mba’ Ayu tidak mempunyai penyakit amnesia atau Alzheimer. Mba’ Ayu tau, kalau aku pacaran ama Saka. “Loh, bukannya Saka g ada di rumah ini”..

Mba’Ayu malah ketawa. “Nah… cowok manis itu, siapanya kamu, kalau bukan pacar kamu?”katanya sambil melirik ke arah yang-namanya-malas-ku-sebutkan. Kini si Biawak itu malah bergabung dengan keluargaku yang lain yang sudah mulai berdatangan. Tapi tatapannya itu tetap mengawasiku. “Ada cowok manis kok di sia-siakan!!!!... Ntar kesambet cewek lain, loh!!!”sambung kalimat mba’Ayu sambil menjawili tanganku.

“Dia, bosku. Tak layak siy ku sebut sebagai bos. Dia dari PBB mba’, trus datang ke Batam buat meninjau pekerjaan kami aja. Selain itu ada perombakan POA di dalamnya. Jadi wajar-lah kalau dia di utus untuk campur tangan”penjelasanku pada mba’ku itu sebelum pikirannya bersemayam kemana-mana. Ya… dokter spesialis yang satu ini, mata serta pikirannya mampu berkolaborasi mencari fakta yang tertutup oleh keJAIMan. “Ya… rencananya, besok kami akan kembali ke Batam”.

“Yakin… hanya itu penjelasanmu Lulu Kirania, SKM?”Tanya penuh curiga. Duh… si biawak itu cerita apaan siy? Kok si dokter ini malah berpikir yang macam-macam. Tak mungkin tak ada asap, kalau tak ada api. “Trus mau ngapain dia ke Kendari? Untuk urusan kantor juga? Atau mencari separuh hatinya yang hilang?”kilat mata mba’ Ayu menandakan bahaya. Kalau aku tak segera lari dari hadapannya, tak menutup kemungkinan mba’ayu bisa membaca hatiku pula. Bahaya…

“Wah… kalau yang itu mah, tanyain aja ama yang bersangkutan!!!!!!”desahku dan meninggalkan mba’Ayu.. “aku juga g’ ngerti mba’Yu……”seloyorku.

Ya… Mba’Ayu adalah cucu pertama nenek Jumi. Sudah mempunyai suami dan seorang putra. Jadi kalau masalah asmara, mba ‘ayu bisa merangkap menjadi dokter spesialis cinta.

Suaminya seorang arsitek. Insinyiur… Yang jelasnya mereka bertemu di sebuah pertemuan teman-teman lama mba’ Ayu. Ya…. Dan sang arsitek itu, mas Arul maksudku sepupu dari shabat mba’Ayu… Cowok mana siy yang g klepek-klepek melihat mba’ku itu. Dokter muda, spesialis, ditambah cantik pula. Kalau saja mas Arul belum meminangnya untuk di jadikan istri, ku jamin dia pasangan serasi biawak itu.

Tentu pertemuan keluarga siang ini untuk mengakrabkan diri. Kebetulan 5 saudara papa pada ngumpul di rumah beserta anak-anak mereka. Sepupuku maksdnya. Sepupu-sepupuku itu variatif. Ada yang masih SD, SMP, SMA hingga kuliah. Ada juga yang sudah bekerja. Berhubung keluarga kami sangat besar, bayangkan saja saudara kandung papa 10 orang, jadi wajar kalau perlu acara ngumpul seperti ini.

Kepalaku mencari-cari seseorang. Si biawak itu tentunya. Eh.. kenapa sekarang aku malah memikirkannya? Hffff……. Mataku teliti melihat orang-orang yang berlalu lalang. “K’Lulu……………”teriak Lani. Hm… pasti sedang terjadi perang di dapur sana. Masa bodoh ahhhh……

“K’ Lulu… yang di depan itu temennya ya?” Tanya Nisa yang juga berpredikat sebagai sepupu 1Xku. Dia se-umuran Lani juga sekelas Lani. Bedanya, dia penganut kaum feminis.

“Hm… Iya, emangnya kenapa?”balasku cuek sambil memintanya mengepangkan rambutku. Annisa jago di dunia fashion. Lihat saja, semua yang dikenakannya hasil rancangannya sendiri. Termaksud bando yang bertahta dikepalanya. Baju rancangannya di legalisir dulu ama suami mba’Ayu. Kalo k’ Arul bilang udah OK, maka annisa akan segera mewujdkannya ke tante Lis. Adik ayahku.

“Cakep loh!!!!!!, kirain pacar k’ Lulu….”

“Idih…. Siapa bilang dia pacar kk?”

“Ya……. Sumber terpercaya dong tentunya!!!!!.. Alif..”

Mataku menatap Nisa. “Alif??????”. Nisa masih mengepang rambutku sambil sedikit menyeringai bak banteng.. “Heh… ada-ada aja anak itu!!!!!”

“Tapi mas Alif g’ bilang pacar benerennya k’Lulu.. Tapi calon pacar k’Lulu..”

Duh….. kedatangan makhluk itu mendobrak popularitasku saja. Dalam seketika ratingku naik sebagai bahan pembicaraan keluarga besarku. Setelah Nisa mengepang rambutku, aku menuju ruang tamu nenek. Hm… rame’ banget!!!!!!...... Si biawak itu sedang ngobrol ama K’Arul. Suami mba’Ayu. Dalam perjalanan menuju berenda rumah nenek, ku di kejutkan ama tante Lis. Adik kesayangan papa.

Tante Lis menggamit tanganku dan menciumku dengan penuh kasih. Menanyakan keadaanku dan tentunya KAPAN KAWIN?...

Aku hanya menyeringai jika di Tanya seperti itu. Seolah hidupku tak akan lama lagi. “Ya.. jodohkan di tangan Allah, tante”sahutku..

Jangan bilang, kalau udah pertanyaan yang menjurus pada pernikahan, seluruh paman+tante-ku berebut untuk menginterogasiku.

“Yang di depan tuh cakep, Lu.. Tipikal kamu,kan?”ucap tante Lis. Astaga!!!! Aku tak hanya diam-diam simpatik pada tampangnya saja. Jangan-jangan aku mulai…. Arrrrggghhhh…. “Jangan di sia-sia-in dong!!!, jauh-jauh dari Batam Cuma nyariin kamu, Loh!!!!. Mana ada pemuda yang rela terlantar di kampung lain kalau hanya untuk mencari gadis yang dicintainya?”…

Ya… aku memang sangat dekat ama tante Lis. Tante Lis juga pengganti mama jika aku sedang di Kendari. Jadi wajar kalau tante Lis mengetahui criteria cowok idamanku… Dia? Cowok idamanku? GAK BANGET!!!!!!! BIAWAK pula!!!!!!!

Aku memeluk mesra tante Lis dan berkata “Kan masih ada Saka!!!”…..

“Eh…. Dia udah kenalan ama paman-pamanmu yang lain. Nenekmu kaya’nya sregggg ama pemuda itu.. Nenekmu tuh yang semangat memperkenalkan dia sebagai pacarmu”..

Ooooo… Jadi nenek toh!!!!! Awas ya!!!! Hm…….

Aku hanya tersenyum lalu pamit mau ke berenda. Mau ketemu ama biawak itu. Sebenarnya siy aku mau menghirup udara segar saja. Tapi berhubung si biawak itu ada di berenda, tak apalah sambil menikmati wajahnya yang GANTENG itu loh!!!!!!!

Bajunya biru tua ketat memperlihatkan ke-atletis-an tubuhnya yang kokoh. Di padupadankan sama celana jeans hitamnya. Plus rambutnya yang rapi. Alamak!!!!!! Kakiku rasanya hendak melepaskan diri dari engselnya saking gemetarnya. Sayangnya aksi kaburku hendak tertangkap basah oleh mata indah si Biawak.

“kiran?”panggilnya..

“apa?”sahutku jutek..

Ya Allah. Tolong!!!!!!.... saking groginya sampai aku jutek kek nenek sihir!!!... Tapi perlu di jutekin juga siy.. biar g sembarangn cerita antara aku dan dia.. Rupanya jawaban jutekku malah membuat sepupu-sepupuku yang sedang bersamanya ikut tertawa melihat aksiku. Ingat!!!! Jutekku akan kambuh, jika berhadapan sama orang yang aku benci. Tapi kali ini ama orang yang diam-diam aku kagumi.

“Sorry…..”desisku cepat. “Heh… kalian tidak mau makan siang? Tuh sana udah siap makananya”..

Semua mata memandangku dengan tatapan NGERI.. Akupun menyeringai..”Hei..hei… ada apa dengan tatapan kalian?” seruku sambil menjentikkan jariku. “Maaf tadi agak kasar..”

“Lu,… kok mukamu memerah?”goda mas Arul. Suami mba’Ayu. “Bukan sejenis alergi kosmetik. Karena ksmetikmu hanya bedak baby”kata mas Arul kemudian.. “Semacam.. sindrom, …….”

“Sindrom ketemu pacar, gitu?”sahut Arif.. paman cilikku.

Aku memelototkan mataku. Apa? Wajahku memerah? Tentu ini sindrom. Sindrom Biawak pastinya.

“Heh.. sembarang aja!!!!! Sana gih makan dulu”seruku kemudian dan menuju ayunan meninggalkan para sepupuku yang berjenis kelamin lelaki. Untungnya jarak ayunan dengan beranda nenek agak jauh, sehingga tak menemukan sekapku yang sedang malu.

***

Tak kuduga ternyata si Biawak menghampiriku. Jantungku makin tak jelas detakannya. Matanya menatapku. Wangi parfumenya masih saja memenuhi pernapasanku. Mulutnya komat-kamit mengajakku cerita. Sayangnya telingaku lagi g’ connect. Bukan berarti aku tuli, tetapi sedang memasang earphone dan mendengar beberapa lagu kebesaranku. Tatapan cintanya syahrini yang kini berkelebat di telingaku.

Segala keindahan turun ke bumi

Disaat ku menatap matamu

Menatapku seakan menembus hati

Spertinya kau lihat hatiku

Ku merasakan dirimu kumiliki

Namun kenyataannya tak mungkin

Mengapa harus kau orang yang terindahhhhhh……..

Ya… si Biawak itukan sudah mempunyai tunangan, jadi mana mungkin bisa kumiliki dan memilikiku…

“Hello…….”sapanya membuka earphonenya. Mengagetkanku. Padahal sedari tadi aku menatapnya. Sial!!!!!!

Aku baru saja terjaga dari lamunan panjangku. “He-eh…”

“Kenapa menatapku seperti itu?”tanyanya kemudian. Merasa di beri tatapan cinta. Apa? Tatapan cinta? Itukan judul lagu Syahrini. Enak saja beralibi tatapan Cinta. Cuiih!!

“Karena aku membecimu, Tolol!!!!”kata yang terpendam, akhirnya keluar juga. Tentu tidak 100% benar, aslinya ‘karena aku simpatik padamu, bos’.

Yang di jutekin malah ketawa, memamerkan senyuman mautnya duet rahangnya yang kokoh. Aduhai…. Manis banget!!!!!!!

“Kamu tak ikhlas aku berada di rumah nenekmu? Kalau begitu, aku bisa balik, sekarang”

Eh… bukan itu maksdku, BIAWAK!!....

“m… Bapres banget siy???, bukan itu maksdku. Heh, apa yang kau katakan pada keluarga besarku? Kok bisa-bisanya mereka mengira kita pasangan kekasih?” Aku melenggang berjalan menuju berenda rumah nenek yang teduh. Tentu ingin mendengar sanggahannya.

‘Bukannya kita sepasang kekasih yang di beri tembok JAIM?’… hahahahaha… itu hayalanku saja.

“Entahlah!!!!! Ya.. ku jelaskan saja kalau kita baru ketemu di Batam tempo hari dulu. Lalu datang kesini untuk menjemputmu. Nyatanya kamu ingin pulang, besok-kan?. Just It”

“Hm… keluargaku memang begitu!!!!”

“Ya… wajarlah kalau mereka menerka-nerka seperti itu, toh kamu sudah punya pekerjaan tetap, belum juga punya calon pendamping hidup. Siapa-pun akan berpikir sedemiakin dangkal, Kiran!!”sanggahnya. “Jadi itu toh yang membuatmu manyun seharian ini?”.

Bukan Biawak!!! Aku manyun karena melihatmu.. Pesonamu itu, bung!!!!!

“Hah, kau belum tau kalau sebenarnya aku sudah punya pacar?” tanyaku. Sengaja!!! Dia pikir aku lajang lapuk, apa?.. “padahal seharian kau di rumahku. Plus semalem nginap di rumah Alif. Ku kira dia sudah membongkar semua tentangku. Apalagi dengan aksi nekatmu yng lari dari Batam hanya untuk memaksaku pulang hari ini. Gila!!!!”

Si Biawak hanya tersenyum ramah padaku.. Hentikan senyuman-mu itu biawak!!! Plis!!!!!!

“Rasaanya aku tak berhak ingin tau masalah asmaramu. Tak penting bagiku. Toh aku sudah mempunyai tunangan” desahnya membuatku terluka.

Dasar Biawak!!! Kejam sekali kata-katamu. Kau pikir aku wanita tegar yang bisa kau hancurkan dengan kata-kata. Awas kalau ternyata kau juga simpatik padaku!!!!!

“Ya… baguslah kalau begitu, setidaknya aku tak buang banyak waktu untuk curhat denganmu..”seruku kemudian. “Melihatmu nyasar di Kendari saja sudah membuatku geli, ingin ketawa lebih jelasnya. Memangnya apa fungsinya teknologi HP sekarang hah? Kan bisa kau menghubingiku lewat seluler. Toh, semua orang kantor mengetahui no. HPku”

Wah…. Kenapa bicaraku ngelantur entah kemana ya? Seharusnya aku tidak membalas statementnya tadi. Biar saja!!! Apa peduliku!!!

“Itu-lah aku, ada salahnya kalau aku ke Kendari?. Toh niatku ke sini tidak sepenuhnya mencarimu. Aku ingin melihat kawasan Indonesia Timur. Yang aku tau, kamu juga berada di Kendari, ya.. sekalian saja mampir ke rumah Oma Jumi-mu.”serunya. “Eh.. ngomong-ngomong sepupumu cantik-cantik ya? Tak keberatan-kan kalau kau mengenalkanku juga dengan mereka. Aku ingin mencari wanita yang beraroma dapur”sambungnya kemudian.

“Heh??? Dasar Biawak!!!!!!”sahutku ketus..

“Apa?????? biawak?” serunya juga sambil tertawa renyah. “Buaya yang bener…”

Astaga!!!!!! Ternyata si Biawak ini datang ke Kendari hanya traveling aja toh!!!! Tapi mengapa semua orang mengira dia datang untuk mencariku? Nenek, Arif juga Alif!!!..... Dengan alasan segera masuk kantor dan yang lebih gilanya lagi ‘rapat dadakan’.. Alasan macam apa itu?.. Dan yang lebih gilanya lagi, dia minta di kenalin ama sepupuku yang lainnya. Benar-benar BIAWAK DARAT!!!!

“Boleh tidak? “serunya lagi…

Untung Lani sang penyelamat datang menghampiri kami. Mengajak kami ikut bergabung dengan keluargaku yang lain.

Ya… Lani penyelamat……

Aku tak jadi simpatik padanya. Mendengar statementnya tadi!! Huh!!! Rugi!!!! Untungnya aku belum sepenuhnya jatuh cinta padanya. Jangan harap deh!!!!! Pria aneh!!!! Psikopat sejati!!!! Aku cewek baik-baik sama Biawak!!! Astaga!!!! Perang dunia akan segera tergelar lagi.

“Lani, tolong kenalkan sepupu-sepupu kita yang perempuan pada pemuda ini, walaupun yang masih bayi. Kenalkan semuanya.”seruku pada Lani. Dingin. “Eh… Tentu kau sudah mengenal lani sebelumnya, dia juga berjenis kelamin perempuan walau gayanya rada tomboy” seruku juga pada Biawak dan berlalu meninggalkan mereka.

Walaupun kami sudah sepenuhnya berada di tengah-tengah keluarga besarku. Tetap saja sunyi-hening menyelingkupi kami. Tak satupun dari kami yang saling menyapa. Terlebih lagi diriku. Sesekali pandangan kami bertemu. Padahal mataku tak sanggup menahan rasa kangenku ingin melihat tampangnya yang macho. Lesung pipinya juga rahangnya. Astaga Luki!!! Apa yang kau pikirkan?????

Hingga saat jelmaan Fedi Nuril memanggilku untuk sekedar pamitan. Aku tak keluar kamar dan pura-pura tertidur. Padahal dalam tidurku hanya wajahnya yang muncul sebagai penerang mimpi burukku dalam dunia nyata. DIA SUDAH PUNYA TUNANGAN.

“K’Lulu udah ngorok tuh…. Kecape-an. Nanti deh… saya kesihtau, kamu mencarinya”kata Lani terdengar begitu akrab..

“Salam saja ya buat sepupumu yang jutek itu. Jangan lupa, besok dia mesti take off. Kalau tidak, aku sendiri yang memecatnya!!!!” Hah?? Memecatku? Enak saja!!!! Memangnya kamu president directurnya apa?...

Setelah itu derai tawa membahana tepat di berenda nenek Jumi.

“Eitzzz….. kalau berani kau memecat cucuku…. Akan ku kutuk kau jadi monyet tampan”sahut nenek lagi.

“Tenang aja nek, kan garansinya kerja sebagai istri Ryan”suara berat mba’Ayu…

AAAArrrrrrGGGGGGhhhhhhhhhhh

♥♥♥

Hampir seharian aku berada di rumah oma Jumi. Nenek Kirania, gadis yang selama ini mencuri hatiku. Awalnya dia tidak berada dirumah karena sedang berbelanja kepasar. Mengingat hari minggu adalah hari dimana keluarga besarnya ngumpul bersama. Indahnya melihat keluarga mereka. Jujur, aku iri melihatnya. Keluargaku sama sekali penganut paham individualisme.

Beberapa menit kemudian gadis yang senantiasa ku nanti kedatangannya datang dengan menggunakan Suzuki Civic, sedang sopirnya, Arif, putra bungsu oma Jumi. Gadis itu belum juga turun, hingga mobil parkir di belakang rumah oma Jumi. Dekat dapur. Dia melalui pintu dapur.

Oma menyuruhku menghampirinya di dapur dan menyampaikan maksdku untuk mengajaknya pulang. Ya… sebenarnya itu hanya tipuanku saja. Hanya alibiku sja biar bisa balik berdua. Ternyata gadis itu keras kepala juga. Menolak ajakanku. Bahkan dia bilang kek gini “Heh…. Hanya orang bodoh yang masuk kantor pada hari libur” dengan tambahan “Jangan bilang, kalau kamu juga orang bodoh yang ku maksud”..

Tatapan gadis itu!!!!!!! Tajam!!! Matanya indah ketika memandangku. Membuatku ingin menelannya hidup-hidup.

Aku bisa apa menanggapinya? Aku hanya tersenyum. Merasa lucu akan perkataannya yang konyol tadi. Orang bodoh? Bukan orang bodoh,sayang! Aku ingin menjagakmu pulang berdua denganku. Aku orang pintar yang ingin mengajakmu balik berdua. Hanya berdua.

Tetapi lisanku hanya bertolak belakang dengan apa yang ku katakan. Sebaliknya, aku mengatainya ‘bodoh’. Rapat-kan bisa di adakan dimana saja. Walaupun hari libur. Ya… menyewa hotel atau apalah yang jelasnya suatu tujuan dapat tercapai.

Sunyi menyelingkupi kami. Ternyata gadis yang dihadapanku ini jago memasak juga. Mataku tak henti memandangnya meracik sayuran yang akan di santap. Mengingatkanku akan cerita Alif semalam mengenai sepupu yang dicintainya ini. Umurnya tak panjang lagi, jika umurnya memasuki usia 24 tahun. Malang betul nasibnya. Kalau saja aku mampu, aku akan melamarnya sekarang juga. Tapi apa yang kudapati?, mulutnya JUTEK menghadapiku. Yang kubutuhkan cewek lembut, bukannya cewek perkasa seperti gadis di depanku ini.

Lani datang memecahkan kebekuan diantara kami. Sepupu Alif yang satu ini, tomboy. Tetapi tugasnya pagi ini yang membuat sarapan. Lani memerintahkan Kiran meninggalkan dapur dan mengajakku juga meninggalkan dapur. “Kasian kan cakep-cakep bau ASAP”kata Lani membuat semburat senyum di bibir Kiran.

Ya… gadis Jutek itu berjalan di depanku dan berkata “Yuk, kedepan aja. Kamukan g biasa mencium aroma dapur”.

Hah apanya yang g biasa. Sebaliknya, sejak Oma Jumi mengajakku beraksi di dapur tempo hari, saat itu juga aku menyukai aroma dapur. Dengan tambahan aku menemukan wanita yang juga beraroma dapur.

Sesampainya di berenda rumah oma Jumi, Oma mempersilahkanku duduk di samping Oma dan bertanya pada cucunya, apakah akan pulang sekarang ke Batam bersamaku? Tentu tidak. Karena cucunya yang keras kepala memilih pulang besok. Ya… berhubung hari ini ada acara ngumpul keluarga besarnya.

Gadis Jutek itu menuju di sebuah kursi malas tepat di bawah pohon kamboja. Entah sedang memikirkan apa, yang jelas aku bisa menikmati wajahnya walau dari kejauhan. Sayangnya aku tak di beri kekuatan untuk mendengar isi hatinya. Ya… siapa tau saja sedang memikirkanku.

Tiba-tiba saja, Lani datang memanggil Kiran, tetapi tak digubris olehnya saking seriusnya menatap langit. Padahal kakak tertuanya kebelet pengen ngobrol padanya. Bukan Lani namanya kalau tak mempan menangguhkan sepupunya itu. Kiran segera tersadar dari lamunanya dan segera menyambar gagang telpon. Tetapi Lelucon Lani masih membekas di ingatanku hingga aku tak ingin menyudahi tawaku.

“K’Lulu… yuk ke museum, kebetulan tadi ada fosil manis yang bertengger di bawah pohon kamboja. Pasti pihak museum senang dengan kedatangan fosil itu.” Itulah kalimat Lani yang masih membuatku tertawa.

Beberapa jam kemudian, mulai berdatangan keluarga Kiran yang lain. Tepatnya anak dan cucu oma Jumi. Bukan hanya ritualisme kekeluargaan yang ku kagumi dari keluarga besar ini, tetapi kehangatan keluarga ini.

Ayu, sepupu Kiran yang merupakan cucu perdana Oma, rupanya heboh juga. Dia yang duluan menyapaku dan mengajakku ngobrol ngalur-ngidul disaat ku sedang membantu Alif membereskan tumpukan CD player hasil racikan kami.

“Hei…. Kamu temennya Alif ya?”sapanya Ramah.

“calon iparmu juga, yu”jawab Alif sekenaknya.

Kalau saja, kata-kata Alif barusan di-amin-i malaikat!!!! Hahahaha… keinginan konyol!! Buktinya, Kiran sama sekali tak mempedulikanku. Brengsek!!!!!

“Saya temen kantornya Kiran”jawabku cepat, sebelum wanita yang bernama ayu berpikiran yang bukan-bukan. Terang saja, penjelasan Alif tadi yang mengatakan’calon iparmu juga’ membuatnya beragument kalau aku-Alif akan menikah. Huhhhhhh…!!!!!

“Kiran???”pekiknya.. “Oo.. Lulu, maksudmu?”sambungnya kembali sambil duduk santai di hadapan kami, lalu tersenyum..

“Sesama dosen?”tanyanya lagi..

“Healthy Co.. mba ‘yu..”sambung Alif.. dan memperkenalkanku dengan sepupunya itu. Namanya Ayu, seorang dokter dengan tambahan, sudah menikah dan memiliki seorang putra.

“Nah…. Dari pada mba’yu sering adu argument mengenai pelayanan kesehatan sm Luki, mending adu argument sama pria tampan yang dicuekin Luki ini,, Selain mantan Art Director healthy co, dia sekarang kerja di NewYork badan itelegency PBB”komentar panjang X lebar Alif..

“Pria tampan yang dicuekin Luki??”gumamnya sambil mengerutkan kening. Tipikal Kirania jika sedang bingung!!! “Hah?? Bisa-bisanya gadis itu mencuekimu? Andai aku belum jadi milik Arul, ya… boleh dong PDKT!!!!”desahnya jenaka, sambil menceritakan sdikit criteria pria idaman Kiran, sepupu yang di sayanginya. Serta sesekali menjeweli kuping Alif yang ikut mengoceh. Betul-betul rukun bin damai keluarga besar mereka.

“Eh… yang namanya sabtu-minggu, itu cuti international, bung!!!! Aku tak mencium gurat keinginanmu untuk menjemput Luki dalam urusan kantor. Kau menyukai sepupuku?”tanyanya lagi. Astaga!!!! Apakah di jidatku tertulis ‘Kiran, aku naksir kamu’..

“Urusan kantor, mba’.. ya… selain itu aku juga sekedar traveling juga kok, untuk meninjau daerah yang bakal di desert’ nantinya”seruku menutupi kata hatiku ayng sesungguhnya.

“Travelling, mpe nyasar!!!!!! Hehehehehehe” sambar Lani yang ternyata mendengarkan ocehan kami.. Semua mata tertuju padanya.

“LANI!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”Seru kami kompak..

Yng diteriaki ngacir entah kemana, tentu tak lepas dengan serangan balik dari Alif.. “Heh… anak kecil g boleh dengar!!!!!”Seru Alif heboh dan mengejar Lani yang keburu ke-dapur.

“Anak itu, selalu saja seperti itu. Alif juga, otaknya tak kalah gegernya dengan Lani. Dulu, jantung nenek sempat kumat gara-gara pertengkaran sengit mereka. Hanya memperdebatkan, Albert Einstein itu manusia genius atau manusia pintar. Padahal Genius ama pintarkan tak jauh berbeda”desah Ayu smbil tertawa terpingkal-pingkal. Akupun ikut mendramarisir keadaan…

Banyak hal yang aku diskusikan bersama ayu. Mengenai pelayanan kesehatan tentunya serta cerita-cerita ayu mengenai pasiennya yang banyak membutuhkan terapy psikolog. Mengingat, tidak sedikit para penderita jantung atau penyakit dalam lainnya yang tak ingin hidup berlama-lama juga menyusahkan keluarganya yang lain. Hingga Arul, suami ayu, datang bersama buah hati mereka. Dan mengajakku berkenalan oleh seluruh keluarga mereka yang telah memasuki rumah oma jumi.

Sebelum beranjak aku sempat melihat gadisku keluar kamarnya. Dan masuk lagi, ketika melihatku. Aku hanya tersenyum melihatnya.. Aneh-aneh saja anak itu!!!!...

Wow…. Big family beneran!!!! Aku di kenalkan oleh anak-anak oma Jumi yang berkumpul diruang tamu.

“Heh… kenalkan, dia pemuda yang aku ceritakan tadi.”Kata Oma Jumi kepada seorang pria setengah abad, namun tetap berkharisma.

Pria itu menjulurkan tangannya dan berkata “Senang berkenalan denganmu, anak muda. Aku Rustam, paman Luki”. Rustam???? Aku jadi mengingat Vina. Dulu, demi mendapatkan alamat Kiran di Kendari, aku rela menjadi pacar kontraknya untuk mengelabuhi mantan pacarnya yang bernama Rustam.

“Sama-sama, pak Rustam. Senang berkenalan dengan anda. Saya Ryan. Lengkapnya Andryan” balasku menjabat tangannya erat dan di persilahkan duduk oleh paman Kiran. Aku duduk tepat disamping Oma Jumi dan Arul. Suami Ayu.

Aku banyak berbincang dengan keluarga besar Kiran. Gadis yang mencuri hatiku. Tiap bulan, senantiasa diadakan acara ngumpul bareng seperti ini. Ya.. tentu tujuannya baik, agar kekompakkan mereka tidak pudar oleh kesibukan mereka. Sungguh, hatiku terenyuh melihat kekompakkan keluarga ini. Diam-diam ada rasa ingin memiliki keluarga ini. Ingin bergabung dengan keluarga besar yang hangat ini. Ingin menjadi keluarga besar ini.

Berpikir seperti itu, rasanya aku tak mengenal Nadia. Tunanganku yang sedang berada di Belanda. Yang menanti kepulanganku. Sementara disini? Aku menemukan funny feelingku. Suatu rasa yang tak pernah ku miliki. Mesti sedang ber-DUA dengan Nadia dan keluarga besarnya. Tuhan!!!!! Tunjukkan, apa sebenarnya rencanaMU????..

Perbincangan hangat ini, tak terlepas pula dengan membicarakan Kiran, gadis yang ingin kumiliki sepenuhnya. Aku bagai pungguk yang merindukan bulan. Tak mungkin bisa, apalagi kalau aku menginginkannya hanya karena kasian. Ya.. Kutukan itu!!!!!...

“Saya, inginnya nak Ryan ini menjadi bagian keluarga Ki hajar dewana-dewani. Hm… tapi tau-kan bagaimana kerasnya kepala ponakan kesayangan kalian itu”papar oma Jumi pada anak-anaknya. “Anak-anakku, apakah kalian setuju dengan keinginanku ini?”sambung Oma Jumi sambil melihat ke-arahku.

“Ya… tergantung, Luki lagi dong, ma”sahut tante Luna, anak Oma Jumi setelah ayah Kiran. “Upzzz.. mama g bisa ambil keputusan sepihak dong!!!!, Faktanya, Ryan bukan pacar Luki-kan? Lagian, apa iya, tujuan jelasnya Ryan datang hanya untuk????”Kalimat tante Luna terputus..

“Terus terang nak, kami menyayangi Luki. PAstinya kamu sudah tahu perihal kutukan itu. Kami tidak ingin memaksakan kehendak. Kalau kamu benar-benar mencintai ponakanku itu, segeralah meminangnya. Sebelum…. Orang lain yang mendahuluimu.”sambung Pak Rustam…

“InsyaAllah, pak. Doakan semoga hatiku senantiasa istiqamah. Saya juga tak ingin memakasakan kehendak. Semua tergantung Kirania”

Seolah bukan aku yang berbicara. Hei… Ryan, apa kamu pertanggungjawabkan perkataanmu tadi, hah?

Tiba-tiba saja darahku tak ingin lagi mengalir. Semua mata tertuju padaku.

Tawa membahana di tengah-tengah keluarga Kiran.

“Sudahlah nak, tak usah mndramatisir seperti itu… Rustam hanya bercanda”tegur Oma Jumi yang memergokiku sedang bengong..

“Hahahahahaha”tawa pak Rustam kemudian. “Aku hanya smneguji nyalimu, anak muda!”

BERSAMBUNG