Jumat, 15 Agustus 2008

Kilas Balik Fenomena Kematian Ibu

Sebakul Sirih

Sebakul Sirih

Kesehatan ibu dapat mempengaruhi kelangsungan hidup keluarga untuk menciptakan keluarga sakinah karena terkait dengan produktifitas alat-alat reproduksi wanita yaitu rahim dan vagina yang proposional. Proposional artinya dapat berfungsi secara wajar dan optimal sesuai dengan perkembangan usia produktif wanita antara 15 tahun sampai 49 tahun. Prosesi kelahiran anak di awali dengan perkawinan dari pasangan suami istri dan setelah terjadi pembuahan hasilnya dapat bermigrasi ke ruang kandungan selama kurang lebih 9 bulan. Tumbuh kembang bayi di dalam kandungan wanita dapat menekan dan memberikan gerakan kontraksi kepada vagina, dinding dan mulut rahim sehingga masing-masing organ tubuh dan sekitarnya turut ikut andil terkait kepada tidak optimalnya fungsi organ tersebut.

Pasca persalinan pada vagina dan rahim terjadi perubahan organ biologis vital dan yang lebih tragis abnominalisasi proses persalinan yang mengarah kepada pembedahan, penjahitan karena sobekan, infeksi dan peradangan. Akibatnya adalah timbulnya pendarahan, rasa perih, rasa mual, rasa lemas dan keluarnya cairan yang dapat mempengaruhi stabilitas kondisi tubuh yang kadang berlangsung sampai 40 hari kalender. Selama kurun waktu 40 hari, vagina dan rahim di sterilkan dari gangguan benturan atau gesekan, zat-zat makanan yang memicu bertambahnya infeksi dan peradangan. Dengan dukungan penguatan badan melalui menu makanan empat sehat lima sempurna dan bantuan suplemen lainnya minimal 40 hari telah mampu menerima resiko sesuai dengan kodratnya.

Tingkat kesehatan ibu melahirkan yang optimal khususnya pasca kelahiran dapat mempengaruhi kelangsungan kesehatan dan tingkat keharmonisan rumah tangga karena ketidaksehatan seseorang dapat berpengaruh kepada kesiapan dan frekuensi hubungan intim keluarga yang optimal. Apabila tidak memiliki kondisi kesehatan seperti tersebut kemungkinan tidak terhindarkan terjadinya silang sengketa yang mengarah kepada hidup pisah bahkan berakhir dengan perceraian sehingga keluarga sakinah yang telah terbina menjadi hancur berantakan.

Upaya untuk mempertahankan keutuhan dan kesehatan ibu melahirkan di perlukan 4 JANTER.


  1. Jangan Terlalu muda
  2. Jangan Terlalu rapat
  3. Jangan Terlalu banyak
  4. Jangan Terlalu tua


Dengan keempat JANTER tersebut seorang ibu pada usia reproduksi memiliki tingkat kesehatan prima, harapan hidup lebih besar, tingkat produktifitas keluarga tinggi, ekonomi dan ketahanan keluarga terpenuhi sehingga dapat tercipta keluarga sakinah.

Sebagian keluarga tidak menghendaki atau tidak mampu tercipta sebagaimana fenomena di atas akibatnya tidak terelakkan lagi peristiwa Terlalu Muda kawin, Terlalu rapat melahirkan, Terlalu banyak smelahirkan, dan Terlalu Tua melahirkan. Apabila tidak di dukung dengan pemenuhan kebutuhan hidup dapat mengakibatkan kepemilikan kesehatan yang rendah, harapan hidup lebih kecil, tingkat produktifitas keluarga rendah, ekonomi dan ketahanan keluarga rapuh sehingga tidak dapat terhindarkan Keluarga Berantakan atau Broken Home.

Fenomena broken home yang menjadi momok masyarakat tidak dapat terelakkan. Akibatnya terjadi pisah ranjang, atau tempat tinggal sehingga secara berangsur-angsur keluarga sakinah semakin jauh dari pelupuk harapan.


Fakta Dibalik Kematian Ibu

Banyak perempuan Indonesia yang mengikuti jejak pahlawan emansipasi wanita RA Kartini untuk menuntut persamaan hak dengan kaum pria. Kini perempuan tidak lagi dipandang sebelah mata di dunia pen­didikan dan lapangan pekerjaan. Tapi Kartini sebenarnya tidak ingin perempu­an yang juga calon ibu, juga mengikuti "je­jak" nya yang lain: meninggal saat me­la­hirkan. Ya, pahlawan asal Jepara ini me­ninggal saat melahirkan anak pertama­nya akibat komplikasi kelahiran. Tragedi Kartini ini juga dialami oleh ribuan perempuan Indonesia setiap tahunnya.

Kehamilan dan kelahiran adalah hal alamiah pada perempuan. Namun setiap kehamilan atau setiap kelahiran bayi mem­bawa cerita sendiri. Hampir tidak ada cerita yang sama persis. Terlalu ba­nyak kisah kelahiran yang membahagia­kan. Si ibu selamat, jabang bayi sehat, rencana memiliki anak kedua, dan masih banyak lagi. Tetapi, tidak sedikit perempuan yang meregang nyawa saat mela­hir­kan bayi mereka. Ibu (atau bayinya) me­ninggal, atau selamat namun mesti hidup dengan gangguan kesehatan permanen yang akan mengubah hidup mereka baik secara fisik maupun emosi.

Di dunia kedokteran, ada banyak pe­nyebab kematian dan kecacatan ibu me­la­hirkan.Berdasarkan definisi WHO, ke­ma­tian maternal adalah kematian dari se­tiap wanita sewaktu hamil, bersalin dan dalam 90 hari sesudah berakhirnya ke­ha­milan oleh sebab apapun, tanpa memper­hitung­kan tuanya usia kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamil­an.

Kematian maternal dapat digolongkan menjadi 3 yaitu kematian obstetrik langsung (direct obstetric death), kematian obs­tetrik tidak langsung (indirect obstetric death), dan kematian yang terjadi ber­sa­ma­an tapi tidak berhubungan dengan ke­ha­mil­an dan persalinan, misalnya ke­ce­lakaan.

Kematian obstetrik langsung disebab­kan oleh penyulit pada kehamilan, persa­linan dan nifas atau penanganannya, mi­salnya karena infeksi, eklampsi, perda­rah­an, emboli air ketuban, trauma anes­tesi, trauma operasi dan sebagainya. Se­dangkan kematian tidak langsung dise­bab­kan oleh penyakit yang timbul selama kehamilan, persalinan, dan nifas, seperti anemia, penyakit kardiovaskular, serebro­vas­kular, hepatitis infeksiosa, penyakit gin­jal, dan sebagainya. Termasuk juga di­da­lamnya adalah penyakit yang sudah ada dan bertambah berat selama ke­ha­milan.

Pre-eklampsia adalah salah satu ka­sus gangguan kehamilan yang bisa menjadi penyebab kematian maternal. Ke­lainan ini terjadi selama masa kelamilan dan postpartum yang akan berdampak pa­da ibu dan bayi. Pre-eklampsia seperti dilansir www.preeclampsia.org menimpa sedikitnya 5-8% dari seluruh kehamilan. Umumnya, pre-eklampsia terjadi di minggu ke 20 (akhir trimester kedua trimester ketiga) atau bisa lebih awal terjadi.

HELLP Syndrome dan eklampsia ada­lah manifestasi lain yang masih satu "ke­luarga" dengan pre-eklampsia. Pre-ek­lamp­­sia dan gangguan hipertensi selama kehamilan adalah penyebab kematian uta­ma kematian ibu melahirkan dan su­dah menjadi masalah global. Diperki­ra­kan gangguan ini bertanggung jawab pa­da 76.000 kematian ibu setiap tahun. (Ba­ca selengkapnya di Racikan Utama)

Indonesia adalah salah satu negara yang masih belum bisa lepas dari belitan angka kematian ibu (AKI) yang tinggi.Bah­kan jumlah perempuan Indonesia yang me­ninggal saat melahirkan mencapai rekor ter­tinggi di Asia. Banyak angka disodorkan. Tetapi yang jelas masih ber­kisar di atas 300 kematian per 100.000 kelahiran setiap tahun. Bandingkan de­ngan Ma­lay­sia dan Thailand yang masing-masing ha­nya 30 dan 50 kematian setiap tahun. Pe­nyebab utama tingginya kema­tian ibu di In­donesia adalah pendarahan, anemia, dan infeksi. Perempuan yang me­lakukan abor­si juga ikut memberikan kontribusi.

Masalah lain di Tanah Air adalah ba­nyak perempuan hamil yang tidak mendapat pertolongan saat melahirkan, terutama di daerah yang minim fasilitas kesehatan. Bidan yang ditempatkan hingga ke desa-desa pun belum juga mampu menurunkan angka kematian ibu.

Fakta bahwa AKI masih sangat tinggi di Indonesia tidak bisa ditutup-tutupi. Pe­me­rintah Indonesia telah melakukan ber­bagai upaya dalam percepatan penurun-an AKI, diantaranya melalui upaya Safe Mother­hood, Making Pregnancy Safer, dan Ge­rak­an Sayang Ibu. Upaya-upaya ter­­sebut memerlukan kerjasama dan koor­dinasi da­ri perangkat pelayanan ke­sehatan, salah satunya adalah puskes­mas.

Terlepas dari kebijakan dan program de­ngan fokus pada sektor kesehatan, di­perlukan juga penangan dalam konteks yang lebih luas di mana kematian ibu ter­ja­di. Kematian ibu sering disebabkan oleh berbagai faktor yang kompleks yang menjadi tanggung jawab lebih dari satu sektor. Terdapat korelasi yang jelas an­ta­ra pendidikan, penggunaan kontrasepsi, dan persalinan yang aman. Pelayanan ke­sehatan reproduksi remaja harus dita­ngan dengan benar, mengingat besarnya masalah. Se­lain itu, isu gender dan hak-hak reproduksi baik untuk laki-laki mau­pun perempuan per­lu terus ditekankan dan dipromosikan pa­da semua level. Mam­pukah kita?

Penurunan angka kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup masih terlalu lamban untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals/MDGs) dalam rangka mengurangi tiga per empat jumlah perempuan yang meninggal selama hamil dan melahirkan pada 2015, demikian pernyataan resmi badan kesehatan dunia (WHO).

Dalam pernyataan yang diterbitkan di laman resmi WHO itu dijelaskan, untuk mencapai target MDGs penurunan angka kematian ibu antara 1990 dan 2015 seharusnya 5,5 persen per tahun .

Namun data WHO, UNICEF, UNFPA dan Bank Dunia menunjukkan angka kematian ibu hingga saat ini masih kurang dari satu persen per tahun.

Pada 2005, sebanyak 536.000 perempuan meninggal dunia akibat masalah persalinan, lebih rendah dari jumlah kematian ibu tahun 1990 yang sebanyak 576.000.

Menurut data WHO, sebanyak 99 persen kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di sembilan negara maju dan 51 negara persemakmuran

Terlebih lagi, rendahnya penurunan angka kematian ibu global tersebut merupakan cerminan belum adanya penurunan angka kematian ibu secara bermakna di negara-negara yang angka kematian ibunya rendah.
Artinya, negara-negara dengan angka kematian ibu tinggi belum menunjukkan kemajuan berarti dalam 15 tahun terakhir ini.
Perkiraan angka kematian ibu WHO menunjukkan bahwa sementara peningkatan terjadi di negara dengan pendapatan menengah, penurunan angka kematian ibu selama periode 1990-2005 di Sub-Sahara Afrika hanya 0,1 persen per tahun.
Selama periode 1990-2005 juga belum ada kawasan yang mampu mencapai penurunan angka kematian ibu per tahun hingga 5,5 persen. Hanya Asia Timur yang penurunannya telah mendekati target yakni 4,2 persen per tahun serta Afrika Utara, Asia Tenggara, Amerika Latin dan Karibia mengalami penurunan yang jauh lebih besar dari Sub-Sahara Afrika.
Selain itu disebutkan pula bahwa lebih dari satu setengah kematian ibu (270.000) terjadi di kawasan Sub-Sahara Afrika dan 188 ribunya di Asia Selatan sehingga jika digabungkan kontribusi kedua kawasan terhadap angka kematian ibu dunia pada 2005 mencapai 86 persen.

Angka Kematian Ibu di Kendari meskipun telah berada di bawah standar nasional, yakni 150 per 100.000 kelahiran hidup, masih cenderung berfluktuasi.


Hal ini dapat dilihat dari data pada tahun 2001 sebesar 4 orang dari sasaran 5239 kelahiran. Sedangkan pada tahun 2002 AKI mengalami penurunan menjadi 1 orang dari sasaran 5239 kelahiran dan tahun 2003 kembali mengalami kenaikan menjadi 3 orang, tahun 2004 0 orang, tahun 2005 2 orang dan tahun 2006 0 orang. Masih berfluktuasinya Angka Kematian Ibu (AKI) disebabkan karena tingkat pengetahuan dari masyarakat yang masih rendah mengenai masalah kesehatan reproduksi dan pemeriksaan kesehatan semasa kehamilan.

Disamping itu kemampuan komunikasi antara masyarakat dengan tenaga medis dalam hal ini Bidan masih kurang. Hal ini tercermin dari pertolongan persalinan yang belum 100% di lakukan oleh tenaga kesehatan, meskipun pelayanan sudah mencakup seluruh kelurahan.

Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi yang meliputi: cakupan kunjungan Ibu Hamil (K1) sudah menunjukkan peningkatan. Sesuai data Dinas Kesehatan Kota Kendari pada tahun 2001 adalah 4071 jumlah kunjungan (77,10 %); tahun 2002, 4808 jumlah kunjungan (92,7 %); dan tahun 2003 adalah 5024 jumlah kunjungan (95,33 %). Sementara itu, cakupan kunjungan Ibu hamil (K4) menunjukkan penurunan. Hal ini dapat dilihat dari data pada tahun 2001 adalah 4952 kunjungan (94,52 %); tahun 2002 5040 jumlah kunjungan (97,27 %); dan tahun 2003, 4252 (80,68 %) dari jumlah sasaran 5270 kunjungan; tahun 2004, 5201 (78,54%); tahun 2005, 5319 (80,60%); tahun 2006, 5514 (82,45) dari jumlah sasaran 6688 kunjungan.



My Analize about Kisah Klasik Kematian Ibu

Melihat fenomena semakin meningkatnya angka kematian ibu dari tahun ke tahun, tentu memberi dampak bagi pembangunan. Khususnya dalam pencapaian pembangunan kesehatan di seluruh dunia. Banyak factor yang dapat mempengaruhinya, salah satunya yakni keterkaitan kematian ibu pada saat melahirkan ataupun pasca melahirkan.

Pada tulisan ini, saya mengambil 2 faktor yang mempengaruhi kematian ibu melahirkan, yakni factor internal dan factor eksternal.

1. Factor Internal

Factor internal adalah disiplin dan kinerja ibu melahirkan serta timbulnya kepedulian untuk mengurus dan merawat dirinya sendiri dengan mematuhi aturan main kehidupan keluarga sakinah di dalam pemenuhan kebutuhan primer (sandang, pangan, papan), kebutuhan sekunder dan kebutuhan tersier.

Komponen alat reproduksi wanita masih terlalu muda, misalnya pada umur wanita kurang 20 tahun, kondisi panggul masih terlalu sempit. Kemungkinan timbulnya penjempitan dan pendarahan dengan frekuensi dan volume lebih besar. Keseringan melahirkan atau terlalu rapat jarak kelahiran mengakibatkan syaraf-syaraf pengikat alat reproduksi dapat terjadi pembesaran dan penipisan mengakibatkan terjadinya pendarahan, sedangkan terlalu tua melahirkan yaitu unsure-unsur pengikat terlalu kendur, lentur, kekurangan cairan dan sebagainya dapat terjadinya pendarahan yang kesemuanya itu dapat membawa kematian ibu melahirkan.

Dengan fenomena tersebut, seorang ibu pasca melahirkan dapat mengalami hidup tidak teratur, istirahat dan wisata yang tidak teratur pula sehingga berakibat terhadap timbulnya berbagai penyakit kronis berbahaya misalnya gangguan lambung dan pencernaan, gangguan kelamin dan kandungan, gangguan syaraf dan organ tubuh lainnya.

Hubungan intim keluarga yang tidak rasional dan tidak bertanggungjawab dapat mempengaruhi tingkat ketidakbugaran dan ketidaksegaran, kualitas kesehatan keluarga yang rendah dan yang lebih fatal lagi adalah timbulnya infeksi vagina dan rahim, tumor atau kista serta dapat mengarah ke arah kanker.

Pola menyusui yang tidak rasional dan tidak bertanggung jawab, misalnya menghentikan penyusuan karena rekayasa sendiri untuk menjaga eksistensi diri dan sebagainya dapat mengakibatkan pembesaran kelenjar payudara dan pembekuan air susu ibu atau yang lebih akrab di sebut ASI, sehingga mengakibatkan peradangan, tumor bahkan kanker payudara yang kesemuanya itu dapat membawa ke gerbang kematian ibu melahirkan.

Konsumsi makanan yang tidak proposional atau tidak memenuhi standar kesehatan sementara pada masa kehamilan membutuhkan dukungan kalori yang banyak dapat mengakibatkan terjadinya gangguan kesehatan atau pembesaran bayi, kelebihan cairan dalam kandungan, keracunan kehamilan dan sebagainya dapat mengganggu konsentrasi bayi sehingga mengalami kesulitan lahir bahkan berakhir kepada pembedahan yang berakibat pada kematian.

2. Faktor Eksternal

Factor yang bersifat eksternal, yaitu bersumber dari masyarakat dan lingkungan. Misalnya tingkatan stress atau depresi keluarga karena hubungan nter dan antar keluarga kurang harmonis. Akibatnya dapat memberikan tekanan mental yang berlebih sehingga dapat mengganggu normalisasi kehamilan seorang ibu yang berdampak pada timbulnya beberapa penyakit.

Tingkat disiplin dan kinerja ibu pasca melahirkan meningkat untuk pemenuhan kebutuhan hidup keluarga, misalnya ikut bekerja fisik dapat mengakibatkan kecapekkan, kadar hemoglobin yang rendah tentu memicu timbulnya pendarahan berlebihan sehingga dapat membawa korban jiwa.

Degradasi lingkungan air atau pencemaran air yang mengganti unsure-unsur di dalam tubuh yang mengandung helium, dkk yang dapat mengganggu kesehatan ibu dan anak.


My Solution

Berdasarkan fakta yang ada, serta pendeskribsian mengenai kematian ibu secara luas yang di tinjau dari beberapa factor yang mempengaruhinya, maka untuk solusi mencegah angka kematian ibu semakin tinggi, dapat di lakukan beberapa upaya penanggulangan. Baik dari pihak pemerintah, petugas kesehatan, serta masyarakat.

Mengacu pada Indonesia sehat 2010, telah mulai kelanjutan dari program save motherhood, dengan tujuan untuk mempercepat penurunan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir. MPS terfokus pada pendekatan perencanaan sistematis dan terpadu dalam intervensi klinis dan system kesehatan serta penekanan pada kemitraan antar insitusi pemerintah, lembaga donor, dan peminjaman, swasta, masyarakat, dan keluarga.

  1. Family Planning atau Keluarga Berencana

Upaya yang di lakukan pemerintah di dunia international umumnya dan di Indonesia pada khususnya adalah melalui family planning atau keluarga berencana yang meliputi kegiatan pendewaan perkawinan, pengaturan kelahiran pada masa reproduksi yang berkualitas, sebagai berikut :

  1. Janter pertama “Jangan Terlalu muda usia melahirkan” melalui pendewaan usia perkawinan yaitu usia ideal bagi laki-laki minimal 25 tahun dan usia wanita minimal 20 tahun, dengan usia ideal tersebut dan perbedaan minimal 5 tahun dapat mendinamisasi keluarga sakinah.
  2. Janter kedua “Jangan Terlalu rapat melahirkan” melalui program pengaturan kelahiran dengan jarak kelahiran 3 tahun sampai 5 tahun sehingga dengan jarak tersebut fungsi organ reproduksi telah sehat kembali sehingga dapat menanggung beban kehamilan lebih lanjut.
  3. Janter ketiga “Jangan Terlalu banyak melahirkan” yaitu dengan konsep keluarga kecil berkualitas yaitu 2 sampai 3 orang anak atau maksimal 3 kali persalinan. Dengan jumlah tersebut terjadi penyehatan dan aktifitas ibu rumah tangga yang prima dan kesempatan untuk peningkatan ekonomi dan ketahanan keluarga dapat terwujudkan.
  4. Janter keempat “Jangan Terlalu tua melahirkan” yaitu dengan konsep usia maksimum melahirkan 35 tahun karena pada usia tersebut organ tubuh sudah tidak kondusif untuk menanggung resiko kehamilan.

Perwujudan upaya-upaya tersebut dapat terencana dan berstruktur yaitu bagi yang memiliki pengendalian hawa nafsu coitus yang luar biasa dapat di lakukan dengan system pantang berkala atau system kalender berdasarkan siklus mestruasi wanita. Cara tersebut akan berhasil apabila siklus menstruasi wanita lebih normal atau sesuai dengan jadwal bulanan. Implikasi kegagalan system kalender pada kehamilan adalah tindakan aborsi dengan alternative pengurekkan dan operasi yang membawa kematian.

Ketidakmampuan keluarga dengan system kalender dapat di lakukan dengan penggunaan alat kontrasepsi lainnya. Misalnya alat kontrasepsi hormonal dan non hormonal untuk penundaan, pengaturan dan mengakhiri kelahiran.

  1. Peningkatan Ekonomi dan Ketahanan Keluarga
  1. Ekonomi Keluarga

Pembentukkan keluarga sakinah dengan perencanaan jumlah dan jarak yang ideal harus di dukung dengan aktifitas penunjang yaitu keterlibatan diri untuk mengurus peningkatan pendapatan keluarga misalnya melalui koperasi keluarga atau Usaha Peningkatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Pembentukan keluarga sakinah salah satu unsure penting adalah upaya pemenuhan kebutuhan sandang, pangan dan papan, dengan UPPKS aktifitas dan produktifitas keluarga meningkat dan hasilnya di salurkan atau di pasarkan sehingga pendapatan keluarga meningkat.

Dengan penerapan konsep 4 Janter ibu melahirkan memiliki kesempatan untuk menumbuhkembangkan UPPKS sehingga dapat terjalin hubungan antar dan inter keluarga yang harmonis.

  1. Ketahanan Keluarga

Dinamisasi keluarga sakinah adalah ketahanan keluarga melalui program Pendidikan Usia Dini atau Padu dan Bina Keluarga Balita (BKB) untuk memberdayakan keluarga dalam peningkatan pendapatan dan ketahanan keluarga.

Program BKB dapat di kelola dari rumah tangga, oleh dan untuk ibu rumah tangga untuk menumbuh kembangkan anak balita sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak secara wajar dan optimal.

Dengan penerapan konsep 4 Jenter ibu melahirkan, memiliki kesempatan untuk menumbuh kembangkan ketrampilan dan karakter anak melalui BKB bersama anggota keluarga lainnya sehingga dapat terjalin hubungan antar dan inter keluarga yang harmonis.



Minggu, 06 Juli 2008

Sabtu, 28 Juni 2008

mEmORian kETika inVeSt

kalo pic ini..... waktu baru pulang dari ngambil data / wawancara bersama warga. masih di area watubangga... tuh kami ber3 adalah gank maut dalam kampus,hehehee... hepu Lymbran pwaaaaa.... masih mau manis itu senyum!!! padahal senyum petaka, hehehehehe



nah... pic ini waktu investigasi wabah demam thypoid di kelurahan watubangga, kecamatan baruga. masih bertempat di sekitar wilayah kerja puskesmas lepo-lepo.....

waktu pulang invest neh!!!! n mo go to homeeeee......







yayan dan citra.... baru pulang dari mendata...!!!







uhhh...... gi ngumpulin questioner!!!!


wont go homeeeeeeeee


kegiatan anak2 F4 sebelum invest wabah. ada yang sok sibuk, ada yang ngakak, ada yang termenung... ada pula yang melongo doang,hehehehe...

pembunuhan berencana

OBAT JANTUNG MUTAKHIR ALA INVESTIGASI ANAK EPID

Dear my electric diary…

Ngomongin masalah investigasi wabah jadi bangkitin imaginasi bin memoriku yang hampir saja padam. Invest wabah yang memakan waktu hampir seminggu di sertai cuaca yang sama skale ga bersahabat!!!.... Hujan mewarnai investigasi kami kali ini.

Tapi…. Itulah serunya. Nilai seni dari investigasi yang kami lakukan.

o...iye.. sering nonton investigasi kasak-kasuk ga’??? spesial gosip selebritis gitu deh!!!.. nah, kalo sering nonton, ato paling ga’ pernah ngelihat tayangan itu, sebenarnya aksi investigasi kami ga jauh berbeda kok. Sayangnya, yang kami investigasi bukanlah seleb atau famous women/man, melainkan famous desease. Penyakit yang sedang mewabah di suatu daerah dan sering di anggap sebagai KLB (Kejadian Luar Biasa).

So, kegiatan kami tuh ga jauh berbeda ama para detektif, intel atao apalah namanya. Mencari fakta mengungkap kasus. Ciehhhhh… so deep bangetsss ya!!! Hehehehehehe…

Saat itu, kami (gue n anak-anak epidemiologi kesmas unhalu 2005) mendapat laporan dari dinas kesehatan setempat, bahwa terjadi ledakan penyakit dengan angka kesakitan yang terus menerus meningkat. Dan jiwa keDETEKTIFan kami berjalan mengintari Kecamatan Baruga dengan empat Kelurahan yang kami datangi.

Dengan hasil yang menakjubkan… angka kesakitan penyakit Demam Thypoid di wilayah kerja puskesmas lepo-lepo memang mengalami peningkatan yang signifikan. Investigasipun di mulai dengan 1001 kisah..

Ada yang di kira peminta sumbangan, orang gila, perampok, bahkan pasangan suami-istri. Bener-bener deh!!!!.... sekali lagi gue katakan, kalo kesemuanya itu adalah seni dan tentunya pengalaman berharga yang ga bisa di dapetin d bangku perkuliahan. Dimana investigasi ini merupakan aplikasi dari ilmu yang sudah kami serap di dalam kelas.

Bayangin aja ya... selama seminggu kita turun lapangan, cuaca sama skali ga menampakkan aura persahabatannya. Show must go-on, yang penting kita nemuin kasus yang bisa jadi bukti, kalau ternyata emang di wilayah itu terjadi ledakan penyakit Demam Thypoid. Dan berhasiLlllllll...

Eits, ga sampe di situ ajah, setelah perjalanan selama seminggu, kami di tuntut kreatif dalam menyelesaikan laporan perjalanan dengan beragam tantangan. Mulai dari dosennya yang kena syndrome bapres (kata lain dari bad mood), laporan di tolak sampe dosen pemegang mata kuliah ga respect ama kami lantaran ada data yang mengalami missing. Rapatpun segera di gelar dan benar saja, ada beberapa teman-teman yang ga ngisi lembar observasi yang mempengaruhi data setelah di input dengan menggunakan system SPSS. Hihihihihihi.... salah satunya dirikuwww!!! Owww... shit... untungnya gue ga di gantung ma anak-anak.

Ketika laporan mencapai akhir, dosen pengasuh mata kuliah memberi penguman dan menempelkannya di papan tulis kelas kerajaan epid. So, smua mata tertuju pada font Arial Black dengan ukuran selevel ama baliho dengan tinta hitamnya yang ngejrenggggg..

DI SAMPAIKAN KEPADA SELURUH MAHASISWA YANG PROGRAM MATA KULIAH INVESTIGASI WABAH, BAHWA HARI SELASA, 17 JUNI 2008, PUKUL 15.45 WITA AKAN DI ADAKAN UJIAN INVESTIGASI WABAH DALAM BENTUK LISAN + PASSWORD UNTUK MENGIKUTI UJIAN ADALAH LAPORAN PERJALANAN

Syooookkkkk….. ada yang ga nerima, ada yang pasrah aja nerima kenyataan dan adapula yang nyantai (that’s me). Coz sepengetahuan gue, yang kalao kita sendiri yang terjun lapangan, tentunya ngertiiiii dong, masalah apa saja yang terjadi di lapangan. Well, sabtu yang indah, tapi ternyata ga seindah cuaca/mood anak-anak epid. Ada yang ke perpustakaan daerah, wilayah, ada yang hunting materi lewat internet, dan ada pula yang senantiasa berdoa, biar ujian lisannya ga jadi,hehehehe.. dan itu…. AKU. Papan pengumuman yang menjadi saksi hidup kekesalan anak-anak jadi aksi anarkis anak-anak. Ada yang coret-coret papan yang ga bersalah itu (tertanda ga waras tuh,hehehe), ada pula yang sibuk membersihkan coretan di papan dan yang lebih anehnya, ada juga yang berusaha finding soulmate mengingat usia mereka 20 tahunan. Capeee deeee’…. Tapi kalo gue sendiri menjalankan kegiatan yang normal kok, yakni mencari tumpangan makan gratis,hahahaha….

Senin 18 juni 2008, setelah menjalani mata kuliah Epidemiologi Bencana dan Dampaknya atau yang lebih akrab di singkat Epid Musibah, tepatnya pukul 12.00 wita ketika kami hendak menunaikan ibadah sholat dhuhur (cerita di sensor 45 % karena ga smua anak2 pergi sholat dan sebagiannya lagi masih sibuk merehab laporan yang belum di edit), tau-tau ada penyampaian spektakuler dari ketua tingkat.. kalau ternyata laporannya itu perORANG dan bukannya hanya 1 doang. Gubrakssssssss…..

Tanpa basa-basi apalagi mpe nunggu waktu jadi basi, gue dan anak2 lainnya jadi kutu butu ntuk sementara waktu. Sibuk copy bahan ntuk laporan perorangan. Bayangin aja dooooong…. Membuat Laporan dalam 24 jam. Seee??? Spektakuler banget-kan??

Pulang rumah, tepatnya senin 18 juni 2008 pukul 16.00 WITA, gue mulai ngisi kampung tengah sebelum sibuk ngutak-atik bahan laporan. Kakiku mulai mengintari ruang kerja ayahku ntuk bercinta bersama sang kompie. Dan apa yang terjadi????? Kompieku tiba-tiba saja blank!!!!..... hatiku tak begitu ragu, karena masih ada laptop ibuku. Sambil menunggu ibu pulang arisan, aku memetik gitar di rangkaikan dengan lagu terbaru ala AFGAN yang super-duper mellowwwww....

“ mommmmm.... pinjam laptop dooong.. mo ngerjain tugas. Deadline pula!!!”

“aduh, kenapa ga bilang dari tadi????” kata ibuku.

“ya alloh.... pan baru pulang”...

“ANDA BELUM BERUNTUNG!!!”

“????”... “jangan bilang laptop di jual demi menghidupi suami dan anak2 mama”..serangku tanpa melihat ekspresi ibuku yang akan ngakak.

“idih, dasar mahasisksa” sahut ibuku membela diri. “laptop di bawa ayahmu ke Kolaka. Ada proyek di sana”...

Setetes embun membasahi jidatkuwww (dramatis oeyyyyyyyyy....), jantungku mencari darah agar jangan mengalir, tubuhkuw kaku, tapi otakku tak pernah kaku. Yupzzz tanteku... kebetulan tanteku baru ajah membeli laptop baru. Wah.... GSP (Gerakan Sayang Ponakan) mesti di galakkan. Dan benar saja, tanpa A,B.C.D..... langsung ajah laptop itu berada di tangankuw, tentu dengan perjuangan “rayuan pulau kelapa” hehehehe....

Ba’da sholat magrib jemari nan indahkuw mulai berceletak-celetuk dengan tuuts laptop yang lembut. Tiba-tiba.... pandanganku gelap... juga di segala penjuru rumahku. Owww shit!!!! “PLN BRENGSEK”.. erangku.... ternyata terjadi pemadaman lampu. Dan kali ini rumahkuw mendapat giliran mati lampu. Dan dengan nanarnya pandanganku tertuju pada laptop yang mengatakan “LOWBATTERY”... HIKS...HIKSSS...HIKSSS.....

Itulah bedanya manusia dan binatang, karena manusia di beri akal. Dan dengan akal itu pula aku memacu otak ntuk segera menstimulus rangsangan, dan pilihan ngendap di rumah pamankuw, adik ibuku jadi sasaran empuk. Karena di rumah tantekuw yang laptopnya ku pinjam itu, nasib listriknya sama dengan di rumahkuw.

Dewi malam mulai beradu dengan sepi, tapi laporanku baru BAB I yang selesei. Mana ibuku dah ngomel-ngomel karena jatah tidurnya ku sabotase dengan melarangnya mengunci rumah sebelum kepulangan bidadarinya ini,hehehehe...

Yang jelasnya tepat 02.00 wita, laporanku berangsung kelar. Dan pukul 06.00 bener-benar kelar….. horeeeee…. Dan aku nebeng di rumah temen ntuk ngeprintnya.

Terenggggggggggggg…… waktu menunjukkan pukul 15.45 WITA. Astagaaaaaa…. Seperti nunggu saat di padang masyar dehhh… pokoke smua peserta pembantaian invest jadi deg-deg-an…

Ketika sang dosen yang di nanti-nantikan memasuki ruangan, ruangan berubah menjadi ruangan es. Dingin dan beku….

Ngeri banget deh, karena pertanyaan si dosen itu bener-bener di luar dugaan. Ga masuk akal. Masa seh yang di tanyain itu harga mutlak. Angka yang di tanyain ke kita-kita itu adalah nilai yang dari sononya emang udah ada. Seperti, berapa jumlah penduduk kecamatan baruga? Berapa dalam per tahunnya ibu yang wafat? OmyGod, sementara data yang gituan, kami peroleh dari profil puskesmas setempat. Ya.. jelas dong cuman copy-paste doang!!!!

Alhamdulillah, pertanyaan yang di tujukan padaku ga menyiksa amat, karena pertanyaannya itu seputar apa yang udah gue perbuat.....

Tapi ga smua temen-temen bernasib sama denganku, makanya si dosen jadi bad mood n menurunkan kuasanya ntuk ngubah 10000% isi laporan. Capeeeekkkkk.... dan masih mau di tanya-tanya lagi. Dalam artian ujian ulang!!!!!

Ya...ya...ya.. itulah serangan jantung yang aku maksud...

The next serangan jantung yang di peroleh anak epid pada tanggal 24 juni 2008. tapiiiiiiiiiiiiiiii…… smuanya happy ending kok, karena dosen yang bersangkutan… good respon atas karya anak bangsa epid /\_=…

Alhamdulillah… kami di janjikan dengan nilai yang baik sesuai dengan kerja keras kami selama semingguan lebih!!!!

Thanks to ALLAH, tak ada yang bisa membolak-balikkan hati manusia kecuali diriMU.

KiLa5 BaLik Dunia Lepto5Piro5is

Pernah mendengar kata leptospirosis? Menurut loe pade, paan siy Leptospirosis itu? Apa jangan-jangan Leptospirosis itu adalah wabah yang nyerang para manusia modern yang lebih mempergunakan Laptop? Ato virus khusus bagi para maniak laptop???

Dah ah, dari pada nerka-nerka sendiri, mending simak ajah pembahasanya berikut ini ya… di jamin Halal 1000%,hehehehe…. Ga neko-neko apalagi pake teko,hohohoho…

KILAS BALIK DUNIA LEPTOSPIROSIS


…..Kisah klasik dunia Leptospirosis……..

* Pada zaman dahulu kala, tepatnya 1886, penyakit memang sudah ada. Namun saat itu etiologi(penyebab)nya belum jelas. Barulah 30 tahun kemudian, 2 peneliti dari Jepang menemukan etiologi yang tepat mengenai penyakit Leptospirosis.

* Awalnya, penyakit ini belum di lirik sebagai penyakit yang berbahaya oleh masyarakat. Karena saat itu, masyarakat lebih memikirkan atau lebih melirik penyakit menular lainnya seperti demam berdarah, malaria, dan kawan-kawannya. Nantilah pada tahun 2002, tepatnya setelah banjir besar yang melanda ibukota Jakarta dan sekitarnya, barulah penyakit ini mendapat lirikan dari masyarakat. Selain meresahkan masyarakat, penyakit ini dapat menyebabkan kematian yang lumayan besar.

* Sebelum tahun 2002, insidensi penyakit Leptospirosis sangat kecil dan pada tahun 2002 insidensinya meningkat, bahkan dengan cakupan angka funtastik, terlebih lagi setelah banjir di Jakarta. 8 dari 17 warga DKI Jakarta meninggal dunia karena terserang penyakit Leptospirosis (Kompas, 6 Maret 2002). Pasien di seluruh Jabodetabek mencapai 193 orang dengan 14 pasien meninggal selama Januari 2007 (Data dari Pusat Pengendalian Krisis Departemen Kesehatan).

* Penyakit ini disebut reemerging desease atau penyakit lama bersemi kembali.

* Ledakan banjir yang terjadi di Jakarta pada Maret 2002 silam, menorehkan kesan mendalam mengenai penyakit ini, dimana pada saat itu air sama sekali tidak mengalir ke sungai atau irigasi yang menampung aspirasi meluapnya air tersebut. Bisa di prediksikan mengapa hal itu terjadi???? Berdasarkan deskripsi singkat sang otak mengenai kota Jakarta, apakah di ibukota Negara ada lahan hijau? Atau daerah resapan air yang dapat menampung aspirasi hujan atau luapan air??? No Way!!! Sama skali ga ada!!.. so, ga heran deh… kenapa kalo ujan setetes ajah bisa mengakibatkan kebanjiran yang lumayan dahsyat!!!... hal itu di perparah lagi dengan pembangunan yang TIDAK ramah lingkungan, pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan, sehingga menyebabkan degradasi lingkungan dan final answerenya terjadi kerusakan lingkungan di sertai kesehatan lingkungan yang amat-sangat-BURUK-banget-sekali.

Dari deskripsi singkat di atas, maka penulis mengambil kesimpulan…. Bahwa Leptospirosis adalah penyakit berbasis lingkungan.

.... Definisi....

Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang di sebabkan oleh bakteri Leptospira Interogans yang ditularkan melalui hewan pengerat terutama oleh tikus.

ZOONOSIS adalah penyakit pada binatang yang di tularkan ke manusia, seperti Antrax, pes, rabies, Toxoplasmolisis, termasuk Leptospirosis. Meskipun demikian, penyakit ini tetap berbahaya sebagaimana penyakit yang menyerang manusia, terutama daerah-daerah vital seperti jantung, ginjal, hati, lambung, dll.



/\_/\ Gejala Leptospirosis /\_=

Di musim hujan, terutama pasca banjir, adanya gejala demam, sakit kepala, menggigil, lemah, muntah, disertai nyeri otot terutama di bagian betis, perlu di waspadai kemungkinan terjangkitnya penyakit Leptospirosis.

[ Perlu di ketahui, bahwa gejala yang tampak di atas, memiliki gejala yang sama dengan penyakit menular lainnya, seperti malaria, meningitis, flu dan demam berdarah dan hal inilah yang menyebabkan keterlambatan pengobatan dan misdiagnosis.

[ Banyaknya petugas kesehatan yang kurang tanggap bahkan tidak mengetahui gejala klinis dari penyakit ini, sehingga banyaknya korban yang meninggal dunia akibat kesalahan diagnosis dan kesalahan pengobatan. Akibat kemiripan gejala penyakit ini. So, waspadalah!!!!

Penyakit Leptospirosis masih menjadi permasalahan penyakit kesehatan masyarakat terutama di negara tropis dan subtropis negara berkembang.

Berbicara mengenai negara berkembang, Indonesia salah satu negara yang berkembang dan berada pada garis khatulistiwa yang berkiblatkan pada daerah tropis, dengan ciri khas memiliki curah hujan yang cukup tinggi.

Seperti pembahasan yang sebelumnya, bahwasanya negara yang berkembang mempunyai ciri pembangunan yang sebesar-besarnya, sayangnya pembangunan di sini merupakan pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan sehingga menyebabkan degradasi lingkungan yang berakhir pada rusaknya kesehatan lingkungan.

Kesehatan lingkungan yang tidak baik terkait oleh masalah sampah, dimana dengan sampah yang berserakan dimana-mana, ketika musim hujan telah menampakkan diri, maka akibat dari sampah-sampah itu yang sering menyumbat irigasi tempat mengalirnya air ke sungai. Bahkan mencemari sungai yang sering di pergunakan sebagai air konsumsi masyarakat.

Back ke masalah hujan... perlu di ketahui, bahwa hujan dapat membawa kotoran ke berbagai tempat, sehingga ketika kuman urine tkus terbawa air musim hujan bisa tergenang di mana-mana dan terkontaminasi ke tubuh manusia.

......... Etiologi (penyebab) Leptospirosis .........

Etiologi dari penyakit ini adalah Bakteri patogen spesies Leptospira interogans. Leptospira Interrogans di bagi lagi menjadi berbagai serovian. 200 serovian telah di ketahui dan semuanya terbagi dalam 23 kelompok. Selain itu, Leptospira menginfeksi 160 spesies mamalia, diantaranya sebagai reservoir penyakit ini.


*Reservoir (sumber penularan)*

Hewan pengerat..... si nying-nying (tikus) dan hewan peliharaan seperti sapi, kambing, burung, domba, anjing, kucing, dan insektivora.

=_= EpiDemioLogi =_=

untuk melihat bagaimana penyakit ini dari kacamata epidemiologinya, maka perlu di ketahui bagaimana distribusi Orang, Tempat dan Waktu dari penyakit ini.

ORANG…

Untuk kategori orang, mereka yang beresiko terpapar bakteri leptospira adalah mereka yang bekerja di sector petani, peternak, pekerja tebu, dokter hewan…. Mereka-mereka itu jika di lihat dari segi profesinya. Jika berdasarkan jenis kelamin, laki-laki mempunyai resiko yang tinggi terpapar bakteri leptospira ini. Selain itu, penyakit ini dapat terjadi pada orang-orang yang terpajan dengan sungai, atau danau yang airnya tercemar denga urine binatang terinfeksi bakteri leptospira.

Waktu…..

Pada musim hujan…. Eitsss…. Ga selamanya loh musim hujan mempunyai insidensi tinggi untuk penyakit Leptospirosis, tergantung pada genangan air yang bakal terbentuk jika terjadi hujan. Itupun juga kalau terjadi banjir dengan hasil banjir yang memukau. Meskipun ga musim hujan juga, kalau tetep masih ada juga genangan air yang tercemar bakteri leptospira yang berasal dari urin si nying-nying (tikus), yakin dan percaya deh… bakal terinfeksi penyakit Leptospirosis.

Tempat

Tempat-tempat yang beresiko terpapar bakteri leptospira adalah daerah persawahan, daerah rawa, lahan gambut, dan daerah kumuh.

So….. waspada ya… pada tempat-tempat tersebut!!!

*_* Transmisi Penularan *_*

Kontak dengan bahan yang tercemar urine hewan yang menderita leptospirosis melalui :

  1. selaput lendir
  2. kulit yang luka dan terendam di air yang terkontaminasi bakteri leptospira
  3. saluran pencernaan

UPAYA PENCEGAHAN

    • hygiene personal
    • pemakaian APD (alat pelindung diri)
    • Sanitas lingkungan
    • Rodent control
    • Vaksinasi hewan
    • Memelihara hewan yang sehat.

Fiuhhhhhhhhhhhhh............ demikianlah ending dari Kilas Balik Dunia Leptospirosis....

Moga bermanfaat bagi kita smua... bagi kita semua yang memperhatikan masalah kualitas lingkungan...

Salam Lestari!!!!! /\_=....

Minggu, 15 Juni 2008

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh!!!

Beughhh… resmi amat yah? Kek mo pidato kenegaraan ajah!!!,,hehehehe…..

Alhamdulillahirrabbil alamin, puji syukur senantiasa tercurahkan kepadaNYA karena telah memberikan rahmat dan nikmatNYA yang begitu besar. Nikmat yang tak pernah terlukiskan dengan kata-kata, nikmat yang begitu sempurna dan tak ada yang dapat memberi nikmat seindah ini selain Dia. Nikmat apa lagi coba, kalo bukan nikmat iman, islam, kesehatan serta kesempatan. Kesempatan buat kamu-kamu yang masih di beri oksigen gratis menikmati dan mplototin tulisan ini, serta nikmat kesehatan yang ama-sangat-mahal harganya.

Hm…. Nyentil masalah kesehatan, aku mo bagi ilmu neh!!! Gratis pula!!! Tanpa perlu susah-susah nyari tiket ato-pun dengan harga yang super-duper woooooowwwww….

Sepengetahuan temen-temen sekalian, apa seh yang kalian ketahui tentang penyakit? Trus jenis penyakit itu seperti apa dan bagaimana?

Simak yuuuuuuuuk!!!

PENYAKIT….

B Setiap gangguan terhadap fungsi dan struktur tubuh.

B Sebagai pola respon yang di berikan oleh organisme hidup terhadap beberapa bentuk invasi benda asing atau terhadap cedera, yang mengakibatkan berubahnya fungsi normal organisme tersebut.

B Merupakan suatu kegagalan mekanisme tubuh organisme untuk bereaksi terhadap invasi benda asing sehingga mengakibatkan gangguan pada fungsi atau struktur di beberapa bagia organisme tubuh.

Nah… penyakit ini terbagi atas dua jenis, yakni penyakit menular dan penyakit tidak menular. Yang mana kedua jenis penyakit ini tentunya meresahkan masyarakat luas.

Untuk mendapatkan informasi lebih jauh, maka di perlukan pendekatan epidemiologi. Yakni suatu pengkajian ilmu mengenai distribusi, frekuensi, determinan serta factor resiko dari suatu penyakit.

Well, untuk part 1, kita kupas abis mengenai penyakit menular, yuk!!! Serta mengkaji lebih dalam aspek yang terkait di dalamnya dan tentunya menggunakan kacamata epidemiologinya.


EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR

Sejarah penyakit menular

  • Penyakit = gangguan makhluk halus
  • Hipocrates (460-377 SM)

Timbulnya penyakit di sebabkan oleh pengaruh lingkungan (air, udara, tanah, dan cuaca). Namun teori ini terbantahkan 250 tahun kemudian.

· Dr. John Snow (1813-1858)

Melakukan pendekatan epidemiologi pada kasus (epidemi) penyakit kolera.

....Hingga saat ini penyakit menular masih menjadi pembunuh no 1 di negara berkembang....

PENTING!!!!!!!

“Pendekatan epidemiologi dalam pencegahan penyakit menular”

Penyakit menular

Adalah penyakit yang di sebabkan oleh transmisi suatu agent infeksius tertentu atau produk-produk toksisnya, dari manusia atau hewan yang terinfeksi ke host yang rentan, baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Spectrum Penyakit Menular

Manifestasi klinik sebagai hasil proses penyakit pada individu, mulai dari gejala klinik yang tidak tampak sampai pada keadaan yang berat di sertai komplikasi.

Þ Berat rintangannya di lihat dari dua segi :

1. segi perorangan

insidens rendah tetapi CFR (case fatality rate) tinggi. Misalnya Rabies, merupakan penyakit yang berat secara perorangan.

2. segi masyarakat

insiden yang tinggi tetapi tidak berat. Seperti contoh kasus diare. Di ketahui bahwa diare merupakan penyakit yang memberikan keadaan serius sehingga menjadi masalah kesehatan masyarakat, peningkatan kematian populasi merupakan penyakit yang berat secara masyarakat.

MANIFESTASI KLINIK PENYAKIT MENULAR DI BAGI MENJADI 3 KELOMPOK

  1. Kelompok I

[ Banyak penderita terselubung (penderita tanpa gejala atau hanya gejala ringan)

[ Mempunyai tingkat patogenitas yang rendah

[ Fenomena gunung es.

Contohnya : Hepatitis A pada anak.

  1. Kelompok II

- Sedikit penderita terselubung

- Sebagian besar penderita tanpak secara klinis

- Mudah diagnosis, sebagian kecil yang berat akan berakhir dengan kematian.

Contohnya : Campak, cacar air.

  1. Kelompok III

o Penyakit yang prosesnya berakhir dengan kelainan dan kematian

o Gejala klinis berat

o CFR tinggi

Contohnya : Rabies, tetanus bayi.

Pastinya ada beberapa kalimat atau kata yang ga di mengerti temen-temen sekalian.. dont worry be happy, bakal di ulas kembali kok!!!,hehehehehe....

INFEKSI TERSELUBUNG

Apa siy yang ada di benak kalian mengenai infeksi terselubung? Woahhhhh.... pasti banyak definisi yang terlahir dari pemikiran kalian.

Infeksi terselubung itu..........!!!!!!!!

  1. adalah kejadian suatu penyakit yang secara klinis tidak nampak jelas
  2. di butuhkan pengamatan survei epidemiologi
  3. berguna untuk pelaksanaan program dan pengobatan
  4. mencegah penularan penyakit semakin meluas
  5. memutuskan mata rantai.

Yang perlu di Ingat tapi ga di hapal!!!!



Horizontal Scroll: Virulensi  Daya rusak kuat. Daya rusak terhapa apa? Ya. Terhadap tubuh manusia doooooong!!! Masa terhadap tubuh kuntilanak? Hehehehehe..  Patogenitas Daya tular suatu penyakit.


Contoh….

Lepra : ~ virulensi tinggi

~ patogenitas rendah

TB : ~ virulensi rendah

~ patogenitasnya tinggi

Nah….. ini yang paling penting, setelah membahas panjang x lebar + 2.panjang dan lebar mengenai penyakit dan hal-hal yang berkaitan dengan penyakit itu sendiri, memunculkan pertanyaan dasar di permukaan logika kita. Sebenarnya, apa siy yang menyebabkan penyakit itu bisa ada? Kenapa gitu loh?? Whats up bibeh? Huahahaha…..

Simak ajah yuk!!!!

PENYEBAB PENYAKIT

Adalah proses perjalanan penyakit menular dalam masyarakat.

Ada beberapa factor yang memegang peranan, antara lain :

a. Adanya factor penyebab atau agent

b. Adanya sumber penular (hewan, manusia, air, dll)

c. Adanya penularan

d. Adanya host yang rentan.

*Unsur penyebab penyakit terdiri dari :

- kelompok arthopoda

- kelompok cacing

- kelompok protozoa

- kelompok jamur

- kelompok bakteri

- kelompok virus

Masing-masing kelompok ini mempunyai cirri spesifikasi penyakit yang sering terjadi dalam penyakit menular.

¥ Model pendekatan epidemiologi yang popular terhadap penularan penyakit, yaitu model pendekatan yang menggambarkan interaksi antara agent-host-enviroment serta cara penularannya.

Proses Penularan Penyakit

a. sumber penularan dapat berasal dari penderita, pembawa kuman (reservoir), binatang sakit, tumbuhan atau benda mati.

b. cara penularan, kontak langsung dan tidak langsung

c. keadaan host

Host yang rentan adalah host yang tidak mempunyai daya tangkal terhadap agent tertentu karena di pengaruhi oleh beberapa factor. Antara lain : status gizi, keturunan, imunitas dan factor resiko lainnya.

¯ Cara keluar dari sumber dan masuk ke tubuh host, melalui :

~ mukosa

~ saluran pencernaan

~ saluran pernapasan

~ gigitan, suntikan, luka

~ plasenta

Folded Corner: Pada umumnya, gangguan-gangguan penyakit di sebabkan oleh 2 golongan.        -  golongan hidup -  golongan mati Ada yang menyerang rohani maupun jasmani, atau kedua-duanya.


Secara umum penyakit disebabkan oleh :

  1. masuknya hawa penyakit ke dalam tubuh, lazimnya di sebut infeksi
  2. salah dalam mengatur makanan
  3. umumnya gangguan pertumbuhan, khususnya sel-sel yang tumbuh dengan luar biasa cepat yang di sebut tumor.
  4. kecanduan ato candu
  5. cacat bawaan
  6. penyempitan pembuluh darah dan gangguan faal tubuh lainnya
  7. semakin tua dan jenis kelamin.

Selain itu ada juga yang di sebut pradisposisi, yakni factor pada tubuh yang menyebabkan tubuh mudah terserang penyakt. Misalnya keturunan, umur, jeniss kelamin, bentuk perawakan, kebiasaan.

Flowchart: Alternate Process: Keadaan Host 1. keadaan umum 2. kekebalan 3. status gizi 4. keturunanFlowchart: Alternate Process: Sumber Penularan 1.  penderita 2.  pembawa kuman 3.  binatang sakit 4.  tumbuhan bendaPROSES PENULARAN PENYAKIT

Cara penularan

1. kontak-langsung

2. udara

3. makanan n minuman

4. vektor

SIFAT UNSUR PENYEBAB (ANGENT, VIRUS, KUMAN)

Sebagai makhluk hidup berusaha untuk mempertahankan diri untuk tetap hidup dimana ia berada, mengembangkan keturunannya.

SIFAT KARAKTERISTIK UNSUR PENYEBAB

J morfologi / bentuk, contohnya, nyamuk albopictus (nyamuk special yg tinggal di hutan), bentuknya berbeda dari nyamuk yang lainnya.

J Sifat kimiawi perubahan antigenic

J Kebutuhan akan pertumbuhan (suhu, makanan, dll)

J Kesanggupan hidup di luar tubuh pejamu/host (air, tanah, udara). Contohnya : diare, diare bisa hidup di dalam tubuh manusia, tetapi bisa juga bertahan hidup di luar tubuh manusia, seeprti di air, tinja manusia, dll

J Kesanggupan hidup dalam berbagai keadaan suhu, keadaan macam penjamu ( binatang, manusia). Contohnya, virus HIV AIDS

J Kesanggupan menghasilkan toksin

J Kesanggupan resisten terhadap “antibiotic” berbagai “zat kimia”

INTERAKSI PENYEBAB DAN PENJAMU

Penyakit dapat menular terjadi sebagai akibat dari adanya interaksi agent, proses transmisi dan host (pejamu).

PROSES TERJADINYA PENYAKITText Box: PEMAPARAN TERHADAP BAKTERIText Box: INVASI JARINGANText Box: MEKANISME SAKITText Box: FAKTOR RESIKO

INFEKSI

SAKIT

PEJAMUYANG RENTAN

Right Arrow Callout: GENETIK MALNUTRISI SANITASI PERUMAHAN KEMISKINAN


HOST (PEJAMU)

Di definisikan sebagai orang atau binatang yang memberikan tempat yang cocok bagi suatu agent yang infeksius, untuk tumbuh dan berkembang dalam kondisi yang alamiah.

CARA MASUK KE HOST :

Melalui kulit, membrane mukosa, saluran pernapasan dan saluran pencernaan.

HOST

  • Reaksi dari host terhadap adanya agent infeksi itu amat bervariasi di pengaruhi oleh interaksi antara host, agent dan factor transmisi
  • Mulai dari tidak ada gejala hingga gejala berat
  • Periode inkubasi
  • Derajat kekebalan/resistensi host

AGENT INFEKSIUS

* Infeksi adalah masuk dan berkembangnya sebuah agent yang infeksius di dalam host.

* Beberapa infeksi tidak menghasilkan penyakit secara klinik. Di tentukan oleh faktor-faktor :

A. PATOGENESIS AGENT

-- Adalah kemampuannya dalam menghasilkan penyakit

-- Dapat di ukur berdasarkan rasio dari jumlah orang-orang menderita penyakit klinik terhadap jumlah orang yang terpapar terhadap infeksi

B. VIRULENSI

-- Adalah ukuran tentang tingkat keganasan penyakit

-- Bervariasi dari rendah hngga sangat tinggi virus yang di lemahkan virulensinya lemah (misal : polio).

C. INFEKTIFITAS

-- Kemampuan unsur penyebab (agent) untuk masuk dan berkembang biak dan memproduksi infeksi dalam host.

-- Dosis infektif : adalah jumlah yang di butuhkan untuk menimbulkan infeksi

-- Habitat alamiah dari sebuah agent di sebut reservoir

D. TRANSMISI

-- Merupakan penyebaran dari sebuah agent infeksius melalui lingkungan atau manusia yang lainnya.

TRANSMISI LANGSUNG:

  • sentuhan atau rabaan
  • Ciuman, bersin
  • Hubungan kelamin
  • Menyusui
  • Plasenta
  • Transfusi darah

TRANSMISI TIDAK LANGSUNG :

  • Melalui perantara (makanan, minuman, handuk, dll).
  • Vektor (binatang atau serangga)
  • Melalui parenteral (jarum suntik yang terkontaminasi)

LINGKUNGAN

Memegang penting dalam penyebaran penyakit. Contohnya : sanitasi, polusi, kualitas air, temperatur, kepadatan penduduk, kepadatan hunian.

MEKANISME PATOGENESIS











PENYEBAB PENYAKIT MASUK TUBUH HOST






Tidak terjadi proses patogenesis

Terjadi proses patogenesis tetapi tidak menimbulkan gejala klinis

EFEK PATOGEN YANG DI HASILKAN TERJADI KARENA BERBAGAI MEKANISME TERTENTU, ANTARA LAIN :

  1. Invasi Jaringan Secara langsung

Sebagian besar unsur penyebaran menimbulkan penyakit melalui mekanisme invansi langsung ke jaringan. Terrmasuk kelompok ini : Amuba, Giardiasis, Suta, Jenis cacing Nematoda, Cestoda. Juga beberapa jenis infeksi meningitis, Pharingitis dan saluran pencernaan, Rabies (virus selaput otak).

  1. Produksi Toksin

Karena mekanisme produksi toksin. Misal : Tetanus, Dipteri, Infeksi E. Coli, Staphilococus.

  1. Rangsangan Imunologis

Misal TBC, DBD

  1. Infeksi Yang Mentap ( infeksi Laten)

Misalnya Malaria, Influenza, Infeksi Staphilococus, Salmonella Thypi

SUMBER PENULARAN :

* Manusia

* Binatang

* Lingkungan

* Benda lain


Hufffffffffffff........ akhirnya selesei juga...... so, temen-temen sekalian udah bisa berupaya sedini mungkin ntuk mendeteksi gejala sebaran penyakit menular yang meresahkan masyarakat!!!....

Met MemBaCa...

SPECIAL THANKS TO...

2 idola spesial yang mempengaruhi pemikiranku untuk terus berjuang memberantas penyakit yang meresahkan masyarakat n go to Indonesia sehat selama-lamanya!!!!!...

They are….

Asrun Salam, SKM., M. Kes

Hariati Lestari, SKM., M. Kes…

Makasih banyak…… atas waktunya mendidik manusia langka selevel aku, sehingga menumbuhkan kesadaran dalam diri saya pribadi… ntuk…. Melawan segenap hati kecilku yang alergi terhadap bakteri, virus, kuman dan kawan-kawannya, untuk bersahabat kepada makhluk2 menjijeykan itu.. tentunya bukan untuk menambah angka keresahan masyarakat, melainkan.. ,membantu menyingkirkan mereka dengan cara yang bermoral dan beretika… hehehehe…. Wong mereka juga makhluk ALLAH!!!!.......