Jumat, 28 Maret 2008

mY LOVE

Assalam-o-alaikum..

Hiksss…hikss…hiksss…. Gue sedehhhhhhhhhhhhhhh…. Patah hatiiiiiiiiiiiiiiiii…. Sakiiiiiiiiiiiiiit hatiiiiiiiiii… hatiiiiiii-hatiiiiiiiiiiiiii… hehehehehe……

This blog, special to my love yang lagi terbaring koma di rumah sakit “khusus” computer.

Dia yang selalu menemaniku di kala ku sedih dan mencurahkan kekesalanku padanya.. tapi anehnya, dia menerima begitu tulus nan ikhlas kekejamanku itu. Yupzz.. pacar yang baik memang..

Dia selalu ada di saat-saat aku membutuhkan bantuannya menyelesaikan tugas-tugas kenegaraannku, sampe dia ga rela kalau aku bermutasi jadi kertas lantaran banyaknya tuh tugas, mpe ga bisa di bedain yang mana gue dan yg mana kertas.. (keterlaluan!!! Ini buat yg matanya bisulan!!).

Dia yang selalu menemaniku di tengah malam nan syahdu (tenang..tenang…),tentunya ntuk mengutak-atik dunia maya tanpa sepengetahuan orang rumah (hehehe.. sowwie momi.. anakmu ini memang genius!!)

Dia juga yang selalu menginspirasiku tuk terus berkarya di dunia tulis menulis (mulai nulis alphabets mpe nulis mahakarya yang layak di persembahkan dan menjadi konsumsi public), serta menjadi inspiratorku ntuk mencoba tren terbaru seputar windows, linux, dan kawan-kawannya…

Dia yang selalu menyenangkanku dan menyuguhkanku lagu-lagu terbaru abad ini. Mulai lagu dangdut mpe India,yang pokok yang terbaru dehhh!!! Hehehehe…

Sekarang…..?????

Dia terbaring kaku, lemah, letih, lesu di pusat rehabilitas khusus yg menangani service computer. Arrrggghhhh…. Pacarku (red.. kompie) rusak!!! Dan segalanya begitu muram bagiku!!!...

Mesti bolak-balik ke rental yang tentunya memakan biaya juga tenaga. Tenaga? Pasti itu pertanyaan lu pade-kan? Yupzzz…. Karena gue ga mau, tugas gue di ketik ama orang laen yang ga paham ama materi yang tertera di otak gue. Yang ada malah tugas gue makin amburadul!!!!

Mesti keluar-masuk warnet… hikss… hikss… hikss… menyedihkan deh…

Harapan gue…

Kompie… lu cepet sembuh yah!!! Biar nemenin keseharian gue lage. Sumpah deh!!! Gue kangen setengah mampus ama lu!!!!... Kamar yang selalu kita pake dugem, mpe kakek-nenek gue ga betah hidup di rumah gue,hohohoho… juga sama rindunya kek gue. Tumpukan kertas yang berserakan + tertempel rapi bak cicak di dinding, juga kangen setengah gila ama lu!!!

Sekarang suasana kamar lu jadi sepi, kompie!! Selain itu makin rapi karena dah sebulan ini kita ga pernah kerjasama lageee.. Sekarang gue selingkuh dulu yah!!! Nyari-nyari kompie yang sehebat lu, yang bisa mendatangkan sejuta inspirasi buat kehidupan sehari-sehari gue selain sandang, pangan dan papan.

Im Promise, gue ga bakal selingkuh lagi deh dengan flash lain dan memasukkan tanpa izinmu ke dirimu (hohoho.. gitu dehhh kalo gi sedih,jadi ga nyambung). Gue tetep jalan ama flash pribadi gue. Demi lu, gue rela jadi gadis galak yang melarang sahabat-sahabatnya nyulik data ke diri lu!! Tapi kalo gue di benci ama sahabat2 gue, lu gue ganti!!! Pake Pentium 11,hehehehe….

Cepet sembuh yah my sweety… smua isi kamar lu, pada nungguin kesembuhan lu!! Termasuk gue, cewek setengah cantik ini juga udah gatel tangannya pengen menyelesaikan beberapa agenda deadline!!!!... Pokoknya lu, yang gue harapin!!!! Gue ga bakal berpindah ke lain hati, yakni lappie (laptop)nya momi. Gue tetep nungguin lu!!!! Kecuali para ahli bedah computer menyatakan lu dah MATI total, baru dehhh gue poligami ke lappienya mommi, hohohohoho…….

CEPET SEMBUH MY LOVE…………………………………

Demikianlah jeritan hatiku yang sedikit terluka, hohohoho…. Maaf, kalau blog-nya rada aneh!!!!!

RENUNGAN BUAT KAULA MUDA

Kemaren saya seharian ngendap di warnet. Ga tau mo nyari apa. Kebetulan ada teman yang minta di antar ke warnet. Takut di culik katanya,,hehehhe.... So, saya mengantarnya. Teman saya itu sibuk mencari tugas. Saya tidak mau mengganggunya, mesti telah ku tawarkan jasaku untuk membantu mencarikan tugasnya.

Dari pada bengong ngeliatin dia hunting tugas, jadinya saya nyewa 1 KBU juga, masih bingung dengan apa yang hendak saya cari. Akhirnya saya buka-buka situs yg saya tau. Dan entahlah, sampai mataku benar-benar fokus menatap monitor kompie yang menceritakan kisah hidup seorang opa.

Dan kisahnya itu saya jadikan sebagai pegangan hidup alias salah satu filsafah hidup saya. Begini kisahnya :

Kata opa ; Sejak masa muda saya menghabiskan waktu saya untuk terus mencari usaha yang baik untuk keluarga saya, khususnya untuk anak-anak yang sangat saya cintai. Sampai akhirnya saya mencapai puncaknya dimana kami bisa tinggal dirumah yang sangat besar dengan segala fasilitas yang sangat bagus. Demikian pula dengan anak-anak saya, mereka semua berhasil sekolah sampai keluar negeri dengan biaya yang tidak pernah saya batasi. Akhirnya mereka semua berhasil dalam sekolah juga dalam usahanya dan juga dalam berkeluarga.

Tibalah dimana kami sebagai orangtua merasa sudah saatnya pensiun dan menuai hasil panen kami. Tiba-tiba istri tercinta saya yang selalu setia menemani saya dari sejak saya memulai kehidupan ini meninggal dunia karena sakit yang sangat mendadak. Lalu sejak kematian istri saya tinggallah saya hanya dengan para pembantu kami karena anak-anak kami semua tidak ada yg mau menemani saya karena mereka sudah mempunyai rumah yang juga besar. Hidup saya rasanya hilang, tiada lagi orang yang mau menemani saya setiap saat saya memerlukan nya.

Tidak sebulan sekali anak-anak mau menjenguk saya ataupun memberi kabar melalui telepon. Lalu tiba-tiba anak sulung saya datang dan mengatakan kalau dia akan menjual rumah karena selain tidak effisien juga toh saya dapat ikut tinggal dengannya. Dengan hati yang berbunga saya menyetujuinya karena toh saya juga tidak memerlukan rumah besar lagi tapi tanpa ada orang-orang yang saya kasihi di dalamnya. Setelah itu saya ikut dengan anak saya yang sulung. Tapi apa yang saya dapatkan ? setiap hari mereka sibuk sendiri-sendiri dan kalaupun mereka ada di rumah tak pernah sekalipun mereka mau menyapa saya. Semua keperluan saya pembantu yang memberi. Untunglah saya selalu hidup teratur dari muda maka meskipun sudah tua saya tidak pernah sakit2an.

Lalu saya tinggal dirumah anak saya yang lain. Saya berharap kalau saya akan mendapatkan sukacita di dalamnya, tapi rupanya tidak. Yang lebih menyakitkan semua alat-alat untuk saya pakai mereka ganti, mereka menyediakan semua peralatan dari kayu dengan alasan untuk keselamatan saya tapi sebetulnya mereka sayang dan takut kalau saya memecahkan alat-alat
mereka yang mahal-mahal itu. Setiap hari saya makan dan minum dari alat-alat kayu atau plastik yang sama dengan yang mereka sediakan untuk para pembantu dan anjing mereka. Setiap hari saya makan dan minum sambil mengucurkan airmata dan bertanya dimanak ah hati nurani mereka?

Akhirnya saya tinggal dengan anak saya yang terkecil, anak yang dulu sangat saya kasihi melebihi yang lain karena dia dulu adalah seorang anak yang sangat memberikan kesukacitaan pada kami semua. Tapi apa yang saya dapatkan? Setelah beberapa lama saya tinggal disana akhirnya anak saya dan istrinya mendatangi saya lalu mengatakan bahwa mereka akan mengirim saya untuk tinggal di panti jompo dengan alasan supaya saya punya teman untuk berkumpul dan juga mereka berjanji akan selalu mengunjungi saya.

Sekarang sudah 2 tahun saya disini tapi tidak sekalipun dari mereka yang datang untuk mengunjungi saya apalagi membawakan makanan kesukaan saya. Hilanglah semua harapan saya tentang anak-anak yang saya besarkan dengan segala kasih sayang dan kucuran keringat. Saya bertanya-tanya mengapa kehidupan hari tua saya demikian menyedihkan padahal saya bukanlah orangtua yang menyusahkan, semua harta saya mereka ambil. Saya hanya minta sedikit perhatian dari mereka tapi mereka sibuk dengan diri sendiri.

Kadang saya menyesali diri mengapa saya bisa mendapatkan anak-anak yang demikian buruk. Masih untung disini saya punya teman-teman dan juga kunjungan dari sahabat-sahabat yang mengasihi saya tapi tetap saya merindukan anak-anak saya.

Sumpah, saya nangis waktu baca kisah opa itu. Bisa di bayangkan betapa buruknya rupaku ketika pipiku bermolase dengan linangan air mata. Tak peduli dengan keadaan warnet yang rame. Sampai saya menyadari, bahwa teman2 saya sudah mengepung KBU yang saya sewa dan turut membaca artikel yang membuat saya nangis.

Saya jadi ingat nenek di kampung. Jujur, saya tidak suka dengan nenek saya itu. Bukan karena apa2nya, tapi beliau selalu menginginkan saya seperti apa yang beliau kehendaki. Mulai dari perawatan kini-kitu, sampai hal-hal yang kadang tidak masuk dalam akal sehatku. Saya menyadari, pastinya semua arahan beliau kelak bermanfaat untuk saya. Apalagi saya seorang “wanita”.

Sejak membaca artikel itu, perlahan saya mengubah sikap yang “cool” pada nenek-kakekku. Saya makin memperhatikan mereka, bahkan saya rela di pasung kalo keras kepala ga mau nurutin nasehat nenek. Tapi nasehat yang baik loh!!!!! Saya ga mau nenek-kakekku jadi terlantar karena kesibukkan anak-anaknya. Ok, anaknya boleh sibuk karena mencari nafkah untuk cucu-cucu kakek-nenek. Tapi mestikah seorang cucu turut tidak memperhatikan nenek-kakeknya? Padahal kalau ga ada kakek-nenek, apa saya terlahir sebagai wanita di muka bumi ini? Ya, rabb.. ampuni saya selama ini... selalu cuek pada kakek-nenekku.

Anyway, waktu saya kecil dulu.. saya dekat kok sama kakek-nenek. Perubahan sikap saya terjadi, ketika saya mulai beranjak dewasa. Gitu dehhh mau mencoba mandiri secara amatiran!!!! Hehehhee... Tapi saya tidak menyadari kalau semua nasehat, peraturan-peraturan bahkan tips-tips kehidupan bukti kasih sayang mereka. Saya baru nyadar, ketika bener2 sudah memasuki usia rmaja~dewasa. Fase yang amat sulit bagi yang tidak memiliki benteng pertahanan..

Ok, back ke masalah “opa” tadi. Hmmm segitu tega-nya-kah anak2 opa? Sampe mengirim orang tua mereka ke panti jompo dengan alasan yang tidak masuk akal? Naudzubillah min dzalik. Padahal hampir seluruh kehidupan opa, tercurahkan hanya untuk mereka.

Sampai hatikah kita membiarkan para orangtua kesepian dan menyesali hidupnya hanya karena semua kesibukan hidup kita. Bukankah suatu haripun kita akan sama dengan mereka, tua dan kesepian ?